GEROKGAK – Masalah rumah tangga kerap jadi pemicu kekerasan. Itu juga yang dialami Kadek Suardika alias Cablang, 44.
Warga Banjar Dinas Melanting, Desa Banyupoh, Gerokgak, Buleleng, ini kemarin nekat mengakhiri hidupnya di bawah pohon waru karena istrinya minta cerai.
Peristiwa tersebut sontak membuat geger warga Desa Banyupoh. Pasalnya kasus kematian tidak wajar ini baru pertama kali terjadi di Desa Banyupoh.
Korban Kadek Suardika alias Cablang diketahui pertama gantung diri oleh warga desa bernama Ketut Minggu sekitar pukul 10.00 pagi.
Kala itu Ketut Minggu akan memberikan pakan di kandang sapi. Ketut Minggu malah terkejut melihat Cablang sudah
dalam kondisi gantung diri dengan seutas tali nilon dibawah pohon waru di kandang sapi tepat sebelah timur rumah korban.
Ketut Minggu yang panik langsung meminta bantuan kepada Wayan Suratha tetangga korban agar korban dapat diturunkan dari pohon waru. Sayangnya korban ketika diturunkan sudah dalam kondisi meninggal dunia.
Perbekel Banyupoh I Ketut Bijaksana yang dikonfirmasi membenarkan warga yang nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri adalah warganya.
Kejadian itu langsung dilaporkan ke pihak kepolisian. “Tim medis mengatakan korban meninggal dunia empat jam sebelum ditemukan saksi,” ungkapnya.
Diakuinya sebelum kejadian tersebut korban memang sempat berpesan kepada keluarga (anak) untuk dibuatkan upacara pengabenan.
Namun, keluarga besar tak menyangka korban sampai nekat seperti mengakhiri hidup dengan cara gantung diri. Lantas, apa penyebabnya?
“Diduga korban nekat mengakhiri hidupnya karena masalah biduk rumah tangga. Korban sempat cekcok dengan istrinya yang membuat istrinya kabur pulang ke rumah mudanya,” tutur Perbekel Banyupoh.
Keduanya sempat dilakukan mediasi oleh kelian adat Melanting. Sayangnya buntu. Istri korban tetap menolak tidak mau pulang kembali ke rumah suaminya.
Bahkan ngotot untuk minta cerai dengan korban. “Atas kejadian ini keluarga dari korban sudah ikhlas menerima kejadian tersebut dan tidak melanjutkan ke ranah hukum,” pungkasnya.