34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 14:38 PM WIB

UPDATE! Tidak Ada Tanda Cekikan di Leher Si Mayat dengan Mata Melotot

DENPASAR – Penyebab kematian I Gede Arik, Artawan, 18, yang ditemukan tewas dengan kondisi mata melotot di Pantai Penimbangan, Singaraja, belum diketahui secara pasti.

Forensik RSUP Sanglah meminta masyarakat bersabar. Pasalnya, Forensik RSUP Sanglah masih menunggu hasil uji toksikologi yang dilakukan Laborarotium Forensik cabang Denpasar.

Kepala Forensik RSUP Sanglah dr. Dudut Rustyadi mengatakan, hasil uji toksikologi sangat menentukan untuk mengetahui penyebab kematian korban.

“Kita tunggu saja hasil Labfor nya. Bahan sudah dikirim. Tidak perlu berspekulasi,” ujar dr Dudut. Begitu juga dugaan terkait apakah korban tewas karena racun jenis potasium yang ditemukan di Tempat Kejadian Perkara (TKP) oleh pihak kepolisian.

Lalu apakah ada kemungkinan korban bunuh diri atau dibunuh dengan melihat kembali hasil otopsi yang dilakukan pihak Forensik RS Sanglah? Lagi-lagi dr. Dudut enggan berkomentar banyak.

“Kami tidak temukan ada tanda cekikan pada leher. Begitu juga sidik jari. Tidak ada itu (kekerasan),” tuturnya.

Dr Dudut justru meminta kepada penyidik di lapangan untuk memberikan keterangan kepada media agar tidak ada simpang siur informasi di lapangan.

Diketahui sebelumnya, pria yang memiliki riwayat penyakit paru-paru tersebut tewas secara misterius di dalam mobil Daihatsu Ayla dengan nomor polisi DK 1092 UK.

Selain ditemukan sebuah plastik yang berisi serbuk berwarna putih atau potassium. Juga ditemukan pada bagian dalam mobil dua buah batu.

Satu batu berukuran besar, terlihat berisi bercak darah. Sementara batu lainnya memiliki ukuran sebesar kepalan tangan. 

DENPASAR – Penyebab kematian I Gede Arik, Artawan, 18, yang ditemukan tewas dengan kondisi mata melotot di Pantai Penimbangan, Singaraja, belum diketahui secara pasti.

Forensik RSUP Sanglah meminta masyarakat bersabar. Pasalnya, Forensik RSUP Sanglah masih menunggu hasil uji toksikologi yang dilakukan Laborarotium Forensik cabang Denpasar.

Kepala Forensik RSUP Sanglah dr. Dudut Rustyadi mengatakan, hasil uji toksikologi sangat menentukan untuk mengetahui penyebab kematian korban.

“Kita tunggu saja hasil Labfor nya. Bahan sudah dikirim. Tidak perlu berspekulasi,” ujar dr Dudut. Begitu juga dugaan terkait apakah korban tewas karena racun jenis potasium yang ditemukan di Tempat Kejadian Perkara (TKP) oleh pihak kepolisian.

Lalu apakah ada kemungkinan korban bunuh diri atau dibunuh dengan melihat kembali hasil otopsi yang dilakukan pihak Forensik RS Sanglah? Lagi-lagi dr. Dudut enggan berkomentar banyak.

“Kami tidak temukan ada tanda cekikan pada leher. Begitu juga sidik jari. Tidak ada itu (kekerasan),” tuturnya.

Dr Dudut justru meminta kepada penyidik di lapangan untuk memberikan keterangan kepada media agar tidak ada simpang siur informasi di lapangan.

Diketahui sebelumnya, pria yang memiliki riwayat penyakit paru-paru tersebut tewas secara misterius di dalam mobil Daihatsu Ayla dengan nomor polisi DK 1092 UK.

Selain ditemukan sebuah plastik yang berisi serbuk berwarna putih atau potassium. Juga ditemukan pada bagian dalam mobil dua buah batu.

Satu batu berukuran besar, terlihat berisi bercak darah. Sementara batu lainnya memiliki ukuran sebesar kepalan tangan. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/