32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 16:33 PM WIB

TERUNGKAP! Luka Tusuk Sedalam 10 Cm Penyebab Botak Tewas

RadarBali.com – Kematian I Gede Sudiarta, 31 menggegerkan banyak pihak. Pria yang bekerja sebagai juru parkir  ini  ternyata terkenal ramah dan banyak temannya.

Bahkan, banyak orang yang datang ke RS Buleleng untuk melihat jenazahnya.  Hal itu diungkap oleh adik kandungnya, I Ketut Sudarsana, 26,  saat menunggu jenazah kakaknya sedang diotopsi di RS Sanglah.

Sudarsana  datang bersama istri  korban, Reza, dari RS Buleleng. Sayangnya Reza tak berkenaan memberikan keterangan. Tampak wajah keduanya sembab, karena habis  menangis. 

Saat Jawa Pos Radar Bali ajak bicara,  Sudarsana  tak bisa menutupi rasa kesedihannya karena kematian I Gede Sudiarta alias Botak.

Menurut Sudarsana, Sudiarta adalah anak kedua dari empat bersaudara berasal dari Banjar Adat Banyumala Kelurahan Banyuasri, Buleleng.

Kepergiannya meninggalkan dua orang anak yang masih kecil.  “Anaknya masih kecil, yang nomor pertama masih SD dan anak kedua masih TK,” ujarnya.

Yang jelas, Sudarsana pun tak bisa memaafkan pelaku yang telah menewaskan kakaknya. Dia pun tetap menempuh jalur hukum.

Dia menuturkan, sebelum kejadian, pria yang bekerja di Kuta ini memang memiliki firasat jelek. Diakuinya beberapa hari lalu dia sempat mimpi buruk.

Di lain sisi, Kepala Bagian/SMF Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr. Ida Bagus Putu Alit mengungkapkan, berdasar hasil otopsi penyebab kematian Sudiarta karena penusukan di perut bagian kiri bawah yang mengenai pembuluh darah besar.

Kondisi ini menimbulkan pendarahan yang sangat banyak. Benda yang digunakan adalah senjata bermata dua, kemungkinan pisau panjang. Sebab, luka tusuk lumayan panjang sekitar lebih dari  10 sentimeter.

“Dari gambar secara otopsi, luka terbuka pada perut kiri bawah adalah luka tusuk. Luka tusuk itulah yang menyebabkan kematian.

Luka tusuk tersebut mengenai pembuluh darah besar dalam  perut sehingga menimbulkan pendarahan yang banyak,” ucap dr Alit.

Alit juga membenarkan tercium bau alkohol di mulut korban. Dari pemeriksaan luar (PL), korban mengembuskan nafas terakhir  diperkirakan 12 jam atau 24 jam lalu sebelum diperiksa.

Selain di perut, ditemukan luka tajam di  kepala dan siku. Selain itu juga, tidak ditemukan tanda perlawanan.  “Di bagian kepala itu luka tidak menembus kulit kepala atau  luka iris, “ tandasnya.

RadarBali.com – Kematian I Gede Sudiarta, 31 menggegerkan banyak pihak. Pria yang bekerja sebagai juru parkir  ini  ternyata terkenal ramah dan banyak temannya.

Bahkan, banyak orang yang datang ke RS Buleleng untuk melihat jenazahnya.  Hal itu diungkap oleh adik kandungnya, I Ketut Sudarsana, 26,  saat menunggu jenazah kakaknya sedang diotopsi di RS Sanglah.

Sudarsana  datang bersama istri  korban, Reza, dari RS Buleleng. Sayangnya Reza tak berkenaan memberikan keterangan. Tampak wajah keduanya sembab, karena habis  menangis. 

Saat Jawa Pos Radar Bali ajak bicara,  Sudarsana  tak bisa menutupi rasa kesedihannya karena kematian I Gede Sudiarta alias Botak.

Menurut Sudarsana, Sudiarta adalah anak kedua dari empat bersaudara berasal dari Banjar Adat Banyumala Kelurahan Banyuasri, Buleleng.

Kepergiannya meninggalkan dua orang anak yang masih kecil.  “Anaknya masih kecil, yang nomor pertama masih SD dan anak kedua masih TK,” ujarnya.

Yang jelas, Sudarsana pun tak bisa memaafkan pelaku yang telah menewaskan kakaknya. Dia pun tetap menempuh jalur hukum.

Dia menuturkan, sebelum kejadian, pria yang bekerja di Kuta ini memang memiliki firasat jelek. Diakuinya beberapa hari lalu dia sempat mimpi buruk.

Di lain sisi, Kepala Bagian/SMF Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr. Ida Bagus Putu Alit mengungkapkan, berdasar hasil otopsi penyebab kematian Sudiarta karena penusukan di perut bagian kiri bawah yang mengenai pembuluh darah besar.

Kondisi ini menimbulkan pendarahan yang sangat banyak. Benda yang digunakan adalah senjata bermata dua, kemungkinan pisau panjang. Sebab, luka tusuk lumayan panjang sekitar lebih dari  10 sentimeter.

“Dari gambar secara otopsi, luka terbuka pada perut kiri bawah adalah luka tusuk. Luka tusuk itulah yang menyebabkan kematian.

Luka tusuk tersebut mengenai pembuluh darah besar dalam  perut sehingga menimbulkan pendarahan yang banyak,” ucap dr Alit.

Alit juga membenarkan tercium bau alkohol di mulut korban. Dari pemeriksaan luar (PL), korban mengembuskan nafas terakhir  diperkirakan 12 jam atau 24 jam lalu sebelum diperiksa.

Selain di perut, ditemukan luka tajam di  kepala dan siku. Selain itu juga, tidak ditemukan tanda perlawanan.  “Di bagian kepala itu luka tidak menembus kulit kepala atau  luka iris, “ tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/