TABANAN – Akhir tragis dialami dua siswi kelas 4 SD asal Banjar Dinas Bonian, Desa Antap, Selemadeg, Tabanan.
Dua siswi yakni Ni Komang Vika Putri Lestari, 11 dan Viorentin Supimay Liani Agustina, 9, ini Kamis (10/1) pukul 16.40 tewas usai tenggelam di kolam Villa Luxindo Bintang Laut Desa Antap.
Kapolsek Selemadeg Kompol Nyoman Budi Astawa yang dikonfirmasi terkait musibah tenggelamnya dua siswi SD membenarkan.
Menurutnya, hingga musibah terjadi berawal ketika kedua korban sekitar pukul 15.00 belanjar kelompok. Keduanya belajar dengan saksi Elsi yang tak lain anak dari karyawan villa.
Usai belajar kelompok, kedua korban sempat mengajak saksi Elsi berenang di kolam vila.
“Saksi Elsi sempat melarang kedua korban. Tapi kedua korban tak menghiraukan larangan tersebut. Kedua korban malah menjawab biarin aja, aku mau mandi berenang,” terang Kapolsek Selemadeg.
Lantaran kedua korban terus memaksa untuk mandi, saksi Elsi pun akhirnya menuruti dengan mengikuti kedua korban ke kolam renang. Kemudian kedua korban seketika langsung menceburkan diri ke kolam renang villa.
Sambil bermain HP dikursi yang berjarak sekitar 3 meter dari bibir kolam renang. Elsi tak memperhatikan kedua korban.
Keasikkan bermain HP, Elsi sempat mengaku tidak begitu menghiraukan kedua korban.
“Baru saat menengok ke kolam saksi tidak melihat kedua korban berenang. Saat ditengok, kedua korban dalam keadaan tenggelam di dasar kolam sedalam 2,5 meter,”imbuh kapolsek.
Melihat kedua temannya tenggelam, Elsi sempat berusaha untuk menolong, Namun karena tidak bisa berenang. Elsi langsung berlari minta bantuan ke kakaknya yg bernama Jimy yang saat itu berada di vila.
“Mendengar adiknya yang meminta tolong Jimy langsung berlari ke kolam dan menceburkan diri untuk menolong kedua korban dan mengangkat keluar kolam.
Karena merasa panik Jimy berlari minta bantuan kepada I Made Adiantanya yang juga karyawan Villa. Sehingga peristiwa itu dilaporkan ke kelian dinas,” jelasnya.
Dari hasil pemeriksaan medis oleh petugas Puskesmas Selemadeg dilokasi kejadian. Kedua korban mengalami tanda-tanda mati lemas.
Dengan mengeluarkan cairan putih pada mulut dan telinga korban. Atas kejadian itu, kedua orang tua histeris dan menolak untuk dilakukan otopsi dan menerima sebagai musibah.