29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:05 AM WIB

UPDATE! Polisi Sebut Jasad Misterius, BPBD Gianyar Duga Korban Sampan

GIANYAR – Setelah musibah perahu terbalik di Pantai Cucukan, muncul mayat terdampar di depan Rumah Luwih, Pantai Lebih, Kecamatan Gianyat, kemarin dini hari.

Namun, polisi belum bisa memastikan identitas jasad itu. Pihak BPBD menduga jasad itu adalah Aproyosi, pekerja pemasang pipa laut yang terampas gelombang.

Mayat itu pertama kali dilihat oleh security Hotel Rumah Luwih, I Wayan Gagita, 50, saat dia patroli malam.

Mayat itu mengenakan baju kaos hitam bertuliskan Jack Daniels dan menggunakan celana dalam warna biru.

Terkejut dengan penemuan sesosot mayat, mereka menghubungi Balawista Gianyar dan selanjutnya menghubungi pihak Kepolisian sektor Gianyar.

Sekitar pukul 05.00, mayat tersebut akhirnya dievakuasi menggunakan ambulans PMI Kabupaten Gianyar, dibawa ke Forensik RSUP Sanglah, Denpasar.

Kabagops Polres Gianyar Kompol Dewa Gede Mahaputra mengaku belum bisa menyebut apakah itu Aproyosi, pekerja yang terampas gelombang saat naik sampan pada Minggu malam.

“Apakah mayat tersebut korban dari perahu yang terbalik di Pantai Cucukan atas nama Aproyosi atau bukan masih dalam lidik. Sementara itu, terhadap korban hilang tetap dipantau di pesisir,” ujar Kompol Mahaputra.

Berdasar ciri-ciri mayat yang ditemukan mengenakan kaos hitam berisi tulisan dan mengenakan celana pendek.

Sementara ciri-ciri korban hilang perahu terbalik hanya mengenakan kaos singlet putih. “Ini yang masih kami kroscek dulu dengan korban selamat.

Sesuai keterangan korban selamat, katanya baju putih. Namun korban yang ditemukan tidak baju putih,” tegasnya.

Dikatakan pula, kepolisian sudah menghubungi keluarga korban Aproyosi di Jawa Tengah. “Pihak keluarga sudah dihubungi

sedang dalam perjalanan. Besok diharapkan sudah sasmpai, untuk kepastian dari korban apakah keluarganya apa tidak,” jelasnya.

Sedangkan, versi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar, Anak Agung Oka Digjaya, mayat itu adalah Aproyosi. “Itu diduga korban yang tenggelam (Aproyosi, red),” pungkasnya.

Di bagian lain, kecelakaan laut yang menyeret nama Bali Safari and Marine Park, Humas Bali Safari, Agung Alit memberikan keterangan tertulis.

Bahwasanya, perahu yang ditumpangi korban bukanlah property dari BSMP. Korban yang bernama Jonatan Febrian adalah kontraktor yang akan mengerjakan instalasi pipa dan kabel di bawah laut.

Namun, secara official baru akan mulai bekerja pada tanggal 6 Januari 2020. “Metode pekerjaan yang dilakukan pada waktu terjadinya

laka laut adalah diluar sepengetahuan pihak kami dan BSMP tidak mengeluarkan instruksi kerja apapun di waktu tersebut,” jelasnya.

Ditambahkan bahwa aktifitas membawa perahu dari Benoa ke Cucukan adalah murni inisiatif Jonatan diluar sepengetahuan BSMP.

“Kami turut prihatin atas musibah ini. Semoga korban yang hilang bisa ditemukan dengan selamat,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Minggu (6/1) malam, dua pekerja, Jonatan dan Aproyosi naik sampan dari Benoa ke Cucukan.

Mereka hendak mengerjakan pipa laut yang tersambung ke Marine Park. Saat hendak menepi, perahu terhempas gelombang Minggu malam pukul 23.00. Sampan hancur. Hanya Jonatan yang selamat. 

GIANYAR – Setelah musibah perahu terbalik di Pantai Cucukan, muncul mayat terdampar di depan Rumah Luwih, Pantai Lebih, Kecamatan Gianyat, kemarin dini hari.

Namun, polisi belum bisa memastikan identitas jasad itu. Pihak BPBD menduga jasad itu adalah Aproyosi, pekerja pemasang pipa laut yang terampas gelombang.

Mayat itu pertama kali dilihat oleh security Hotel Rumah Luwih, I Wayan Gagita, 50, saat dia patroli malam.

Mayat itu mengenakan baju kaos hitam bertuliskan Jack Daniels dan menggunakan celana dalam warna biru.

Terkejut dengan penemuan sesosot mayat, mereka menghubungi Balawista Gianyar dan selanjutnya menghubungi pihak Kepolisian sektor Gianyar.

Sekitar pukul 05.00, mayat tersebut akhirnya dievakuasi menggunakan ambulans PMI Kabupaten Gianyar, dibawa ke Forensik RSUP Sanglah, Denpasar.

Kabagops Polres Gianyar Kompol Dewa Gede Mahaputra mengaku belum bisa menyebut apakah itu Aproyosi, pekerja yang terampas gelombang saat naik sampan pada Minggu malam.

“Apakah mayat tersebut korban dari perahu yang terbalik di Pantai Cucukan atas nama Aproyosi atau bukan masih dalam lidik. Sementara itu, terhadap korban hilang tetap dipantau di pesisir,” ujar Kompol Mahaputra.

Berdasar ciri-ciri mayat yang ditemukan mengenakan kaos hitam berisi tulisan dan mengenakan celana pendek.

Sementara ciri-ciri korban hilang perahu terbalik hanya mengenakan kaos singlet putih. “Ini yang masih kami kroscek dulu dengan korban selamat.

Sesuai keterangan korban selamat, katanya baju putih. Namun korban yang ditemukan tidak baju putih,” tegasnya.

Dikatakan pula, kepolisian sudah menghubungi keluarga korban Aproyosi di Jawa Tengah. “Pihak keluarga sudah dihubungi

sedang dalam perjalanan. Besok diharapkan sudah sasmpai, untuk kepastian dari korban apakah keluarganya apa tidak,” jelasnya.

Sedangkan, versi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar, Anak Agung Oka Digjaya, mayat itu adalah Aproyosi. “Itu diduga korban yang tenggelam (Aproyosi, red),” pungkasnya.

Di bagian lain, kecelakaan laut yang menyeret nama Bali Safari and Marine Park, Humas Bali Safari, Agung Alit memberikan keterangan tertulis.

Bahwasanya, perahu yang ditumpangi korban bukanlah property dari BSMP. Korban yang bernama Jonatan Febrian adalah kontraktor yang akan mengerjakan instalasi pipa dan kabel di bawah laut.

Namun, secara official baru akan mulai bekerja pada tanggal 6 Januari 2020. “Metode pekerjaan yang dilakukan pada waktu terjadinya

laka laut adalah diluar sepengetahuan pihak kami dan BSMP tidak mengeluarkan instruksi kerja apapun di waktu tersebut,” jelasnya.

Ditambahkan bahwa aktifitas membawa perahu dari Benoa ke Cucukan adalah murni inisiatif Jonatan diluar sepengetahuan BSMP.

“Kami turut prihatin atas musibah ini. Semoga korban yang hilang bisa ditemukan dengan selamat,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Minggu (6/1) malam, dua pekerja, Jonatan dan Aproyosi naik sampan dari Benoa ke Cucukan.

Mereka hendak mengerjakan pipa laut yang tersambung ke Marine Park. Saat hendak menepi, perahu terhempas gelombang Minggu malam pukul 23.00. Sampan hancur. Hanya Jonatan yang selamat. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/