SINGARAJA– Jafar dan Nu’ul –dua pelaku pembunuhan di Desa Pegayaman, hingga kini masih bungkam terkait aksinya. Keduanya telah diamankan polisi setelah sempat buron selama 5 hari terakhir.
Kapolsek Sukasada Kompol Made Agus Dwi Wirawan mengungkapkan, sejak peristiwa pembunuhan terjadi pihaknya langsung berusaha mempersempit ruang gerak para tersangka.
Kapolsek mengatakan, saat ditangkap, Jafar mengalami luka parah pada bagian tangan. Luka juga ditemukan pada bagian kepala. Sementara Nu’ul mengalami luka di kepala. Mereka sempat dibawa ke klinik kesehatan di Desa Ambengan. Kini keduanya ditahan di Mapolsek Sukasada.
Lebih lanjut Agus Dwi mengatakan, polisi masih berusaha menggali fakta-fakta yang terkait dengan peristiwa pembunuhan yang terjadi pekan lalu. Namun para tersangka masih lebih banyak bungkam.
Polisi akhirnya melakukan penelusuran kembali di sekitar lokasi kejadian. Termasuk melakukan penggeledahan di rumah yang dihuni tersangka Jafar dan Nu’ul. “Kami menelusuri bukti-bukti tambahan. Karena tersangka ini belum maksimal memberikan keterangan. Mungkin karena masih kondisi sakit. Kami tetap berusaha menggali fakta-fakta yang relevan dengan peristiwa (pembunuhan) itu. Dalam waktu dekat kami akan lakukan pers release,” tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, perkelahian berdarah terjadi di Banjar Dinas Kubu, Desa Pegayaman, pada Minggu (3/7) malam. Dalam peristiwa itu, dua orang meninggal dunia. Mereka adalah Ketut Fauzi dan Edi Salman.
Peristiwa bermula saat Edi Salman, Jafar, dan Nu’ul mendatangi rumah Ketut Fauzan. Edi Salman dkk diduga terkait dengan peristiwa pencurian sepeda motor yang terjadi di Banjar Dinas Wirabuana, Desa Gitgit, pada akhir Mei lalu. Selama 2 bulan terakhir mereka berhasil kabur dari kejaran polisi.
Pada Kamis (30/6) lalu, polisi mendapat informasi bahwa ketiganya berada di Desa Pegayaman. Polisi sempat menggerebek rumah Edi Salman. Namun lagi-lagi dia berhasil kabur. Polisi sempat melepas tembakan peringatan, namun tidak digubris.
Nah pada Minggu malam, Edi Salman dkk mendatangi rumah Ketut Fauzan. Mereka menduga Fauzan adalah informan polisi. Masalah itu membuat mereka cek-cok hingga berujung pembunuhan. (eps)