29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 11:01 AM WIB

Jenazah Pedagang Kripik Tertahan di RS, Suami Minta Polisi Tangkap TSK

DENPASAR – Sampai kemarin (3/2) jenazah Sri Widayu, pedagang kripik, korban pembunuhan sadis di tempat kosnya

di Jalan Bypass I Gusti Ngurah Rai No. 438, Sanur, Denpasar Selatan, Selasa malam (2/2), masih tertahan di kamar jenazah RSUP Sanglah.

Keluarga belum diizinkan mengambil jenazah lantaran masih perlu diotopsi untuk mengetahui penyebab pasti kematian almarhumah.

Tim forensik RSUP Sanglah masih perlu melakukan otopsi atas permintaan polisi. Karena itu, keluarga besar diminta sedikit bersabar.

“Ya, memang berat, tapi kami harus mengiklaskan. Kami hanya bisa berdoa agar Allah SWT memberikan kami ketabahan.

Kami juga berharap pelaku segera ditangkap dan dihukum setimpal dengan perbuatannya,” kata Suwarno, 53, suami almarhumah saat ditemui di kamar jenazah RSUP Sanglah kemarin.

Menurut Suwarno, meski telah pisah ranjang dengan almarhumah karena tidak ada kecocokan, komunikasi keduanya lancar-lancar saja.

“Kita dikaruniai dua orang anak. Pertama tinggal di Bali bekerja sebagai buruh, dan anak kedua di Jawa, masih sekolah tinggal bareng nenek,” cetus Suwarno didampingi anak sulungnya, Eko Agus Wahyudi alias Yudi, 27.

Disinggung mengenai firasat, Suwarno mengaku tidak ada firasat apa-apa. Termasuk Yudi juga mengaku tak punya firasat.

Suwarno mengaku selama ini istrinya tidak pernah cerita apa-apa ke dirinya, termasuk masalah pribadinya sekalipun.

“Seperti yang saya katakan. Pertemuan terakhir Selasa pagi itu, istri datang dan menitipkan keripik. Tak meninggalkan pesan apa pun,” paparnya.

Semasa hidupnya, kata Suwarno, korban dikenal baik baik saja dan tidak ada masalah dengan siapa pun.

Yang jelas, kepergian almarhumah meninggalkan duka di hati keduanya.

“Memang berat. Tapi saya dan bapak iklaskan,” cetus Yudi menambahkan. “Selama ini baik-baik saja, temannya banyak. Tapi kok sampai begitu saya juga tidak ngerti,” kata Yudi.

Menurut rencana, Yudi dan sang ayah akan membawa jenasah almarhumah ke Banyuwangi, Jawa Timur untuk dikuburkan selayaknya.

“Selesai otopsi, kami bawa jasad ibu ke Banyiwangi, Jawa Timur dan disemayamkan disana. Semoga Tuhan memberikan jalan terbaik buat aparat kepolisian untuk menangkap pelaku,” pungkasnya.

 

DENPASAR – Sampai kemarin (3/2) jenazah Sri Widayu, pedagang kripik, korban pembunuhan sadis di tempat kosnya

di Jalan Bypass I Gusti Ngurah Rai No. 438, Sanur, Denpasar Selatan, Selasa malam (2/2), masih tertahan di kamar jenazah RSUP Sanglah.

Keluarga belum diizinkan mengambil jenazah lantaran masih perlu diotopsi untuk mengetahui penyebab pasti kematian almarhumah.

Tim forensik RSUP Sanglah masih perlu melakukan otopsi atas permintaan polisi. Karena itu, keluarga besar diminta sedikit bersabar.

“Ya, memang berat, tapi kami harus mengiklaskan. Kami hanya bisa berdoa agar Allah SWT memberikan kami ketabahan.

Kami juga berharap pelaku segera ditangkap dan dihukum setimpal dengan perbuatannya,” kata Suwarno, 53, suami almarhumah saat ditemui di kamar jenazah RSUP Sanglah kemarin.

Menurut Suwarno, meski telah pisah ranjang dengan almarhumah karena tidak ada kecocokan, komunikasi keduanya lancar-lancar saja.

“Kita dikaruniai dua orang anak. Pertama tinggal di Bali bekerja sebagai buruh, dan anak kedua di Jawa, masih sekolah tinggal bareng nenek,” cetus Suwarno didampingi anak sulungnya, Eko Agus Wahyudi alias Yudi, 27.

Disinggung mengenai firasat, Suwarno mengaku tidak ada firasat apa-apa. Termasuk Yudi juga mengaku tak punya firasat.

Suwarno mengaku selama ini istrinya tidak pernah cerita apa-apa ke dirinya, termasuk masalah pribadinya sekalipun.

“Seperti yang saya katakan. Pertemuan terakhir Selasa pagi itu, istri datang dan menitipkan keripik. Tak meninggalkan pesan apa pun,” paparnya.

Semasa hidupnya, kata Suwarno, korban dikenal baik baik saja dan tidak ada masalah dengan siapa pun.

Yang jelas, kepergian almarhumah meninggalkan duka di hati keduanya.

“Memang berat. Tapi saya dan bapak iklaskan,” cetus Yudi menambahkan. “Selama ini baik-baik saja, temannya banyak. Tapi kok sampai begitu saya juga tidak ngerti,” kata Yudi.

Menurut rencana, Yudi dan sang ayah akan membawa jenasah almarhumah ke Banyuwangi, Jawa Timur untuk dikuburkan selayaknya.

“Selesai otopsi, kami bawa jasad ibu ke Banyiwangi, Jawa Timur dan disemayamkan disana. Semoga Tuhan memberikan jalan terbaik buat aparat kepolisian untuk menangkap pelaku,” pungkasnya.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/