28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:49 AM WIB

GAWAT!! Separo Lebih Napi Kerobokan Berisiko Anarkis

DENPASAR – Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kerobokan, Badung, butuh tenaga ekstra untuk memilah narapidana dan warga binaan yang layak masuk sistem keamanan tingkat tinggi, sedang atau rendah.

Pasalnya, dari total 1.550 warga binaan (tahanan dan narapidana), hampir separo masuk dalam kategori higt risk alias berisiko tinggi dan memiliki jiwa anarkis yang bisa mengganggu keamanan dan ketertiban lapas.

“Hasil pengamatan sementara secara kasat mata, warga binaan yang berisiko tinggi berpotensi masuk maksimum security cukup banyak.

Bisa separo dari kapasitas.

Karena itu perlu penanganan khusus dan komprehensif, tidak bisa terputus-putus,” ujar Kepala Lapas kelas IIA Kerobokan, Tonny Nainggolan, Sabtu (1/9).   

Lebih lanjut dijelaskan, warga binaan yang tergolong berisiko tinggi didominasi kasus penyalahgunaan narkoba dan kriminal.

Yang menarik, berat hukuman tidak mutlak menentukan seorang napi masuk kategori berisiko tinggi. Meski mendapat hukuman ringan, tapi banyak napi yang memiliki jiwa menggangu kemanan dan ketertiban.

Bahkan, lanjut Nainggolan, warga binaan yang masih anak-anak juga ada yang berisiko tinggi. Pun dengan warga binaan perempuan.

Napi dengan maksimum security ini rencananya akan ditempatkan menjadi 4 blok.

Sedangkan 3 blok untuk medium security, dan 3 blok untuk minimum security.

Ditegaskan, penggolongan napi dalam sistem keamanan ini sangat penting guna mengantisipasi penyebaran “virus” kejahatan.

Sebab, sangat dimungkinkan napi yang awalnya biasa saja, namun setelah bergabung dengan napi berisiko tinggi ikut tertular.

Tapi, lanjut Nainggolan, penempatan napi harus juga berdasar assessment (penilaian).

Tidak menutup kemungkinan napi maksimum security bisa beralih menjadi medium security, atau sebaliknya.

“Kami akan amati hasil assessmentnya ke depan,” tukasnya.

 

DENPASAR – Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kerobokan, Badung, butuh tenaga ekstra untuk memilah narapidana dan warga binaan yang layak masuk sistem keamanan tingkat tinggi, sedang atau rendah.

Pasalnya, dari total 1.550 warga binaan (tahanan dan narapidana), hampir separo masuk dalam kategori higt risk alias berisiko tinggi dan memiliki jiwa anarkis yang bisa mengganggu keamanan dan ketertiban lapas.

“Hasil pengamatan sementara secara kasat mata, warga binaan yang berisiko tinggi berpotensi masuk maksimum security cukup banyak.

Bisa separo dari kapasitas.

Karena itu perlu penanganan khusus dan komprehensif, tidak bisa terputus-putus,” ujar Kepala Lapas kelas IIA Kerobokan, Tonny Nainggolan, Sabtu (1/9).   

Lebih lanjut dijelaskan, warga binaan yang tergolong berisiko tinggi didominasi kasus penyalahgunaan narkoba dan kriminal.

Yang menarik, berat hukuman tidak mutlak menentukan seorang napi masuk kategori berisiko tinggi. Meski mendapat hukuman ringan, tapi banyak napi yang memiliki jiwa menggangu kemanan dan ketertiban.

Bahkan, lanjut Nainggolan, warga binaan yang masih anak-anak juga ada yang berisiko tinggi. Pun dengan warga binaan perempuan.

Napi dengan maksimum security ini rencananya akan ditempatkan menjadi 4 blok.

Sedangkan 3 blok untuk medium security, dan 3 blok untuk minimum security.

Ditegaskan, penggolongan napi dalam sistem keamanan ini sangat penting guna mengantisipasi penyebaran “virus” kejahatan.

Sebab, sangat dimungkinkan napi yang awalnya biasa saja, namun setelah bergabung dengan napi berisiko tinggi ikut tertular.

Tapi, lanjut Nainggolan, penempatan napi harus juga berdasar assessment (penilaian).

Tidak menutup kemungkinan napi maksimum security bisa beralih menjadi medium security, atau sebaliknya.

“Kami akan amati hasil assessmentnya ke depan,” tukasnya.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/