31.6 C
Jakarta
25 November 2024, 16:03 PM WIB

Begini Teknik Predator Pedofilia Ancam Korban Biar Bisa Dicabuli, Duh

RadarBali.com – Berakhir sudah aksi pedofilia yang dilakukan NS, 47, mantan ketua salah satu yayasan pemerhati anak ternama di Bali.

Bapak empat anak ini ternyata memanfaatkan jabatan sebagai ketua yayasan untuk melancarkan akal bulusnya. Untungnya, salah satu korban membuka cerita sehingga korban lain dapat dicegah. 

Menurut Kasubdit IV Renata AKBP Sang Ayu Putu Alit Saparini, kemarin (4/9), pelaku melakukan pencabulan saat para korban masih berusia 13 tahun, masih SMP.

Mereka terpaksa melayani NS karena takut ancaman dikeluarkan dari yayasan. Maklum, anak-anak yang berada di yayasan tersebut dari keluarga kurang mampu. 

Keempat korban – korban ini diistimewakan pelaku ketimbang anak-anak lain. Mereka dibelikan handphone dan uang pulsa setiap bulan Rp 50 ribu, pakaian, televisi serta jam tangan.

Barang-barang ini disita sebagai barang bukti. Penangkapan pelaku dilakukan 25 Agustus 2017 lalu di kantor yayasan di Karangasem.

Pria yang sudah punya istri dan empat orang anak ini mengaku punya ketertarikan dengan anak-anak. Orientasi seksual menyimpang ini muncul tahun 2007.

“Walau dia mengaku 4 anak jadi korban, kami tetap kembangkan karena diduga ada korban lain,” timpalnya.

Disinggung kondisi psikologis para korban yang kini sudah beranjak dewasa, AKBP Saparini menegaskan sudah mulai membaik.  Sedangkan aktivitas di yayasan tetap berjalan.

Yayasan ini ada beberapa orang yang mendirikan termasuk pelaku. “Kini ketua yayasan sudah diganti,” tutupnya.

RadarBali.com – Berakhir sudah aksi pedofilia yang dilakukan NS, 47, mantan ketua salah satu yayasan pemerhati anak ternama di Bali.

Bapak empat anak ini ternyata memanfaatkan jabatan sebagai ketua yayasan untuk melancarkan akal bulusnya. Untungnya, salah satu korban membuka cerita sehingga korban lain dapat dicegah. 

Menurut Kasubdit IV Renata AKBP Sang Ayu Putu Alit Saparini, kemarin (4/9), pelaku melakukan pencabulan saat para korban masih berusia 13 tahun, masih SMP.

Mereka terpaksa melayani NS karena takut ancaman dikeluarkan dari yayasan. Maklum, anak-anak yang berada di yayasan tersebut dari keluarga kurang mampu. 

Keempat korban – korban ini diistimewakan pelaku ketimbang anak-anak lain. Mereka dibelikan handphone dan uang pulsa setiap bulan Rp 50 ribu, pakaian, televisi serta jam tangan.

Barang-barang ini disita sebagai barang bukti. Penangkapan pelaku dilakukan 25 Agustus 2017 lalu di kantor yayasan di Karangasem.

Pria yang sudah punya istri dan empat orang anak ini mengaku punya ketertarikan dengan anak-anak. Orientasi seksual menyimpang ini muncul tahun 2007.

“Walau dia mengaku 4 anak jadi korban, kami tetap kembangkan karena diduga ada korban lain,” timpalnya.

Disinggung kondisi psikologis para korban yang kini sudah beranjak dewasa, AKBP Saparini menegaskan sudah mulai membaik.  Sedangkan aktivitas di yayasan tetap berjalan.

Yayasan ini ada beberapa orang yang mendirikan termasuk pelaku. “Kini ketua yayasan sudah diganti,” tutupnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/