DENPASAR – Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Golose memberi warning kepada para pejabat di Pulau Bali yang berafiliasi dengan kelompok ormas yang terindikasi premanisme.
Hal ini disampaikan dalam peresmian patung Padarakan Rumeksa Gardapati (Parung Mahakarya Krama Bali) di depan Monumen Bajra Sandhi Renon, Sabtu (10/11) siang.
Irjen Petrus Golose menegaskan, bahwa tidak boleh lagi ada pejabat yang menggunakan preman sebagai alat.
“Tidak boleh ada para pejabat yang masih menggunakan preman sebagai alat mereka. Kalau ada, mereka akan berhadapan dengan kami. Dan, kami akan bertindak tegas,” kata Irjen Petrus.
Menurut Irjen Petrus, Polda Bali diberikan kewenangan untuk menjaga amanat rakyat. Maka dia menegaskan bahwa jangan ada lagi aksi premanisme di Bali.
Dia juga menyarankan para preman yang berafiliasi dengan ormas agar mencari pekerjaan yang layak saja.
“Sampaikan kepada preman-preman itu, cari pekerjaan yang layak saja. Banyak pekerjaan di Bali ini yang bisa mengangkat harkat dan martabat rakyat Bali,” tegas Irjen Petrus.
Sementara itu, patung Padarakan Rumeksa Gardapati (Parung Mahakarya Krama Bali) sendiri berdiri koko di depan Monumen Bajra Sandhi Renon, Denpasar.
Patung ini sebagai simbol perlawanan rakyat bali terhadap aksi premanisme di Bali. Patung ini menggambarkan sepasang pria paruh baya yang berdiri menunjukkan jari telunjuk tangan kanannya ke depan.
Di tangan kirinya memegang tameng lambang Pancasila, dan di kakinya dia menginjak sosok Buta Kala sebagai simbol keburukan.