DENPASAR- Kematian tragis pelajar SMA PGRI 1 Denpasar, Nabila Syafira, 16 di kamar kosnya di Jalan Tukad Gerinding Gang Gada Nomor 11 A, Denpasar Selatan, Selasa sore (11/2) masih menyisakan tanda tanya.
Bukan hanya soal kematiannya yang mendadak, temuan cairan warna hijau dari hidung korban yang diduga mengandung zat tertentu sebagaimana temuan tim dokter Forensik RSUP Sanglah, juga masih menimbulkan misteri.
Lalu siapa sebenarnya Nabila?
Kepala SMA PGRI 1 Denpasar, Putu Sanurwati, dikonfirmasi, Rabu (12/9) mengatakan, Nabila adalah anak yang cukup pintar secara akademik, namun tidak mudah bergaul dan suka menyendiri.
“Kalau di sekolah dia jarang bergaul dan suka menyendiri. Ada teman dekatnya, teman sebangku. Tapi dia ini memang agak tertutup sehingga tidak banyak yang mengetahui permasalahan yang sedang ia hadapi,” ujar Sanurwati.
Bukan hanya di sekolah, Nabila juga dianggap tertutup oleh tetangga kosnya.
Sanurwati juga mengatakan dirinya baru mengetahui bahwa Nabila tinggal sendiri di tempat kos.
“Ini saya baru tahu kemarin dari tetangganya kalau dia tinggal sendiri.
Padahal dulu dia tinggal berdua sama ibunya.
Setiap ada yang nanya ke mana ibunya, dia selalu menjawab ibunya kerja dan tinggal di Jawa,” tandas Sanurwati.
Sanurwati juga mengaku sempat mendatangi langsung tempat kos peserta didiknya tersebut.
“Saya sudah mengetahui sejak kemarin tentang kematiannya (red. Nabila). Sesaat setelah ditemukan meninggal, saya langsung dapat telepon dan saya langsung datang ke kosnya,” ucapnya
Sehari sebelum ditemukan tak bernyawa, Nabila memang tidak bersekolah dengan alasan sedang sakit.