DENPASAR – Hingga kini kasus pembunuhan terhadap sesosok wanita setengah telanjang di kebun jagung di Jalan Sedap Malam, Denpasar Timur, Lailatin Nadhiroh, 44, belum juga terungkap.
Sambil menunggu hasil otopsi dan mencari saksi lain, penyidik dalami keterangan Jainuri, suami siri Lailatin yang tinggal di Jalan Sedap Malam, Gang Tunjung Biru II Nomor. 4, Dentim.
Pria yang akrab disapa Pak Kumis ini diperiksa secara maraton terkait keberadaannya saat kejadian. Anehnya, terkait latar belakang korban, Pak Kumis terkesan menutup-nutupi dengan dalih tidak tahu.
Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bali Sabtu (9/6), pria yang diketahui banyak memiliki kekasih ini kembali dimintai keterangannya oleh penyidik.
Itu untuk mencocokkan keterangan sementara dari saksi-saksi di kosan dengan keterangannya. Korban diketahui keluar dari kos pada Selasa (5/6) sekitar pukul 17.00, dan mengaku dijemput suami.
Menurut Pak Kumis, 5 Juni 2018 pukul 19.53 wita, korban sempat miss call, namun ketika ditelpon balik tidak diangkat oleh korban.
Dia lalu melanjutkan bekerja sebagai buruh proyek di kawasan Renon. Karena telpon tidak diangkat, selanjutnya pada hari yang sama sekitar pukul 22.00 wita Pak Kumis ini pulang ke kos namun korban tak ada di kamar.
Lantaran sudah jam 22,00, para tetangga kos sudah ketiduran, sehingga ia enggan bertanya keberadaan istrinya pada tetangga.
Pak Kumis lalu kabarkan ke teman-teman proyek terkait hal ini. Ia dan teman- teman proyek berusaha mencari korban hingga keesokan harinya, namun tidak juga ketemu.
Keesokan harinya Rabu (6/6) sekitar pukul 10.00, ia sempat tanya tetangga kos. Namun sejumlah saksi di kos mengatakan bahwa istrinya keluar dan mengaku dijemput sama suami.
Dan Pak Kumis baru mengetahui bahwa korban telah meninggal dunia di kebun jagung yang jaraknya sekitar 500 meter dari kosan, setelah diberitahukan oleh warga sekitar.
“Sebelumnya antara Pak Kumis dan perempuan asal Kediri, Jawa Timur, Lailatin Nadhiroh, 44, tidak pernah terjadi pertengkaran, dan korban tidak mempunyai riwayat sakit.
Datar saja pengakuan Pak Kumis. Walaupun demikian kami terus dalami,” ujar sumber di Polresta Denpasar.
Pak Kumis juga tidak tahu istri keduanya (korban, red) ini keluar bersama siapa. Sebab ia mengaku bahwa korban memiliki mantan suami siri namun berada di Kalimantan.
Pun saat istrinya (korban, red) keluar dari kos itu, dirinya berada di tempat proyek. “Walaupun dia mengaku bahwa Selasa tanggal 5 Juli Sore dia di proyek namun tim IT
yang nantinya dalami posisi HP. Pun HP korban juga sementara diamankan di Polda, kami masih tunggu hasil pemeriksaan HP korban oleh anggota Polda Bali setelah itu dicocokkan. Nanti akan ketahuan,” katanya.
Lantas seperti apa pengakuannya terhadap polisi terkait, pernah tidaknya korban menceritakan kepadanya bahwa suaminya yang di Kalimantan itu akan datang ke Bali?
Terkait itu, Pak Kumis terkesan menutup-nutupi. Pak Kumis berdalih tidak tahu-menahu. “Anehnya korban apakah punya anak atau ngak, dia tidak tahu.
Pak Kumis ini terkesan sedikit tertutup, ketika ditanya mengenai latar belakang korban. Pak Kumis hanya mengatakan bahwa,
korban sempat mengatakan dengan lelaki yang di Kalimantan itu pun statusnya sebatas nikah siri,” katanya lagi.
Sumber pun menduga bahwa kematian korban ini murni pembunuhan. “Dugaan kami, pembunuhan ini diduga kuat bermotif cemburu lantaran cinta segitiga,” paparnya.
Terkait dengan ini Kapolresta Denpasar Kombes Hadi Purnomo, enggan berkomentar. Ia mengaku pihaknya masih dalami keterangan saksi-saksi yang kini sudah berjumlah kurang lebih 13 orang.
“Kami masih melakukan penyelidikan,” singkat perwira dengan pangkat tiga melati di pundak ini.