26.1 C
Jakarta
11 Desember 2024, 7:32 AM WIB

Begini Detik Kematian Si Adik di Tangan Kakak, Ibu, Ari Tinggal Bu….

DENPASAR – Kematian Kadek Ari Permana Putra di tangan kakak kandungnya Putu Adi Permana Jaya menyisakan duka di kalangan anggota keluarga.

Mereka tak menyangka Kadek Ari tewas mengenaskan. Padahal, Kadek Ari dikenal sebagai anak yang kalem.

“Anaknya nggak  pernah neko-neko. Orangnya polos. Kalau ada acara pemuda di kampung, pasti dia usahakan pulang,” ujar Nyoman Sukajaya, 52, paman korban sekaligus pelaku.

Sedangkan pelaku, Putu Adi memang dikenal suka minum-minuman keras dan jika dalam kondisi mabuk, dia dikenal temperamental, kerap membawa senjata tajam.

Hal tersebut diduga karena Adi dipengaruhi pergaulannya selama ini. “Memang suka mabuk. Kalau sudah mabuk, sedikit-sedikit bawa pisau,” ungkapnya.

Ari merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Paling besar di Pelaku, Putu Adi, kemudian korban Kadek Ari, dan terakhir Ayu Mahadewi yang kini sedang kuliah di salah satu Universitas di Denpasar.

Kadek Ari juga belum menikah. Menurut Sukajaya, beberapa tahun yang lalu, Ari sempat akan pergi ke kerja ke kapal (luar negeri).

Hanya saja hal tersebut gagal karena mengalami kecelakaan yang cukup parah. Sepengetahuan dia, Kadek Ari mengalami dua kali kecelakaan yang cukup keras dan sempat di rawat di RS Sanglah.

Sukajaya pun tak menyangka Ari meninggalkan keluarganya untuk selama-lamanya. Sebelum Ari menghembuskan nafas terakhirnya di pelukan sang ibu, kata Sukajaya, Ari sempat meminum air putih.

Dia sempat berpamitan karena tak kuasa menahan rasa sakit akibat tusukan pada dada kirinya tersebut.

“Ibu, Ari tinggal, bu,” ucap Ari,  sebelum meninggal dunia, seperti dituturkan Sukajaya. 

Saat ini, jenazah korban sementara dititip ke RS Sanglah. Sukajaya menuturkan bahwa pihak keluarga belum memperbolehkan membawa ke kampung halamannya, di Desa Sangketan, Penebel, Tabanan.

Ini  karena terhalang upacara agama di Pura Puseh desa setempat, Rabu mendatang (14/2). “Kemungkinan kami akan membawa pulang hari Kamis Sore (15/2).

Menurut keterangan keluarga di kampung, jenazah baru akan diaben pada hari Minggu (18/2) mendatang. Jadi, sementara kami titipkan dulu di RS Sanglah,” ungkapnya.

DENPASAR – Kematian Kadek Ari Permana Putra di tangan kakak kandungnya Putu Adi Permana Jaya menyisakan duka di kalangan anggota keluarga.

Mereka tak menyangka Kadek Ari tewas mengenaskan. Padahal, Kadek Ari dikenal sebagai anak yang kalem.

“Anaknya nggak  pernah neko-neko. Orangnya polos. Kalau ada acara pemuda di kampung, pasti dia usahakan pulang,” ujar Nyoman Sukajaya, 52, paman korban sekaligus pelaku.

Sedangkan pelaku, Putu Adi memang dikenal suka minum-minuman keras dan jika dalam kondisi mabuk, dia dikenal temperamental, kerap membawa senjata tajam.

Hal tersebut diduga karena Adi dipengaruhi pergaulannya selama ini. “Memang suka mabuk. Kalau sudah mabuk, sedikit-sedikit bawa pisau,” ungkapnya.

Ari merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Paling besar di Pelaku, Putu Adi, kemudian korban Kadek Ari, dan terakhir Ayu Mahadewi yang kini sedang kuliah di salah satu Universitas di Denpasar.

Kadek Ari juga belum menikah. Menurut Sukajaya, beberapa tahun yang lalu, Ari sempat akan pergi ke kerja ke kapal (luar negeri).

Hanya saja hal tersebut gagal karena mengalami kecelakaan yang cukup parah. Sepengetahuan dia, Kadek Ari mengalami dua kali kecelakaan yang cukup keras dan sempat di rawat di RS Sanglah.

Sukajaya pun tak menyangka Ari meninggalkan keluarganya untuk selama-lamanya. Sebelum Ari menghembuskan nafas terakhirnya di pelukan sang ibu, kata Sukajaya, Ari sempat meminum air putih.

Dia sempat berpamitan karena tak kuasa menahan rasa sakit akibat tusukan pada dada kirinya tersebut.

“Ibu, Ari tinggal, bu,” ucap Ari,  sebelum meninggal dunia, seperti dituturkan Sukajaya. 

Saat ini, jenazah korban sementara dititip ke RS Sanglah. Sukajaya menuturkan bahwa pihak keluarga belum memperbolehkan membawa ke kampung halamannya, di Desa Sangketan, Penebel, Tabanan.

Ini  karena terhalang upacara agama di Pura Puseh desa setempat, Rabu mendatang (14/2). “Kemungkinan kami akan membawa pulang hari Kamis Sore (15/2).

Menurut keterangan keluarga di kampung, jenazah baru akan diaben pada hari Minggu (18/2) mendatang. Jadi, sementara kami titipkan dulu di RS Sanglah,” ungkapnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/