RadarBali.com – M.Jouhari, saksi kunci tewasnya Prada Yanuar Setiawan, 20, siswa dikjur infanteri masih tergolek lemah di RS Sanglah.
Dalam kondisi kesakitan, beruntung orang tuanya datang menjenguk. Ayah Jouhari, Yusuf Daengkule, 57 yang baru saja tiba di Bali untuk melihat kondisi anaknya, tampak terlihat sedih.
Dia begitu terpukul dengan peristiwa pengeroyokan yang menewaskan Prada Yunuar. Apalagi, Jouhari, anaknya ikut menjadi korban.
Awal mendengar kabar Jouhari menjadi korban penganiayaan geng motor, dari teman Jouhari melalui via sambungan handpone.
“Keluarga kami di kampung langsung berembuk. Setelah itu, kami putuskan berangkat menjenguk anak kami,” ujar pria asal Manggarai, NTT, ini.
“Ketika pertama kali melihat Jouhari saya merasa sedih, mulut menganga, tak dapat bicara dan makan pun dia tak dapat. Pasalnya semasa hidup Jouhari tak pernah mengalami kejadian seperti ini,” tandasnya.
Bagaimana dengan operasi anaknya? Menurutnya, memang ada permintaan dari tim medis. Namun, tindakan operasi tidak dapat dilakukan terbentur dengan biaya yang sangat mahal.
“Karena kami hidup tidak berkecukupan. Biaya operasi hampir mencapai puluhan juta. Karena patah tulang rahang di bagian mulut,” paparnya pria yang bekerja sebagai petani desa.
Perlu diketahui Jouhari memiliki jaminan kesehatan nasional yakni BPJS. Namun, kartu tersebut tidak dapat digunakan. Karena Jouhari sakit bukan karena korban kecelakaan lalu lintas.
Melainkan sakit Jouhari, karena korban penganiayaan geng motor. “Untuk proses hukum, saya serahkan kepada pihak kepolisian. Harapan saat ini terpenting kondisi Jouhari dapat pulih dan sehat. Agar dapat bekerja kembali seperti biasa,” pungkasnya.