25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:27 AM WIB

Risma Angkat Pengorbanan Perempuan Lewat Hukuman Karya Satrio Welang

DENPASAR – Teater Sastra Welang kembali berproduksi, dengan meluncurkan video art puisi di pertengahan bulan April 2019 ini.

Video art yang diluncurkan merupakan alih kreasi puisi bertajuk Hukuman karya Moch Satrio Welang. Video ini merupakan video klip keempat yang dirilis teater Sastra Welang sejak 2016 silam.

Dalam video art Hukuman, Risma Putri didapuk sebagai penyanyi sekaligus penggubah lagu. Ini untuk pertama kalinya Risma menantang diri dalam berkreasi mengaransemen puisi dalam bentuk nyanyian.

Ia pun menuturkan bagaimana mengaransemen puisi menjadi lagu memiliki kesulitan tersendiri, dalam upaya tetap menjaga roh puisi agar tetap utuh terasa.

Puisi Hukuman karya Satrio Welang ini menggambarkan satir pengorbanan perempuan baik dalam kehidupan sosial maupun percintaan.

“Perempuan dalam beberapa peristiwa masih perlu membuka hati lebih lebar, menanamkan sifat ikhlas lebih luas dalam beragam pengabdian,” katanya.

Dua aktor teater, Mpol Indra Purnama dan Komang Adi Wiguna turut memperkuat video art Hukuman yang turut tampil teatrikal bersama Risma Putri.

Video art ini pun digarap oleh sutradara Sinjang Poer dari Rumah Produksi. Sinjang Poer sebagai sutradara menyampaikan kegembiraan dalam

kerja kolaborasi produksi video art ini yang tidak hanya menampilkan unsur sastra, musik juga media visual yang menjadi ranah pergerakannya.

“Kami sadar dari mana kami berasal, Sinjang Poer juga berangkat dari seni rupa. Makanya kami sangar senang ketika terlibat dalam karya ini,” kata Sinjang Poer.

Sementara itu, Moch Satrio Welang sebagai penggagas program menyatakan bahwa video art puisi ini ditujukan kepada masyarakat lebih luas, baik di beragam media sosial maupun televisi.

Sebagai upaya mendekatkan karya puisi di khalayak publik. “Kami berharap ke depan video art puisi lebih banyak diproduksi, untuk meningkatkan gairah menulis sastra dan menggali kreatifitas di media visual,” kata Satrio.

Sebelumnya, teater sastra welang telah meluncurkan tiga video art, di antaranya video dance theater Satrio Welang berjudul Shri (2016),

Video Art Puisi Keberangkatan (Risma Putri, 2017) dan video art puisi Perang (Dewi Pradewi, 2017). 

DENPASAR – Teater Sastra Welang kembali berproduksi, dengan meluncurkan video art puisi di pertengahan bulan April 2019 ini.

Video art yang diluncurkan merupakan alih kreasi puisi bertajuk Hukuman karya Moch Satrio Welang. Video ini merupakan video klip keempat yang dirilis teater Sastra Welang sejak 2016 silam.

Dalam video art Hukuman, Risma Putri didapuk sebagai penyanyi sekaligus penggubah lagu. Ini untuk pertama kalinya Risma menantang diri dalam berkreasi mengaransemen puisi dalam bentuk nyanyian.

Ia pun menuturkan bagaimana mengaransemen puisi menjadi lagu memiliki kesulitan tersendiri, dalam upaya tetap menjaga roh puisi agar tetap utuh terasa.

Puisi Hukuman karya Satrio Welang ini menggambarkan satir pengorbanan perempuan baik dalam kehidupan sosial maupun percintaan.

“Perempuan dalam beberapa peristiwa masih perlu membuka hati lebih lebar, menanamkan sifat ikhlas lebih luas dalam beragam pengabdian,” katanya.

Dua aktor teater, Mpol Indra Purnama dan Komang Adi Wiguna turut memperkuat video art Hukuman yang turut tampil teatrikal bersama Risma Putri.

Video art ini pun digarap oleh sutradara Sinjang Poer dari Rumah Produksi. Sinjang Poer sebagai sutradara menyampaikan kegembiraan dalam

kerja kolaborasi produksi video art ini yang tidak hanya menampilkan unsur sastra, musik juga media visual yang menjadi ranah pergerakannya.

“Kami sadar dari mana kami berasal, Sinjang Poer juga berangkat dari seni rupa. Makanya kami sangar senang ketika terlibat dalam karya ini,” kata Sinjang Poer.

Sementara itu, Moch Satrio Welang sebagai penggagas program menyatakan bahwa video art puisi ini ditujukan kepada masyarakat lebih luas, baik di beragam media sosial maupun televisi.

Sebagai upaya mendekatkan karya puisi di khalayak publik. “Kami berharap ke depan video art puisi lebih banyak diproduksi, untuk meningkatkan gairah menulis sastra dan menggali kreatifitas di media visual,” kata Satrio.

Sebelumnya, teater sastra welang telah meluncurkan tiga video art, di antaranya video dance theater Satrio Welang berjudul Shri (2016),

Video Art Puisi Keberangkatan (Risma Putri, 2017) dan video art puisi Perang (Dewi Pradewi, 2017). 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/