29.7 C
Jakarta
19 April 2024, 19:01 PM WIB

Bukan Nakut-nakutin, Lho Ya…Varian XBB Picu Lonjakan Covid-19 di Singapura hingga 2 Kali Lipat

KASUS Covid-19 dunia sudah menurun, di titik terendah belakangan ini. Termasuk di Bali.  Namun sejatinya belum sepenuhnya sudah selesai.

Seperti dilansir jawapos.com, Kamis (20/10/2022), kasus Covid-19 di Singapura tiba-tiba melonjak lagi akibat munculnya subvarian Omicron bernama XBB. Lonjakan kasus bahkan mencapai 2 kali lipat.

Pada Selasa (18/10/2022), ada lebih dari 11.934 kasus baru Covid-19 di Singapura. Angka itu lebih dari dua kali lipat dibanding Senin (17/10) yakni 5.196 kasus baru.

Ada 661 pasien Covid-19 yang saat ini dirawat di rumah sakit, naik dari 490 pasien dari seminggu yang lalu. Dari jumlah tersebut, 58 pasien membutuhkan suplementasi oksigen dan 14 berada di Unit Perawatan Intensif.

Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung, mengatakan bahwa jumlah Covid-19 terbaru tidak jauh lebih tinggi dari seminggu yang lalu. Pihaknya akan terus memantau gelombang epidemi dengan cermat.

“Jumlah cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan sisa minggu itu karena mencerminkan lonjakan infeksi setelah akhir pekan, ketika lebih banyak orang keluar rumah. Dan orang cenderung menunda pergi ke dokter sampai akhir pekan,” katanya.“Mudah-mudahan kita dekat atau di puncak gelombang,” tulisnya, di Facebook.

Singapura saat ini mengalami gelombang infeksi yang didorong oleh varian XBB, subvarian Omicron. Menteri Kesehatan Ong Ye Kung mengatakan pada konferensi pers bahwa gelombang diperkirakan mencapai puncaknya sekitar 15.000 kasus harian sekitar pertengahan November.

Varian Gabungan

Seperti diketahui, baru-baru ini subvarian baru Omicron Covid-19 kembali muncul. Namanya varian XBB. Varian tersebut merupakan gabungan varian Omicron yang diyakini paling licin dapat menghindari kekebalan dari vaksin Covid-19.

“Kami belum pernah melihat penghindaran kekebalan seperti ini sebelumnya,” kata ahli Michael Osterholm, Direktur Pusat Penelitian dan Kebijakan Penyakit Menular Universitas Minnesota (CIDRAP) kepada Fortune.

Para ahli memperhatikan bahwa varian XBB berbeda. Pendiri Scripps Research Translational Institute Eric Topol berkicau bahwa XBB adalah salah satu varian paling penting untuk diamati saat ini. Strain baru ini mungkin yang paling kebal terhadap kekebalan. “Karena kombinasi mutasi dari strain lain,” jelasnya.

Seorang profesor di kampus Jonesboro, Ark., Institut Teknologi New York, Raj Rajnarayan mengatakan kepada Fortune pada September sebuah studi yang ditulis oleh para peneliti di Universitas Peking dan Laboratorium Changping, menemukan bahwa XBB memiliki kemampuan terbesar untuk menghindari perlindungan antibodi di antara varian yang baru muncul. Para ahli juga khawatir bahwa perawatan antibodi monoklonal mungkin kurang efektif terhadap varian ini.

Strain XBB disebut sudah ditemukan di Hongkong dan Bangladesh. Sementara, Singapura membantah bahwa XBB menyebabkan lonjakan kasus di negara itu.

Meski begitu, sejauh ini subvarian BA.5 masih merupakan jenis Covid-19 yang paling dominan di AS, membentuk 79,2 persen dari kasus Covid-19 yang tercatat antara 2 Oktober dan 11 Oktober, menurut Nowcast dari Centers for Disease Control and Prevention. Tapi, varian lain mulai muncul. XBB kini tengah diwaspadai semua negara.[jpg]

 

KASUS Covid-19 dunia sudah menurun, di titik terendah belakangan ini. Termasuk di Bali.  Namun sejatinya belum sepenuhnya sudah selesai.

Seperti dilansir jawapos.com, Kamis (20/10/2022), kasus Covid-19 di Singapura tiba-tiba melonjak lagi akibat munculnya subvarian Omicron bernama XBB. Lonjakan kasus bahkan mencapai 2 kali lipat.

Pada Selasa (18/10/2022), ada lebih dari 11.934 kasus baru Covid-19 di Singapura. Angka itu lebih dari dua kali lipat dibanding Senin (17/10) yakni 5.196 kasus baru.

Ada 661 pasien Covid-19 yang saat ini dirawat di rumah sakit, naik dari 490 pasien dari seminggu yang lalu. Dari jumlah tersebut, 58 pasien membutuhkan suplementasi oksigen dan 14 berada di Unit Perawatan Intensif.

Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung, mengatakan bahwa jumlah Covid-19 terbaru tidak jauh lebih tinggi dari seminggu yang lalu. Pihaknya akan terus memantau gelombang epidemi dengan cermat.

“Jumlah cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan sisa minggu itu karena mencerminkan lonjakan infeksi setelah akhir pekan, ketika lebih banyak orang keluar rumah. Dan orang cenderung menunda pergi ke dokter sampai akhir pekan,” katanya.“Mudah-mudahan kita dekat atau di puncak gelombang,” tulisnya, di Facebook.

Singapura saat ini mengalami gelombang infeksi yang didorong oleh varian XBB, subvarian Omicron. Menteri Kesehatan Ong Ye Kung mengatakan pada konferensi pers bahwa gelombang diperkirakan mencapai puncaknya sekitar 15.000 kasus harian sekitar pertengahan November.

Varian Gabungan

Seperti diketahui, baru-baru ini subvarian baru Omicron Covid-19 kembali muncul. Namanya varian XBB. Varian tersebut merupakan gabungan varian Omicron yang diyakini paling licin dapat menghindari kekebalan dari vaksin Covid-19.

“Kami belum pernah melihat penghindaran kekebalan seperti ini sebelumnya,” kata ahli Michael Osterholm, Direktur Pusat Penelitian dan Kebijakan Penyakit Menular Universitas Minnesota (CIDRAP) kepada Fortune.

Para ahli memperhatikan bahwa varian XBB berbeda. Pendiri Scripps Research Translational Institute Eric Topol berkicau bahwa XBB adalah salah satu varian paling penting untuk diamati saat ini. Strain baru ini mungkin yang paling kebal terhadap kekebalan. “Karena kombinasi mutasi dari strain lain,” jelasnya.

Seorang profesor di kampus Jonesboro, Ark., Institut Teknologi New York, Raj Rajnarayan mengatakan kepada Fortune pada September sebuah studi yang ditulis oleh para peneliti di Universitas Peking dan Laboratorium Changping, menemukan bahwa XBB memiliki kemampuan terbesar untuk menghindari perlindungan antibodi di antara varian yang baru muncul. Para ahli juga khawatir bahwa perawatan antibodi monoklonal mungkin kurang efektif terhadap varian ini.

Strain XBB disebut sudah ditemukan di Hongkong dan Bangladesh. Sementara, Singapura membantah bahwa XBB menyebabkan lonjakan kasus di negara itu.

Meski begitu, sejauh ini subvarian BA.5 masih merupakan jenis Covid-19 yang paling dominan di AS, membentuk 79,2 persen dari kasus Covid-19 yang tercatat antara 2 Oktober dan 11 Oktober, menurut Nowcast dari Centers for Disease Control and Prevention. Tapi, varian lain mulai muncul. XBB kini tengah diwaspadai semua negara.[jpg]

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/