29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:54 AM WIB

Terpapar Percikan Api Batok Kelapa, Atap Gedong Pura Merajan Terbakar

GIANYAR – Gara-gara terpapar percikan api dari pembakaran batok kelapa, sebuah atap bangunan suci, Gedong Penyimpenan di Pura Merajan Agung di Banjar Tengah Triwangsa, Desa Kenderan, Kecamatan Tegalalang terbakar.

Beruntung, kejadian yang berlangsung Selasa (5/12) pukul 10.00 berhasil dipadamkan oleh warga setempat.

Kejadian kebakaran tersebut berawal dari kedatangan Desak Nyoman Raka, 72, warga Banjar Triwangsa ke pura. Selanjutnya Desak Raka menyiapkan sarana di pura.

Salah satunya membuat ukup-ukup menggunakan batok kelapa sebagai alat pembakaran. Desak Raka kemudian meninggalkan ukup-ukup di sebelah Timur pura untuk melangsungkan bersih-bersih.

Saat bersih-bersih inilah, dia melihat ada kepulan asap di atap sebelah timur bangunan suci, Gedong Penyimpenan Ida Ratu Gede.

Kepulan asap terlihat karena atap gedong terbuat dari ijuk. Melihat kepulan asap itu, Desak Raka berteriak-teriak memangil warga setempat.

Warga yang mendengar teriakan Desak Raka kemudian mendatangi pura. Warga pun membunyikan kulkul bulus dan berusaha melangsungkan pemadaman api dengan alat seadanya.

Selain itu, ada warga yang menghubungi petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Gianyar.

Sambil menunggu Damkar tiba di lokasi kejadian, warga pun mengevakuasi barang-barang suci yang ada di dalam gedung seperti pratima, barong dan lainnya.

Tak berselang lama, Damkar Gianyar tiba di lokasi kejadian lalu melakukan penyemprotan. Api akhirnya berhasil dijinakkan pada pukul 14.00.

Kapolsek Tegalalang, AKP Merta Kariana, menyatakan kesigapan warga membuat kejadian itu tidak sampai merembet.

“Cepat diketahui warga,  api sudah padam. Damkar sudah menindaklanjuti dengan menyemprot kembali atap ijuk itu, untuk jaga jaga ada api yang tersembunyi,” jelasnya.

Menurut AKP Kariana, setelah dilakukan penelusuran, penyebab timbulnya api ini cukup unik. Itu karena atap gedung itu dilapisi dua bagian. Bagian atap paling bawah dari ijuk.

Kemudian ditutup seng, dan di bagian atas atau bagian luar kembali ijuk. “Nah, yang terbakar ini di bagian bawah seng,” jelasnya.

Atas kejadian itu, Atas kejadian itu, pihak pura mengalami kerugian mencapai Rp 90 juta. 

GIANYAR – Gara-gara terpapar percikan api dari pembakaran batok kelapa, sebuah atap bangunan suci, Gedong Penyimpenan di Pura Merajan Agung di Banjar Tengah Triwangsa, Desa Kenderan, Kecamatan Tegalalang terbakar.

Beruntung, kejadian yang berlangsung Selasa (5/12) pukul 10.00 berhasil dipadamkan oleh warga setempat.

Kejadian kebakaran tersebut berawal dari kedatangan Desak Nyoman Raka, 72, warga Banjar Triwangsa ke pura. Selanjutnya Desak Raka menyiapkan sarana di pura.

Salah satunya membuat ukup-ukup menggunakan batok kelapa sebagai alat pembakaran. Desak Raka kemudian meninggalkan ukup-ukup di sebelah Timur pura untuk melangsungkan bersih-bersih.

Saat bersih-bersih inilah, dia melihat ada kepulan asap di atap sebelah timur bangunan suci, Gedong Penyimpenan Ida Ratu Gede.

Kepulan asap terlihat karena atap gedong terbuat dari ijuk. Melihat kepulan asap itu, Desak Raka berteriak-teriak memangil warga setempat.

Warga yang mendengar teriakan Desak Raka kemudian mendatangi pura. Warga pun membunyikan kulkul bulus dan berusaha melangsungkan pemadaman api dengan alat seadanya.

Selain itu, ada warga yang menghubungi petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Gianyar.

Sambil menunggu Damkar tiba di lokasi kejadian, warga pun mengevakuasi barang-barang suci yang ada di dalam gedung seperti pratima, barong dan lainnya.

Tak berselang lama, Damkar Gianyar tiba di lokasi kejadian lalu melakukan penyemprotan. Api akhirnya berhasil dijinakkan pada pukul 14.00.

Kapolsek Tegalalang, AKP Merta Kariana, menyatakan kesigapan warga membuat kejadian itu tidak sampai merembet.

“Cepat diketahui warga,  api sudah padam. Damkar sudah menindaklanjuti dengan menyemprot kembali atap ijuk itu, untuk jaga jaga ada api yang tersembunyi,” jelasnya.

Menurut AKP Kariana, setelah dilakukan penelusuran, penyebab timbulnya api ini cukup unik. Itu karena atap gedung itu dilapisi dua bagian. Bagian atap paling bawah dari ijuk.

Kemudian ditutup seng, dan di bagian atas atau bagian luar kembali ijuk. “Nah, yang terbakar ini di bagian bawah seng,” jelasnya.

Atas kejadian itu, Atas kejadian itu, pihak pura mengalami kerugian mencapai Rp 90 juta. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/