NEGARA – Rasa frustasi yang mendalam pascabercerai dengan istrinya membuat I Wayan Astika, 36, berputus asa.
Gagal move on, Warga Banjar Yeh Buah, Desa Yehembang Kauh, Mendoyo itu nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.
Sebelum aksi ulah pati dilakukan, Senin (12/11) kemarin, Santika meminjam sepeda motor milik IB Anom Merta, 44, untuk berangkat ikut sangkep (rapat) banjar.
Tanpa curiga Merta memberikan sepeda motornya untuk dipakai tetangganya itu. Namun saat rapat banjar, ternyata Santika tidak hadir.
Lantaran curiga Santika yang meminjam sepeda motor untuk ikut sangkep tapi tidak hadir, usai sangkep Merta bersama I Gusti Made Lanang Mayun, 43, klian adat setempat melakukan pencarian.
Tidak lama kemudian Merta menemukan sepeda motor yang dipinjam Santika dipinggir jalan sebelah timur bale banjar.
Merta dan Mayun yang curiga lalu mencari Santika dirumahnya tetapi tidak ditemukan. Mereka lalu mencari Santika di rumah kosong yang pernah ditempati bersama istrinya.
Saat sampai dirumah kosong itu sekitar pukul 20.30 mereka kaget melihat Santika tergantung dengan leher terjerat tali plasfik warna biru yang ddikatkan di kayu usuk kerangka atap rumah.
Saat ditemukan Santika sudah tidak bernyawa dengan posisi kedua kaki bersimpuh dan kedua mata terbuka.
“Korban murni meninggal karena bunuh diri, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan ditubuhnya,” ujar Kapolsek Mendoyo Kompol Gusti Agung Kade Sukasada, Selasa (13/11) siang.
Berdasar keterangan I Made Gunawan, 44, kakak Santika, dua hari sebelumnya adiknya itu sempat mengeluh dengan kondisi perekonomiannya setelah cerai dengan istrinya.
Apalagi tanah miliknya sudah digadaikan untuk mengurus perceraian yang sampai saat ini belum selesai.
“Dari keterangan saksi dan keluarga korban, diperkirakan korban nekat gantung diri karena frustasi dengan berbagai permasalahan yang dihadapi setelah bercerai dengan istrinya,”terangnya.