RadarBali.com – Peringatan bagi para perokok elektrik di Bali. Sebab, belum lama ini Bareskrim Mabes Polri berhasil mengungkap kasus peredaran liquid vape (cairan rokok elektrik) yang mengandung narkoba jenis ganja dari Belanda.
Cairan rokok elektrik berisi narkoba itu berpeluang beredar di Bali. Pasalnya, salah satu pelaku berhasil dibekuk polisi di kawasan Kuta Utara. Pelakunya berinisial MGL, ditangkap pada Kamis (26/10) lalu.
Kepada polisi, MGL mengakui menjadi perantara jual beli liquid vape dari negara Belanda. Dia terhubung dengan seorang berinisial D.
Selain MGL, polisi juga menangkap seorang pemuda berinisial MJN,19, di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (21/10).
Kepala Bidang Pemberantasan BNNP Bali AKBP Ketut Arta mengatakan vape sangat familiar di Bali, khususnya bagi kaum remaja.
Banyak yang menggunakan sehingga dikhawatirkan peluang masuknya liquid vape mengandung narkoba semakin besar.
“Secara mendetail kita belum melakukan pengecekan karena sudah ada penjelasan dari laboratorium (Bareskrim, red) yang mengatakan ada kandungan narkoba, kita tentu akan menelisik,” ujar AKBP Artha kemarin.
Mantan Wadir Binmas Polda Bali itu menyebut liquid vape mengandung narkoba sangat berpotensi menyebar di Pulau Dewata berkaca pada penangkapan MGL di Kuta Utara, Bali.
“Kita (BNNP) belum bisa memberikan keterangan yang lengkap karena belum melakukan pemeriksaan.
Mengacu pada penangkapan itu maka kita akan tindaklanjuti juga. Melakukan pengecekan apakah vape di Bali juga mengandung narkoba,” tandasnya.
Disinggung soal peluang para pelaku kejahatan narkoba menyisipkan narkoba pada vape, AKBP Arta menjawab segala cara bisa dilakukan para bandar narkoba untuk menciptakan regenerasi pecandu narkoba agar roda bisnisnya terus berputar.
“Peluang itu tentu ada. Segala macam cara akan ditempuh bandar narkoba. Untuk itu kita akan segera melakukan penyisiran untuk mendapatkan data di lapangan,” tegasnya.
Terkait fenomena liquid vape mengandung narkoba ini, AKBP Arta mengimbau agar para pengguna vape lebih berhati-hati.
“Yang memakai vape tentu peluangnya kena narkoba lebih tinggi dibanding yang tidak,” pungkasnya.