28.2 C
Jakarta
14 Desember 2024, 1:10 AM WIB

Café Titit Pekerjakan Anak Dibawah Umur, Perbekel Ngaku Kecolongan

GEROKGAK- Tewasnya AM, 16, waitrees Café Titit asal Banyuwangi, Jawa Timur dengan cara gantung diri di Banjar Dinas Melanting, Desa Banyupoh, Gerokgak, terus menjadi sorotan.

 

Salah satunya, Perbekel Desa Banyupoh, Gerokgak Ketut Bijaksana. Saat dikonfirmasi, Sabtu (14/3)ia mengaku sangat menyayangkan kasus bunuh diri ini terjadi di desanya.

Apalagi menurut Ketut Bijaksana, korban merupakan anak dibawah umur.

“Untuk proses hukumnya, kami serah penuh kepada pihak kepolisian,” tegas Bijaksana.

Sedangkan terkait dengan Café Titit yang beroperasi di desa. Sejatinya, kata dia  tidak ada masalah.

Hanya saja, yang disesalkan, karena pihak pemilik cafe memperkerjakan anak dibawah umur.

Menurut Bijaksana, atas kasus ini, pihaknya mengaku sudah memanggil pihak pengelola café tersebut.

Agar segera melengkapi administrasi kependudukan setiap pekerja café yang baru dating ke desa. Bahkan menyarankan untuk menutup café tersebut.  

“Sebenarnya secara aturan di desa siapun itu entah itu pekerja dari luar Bali maupun dari Bali yang bekerja. Wajib hukum melapor. Agar kami dan kelian dusun memantau perkerja atau penduduk yang datang,” terangnya.     

Atas kejadian ini, ia pun mengaku kecolongan, lantaran di desa ada anak dibawah umur bekerja di café.

Pihaknya kerap kali turun lakukan pengawasan. Namun baru ini tidak terpantau.

“Kami menduga masuk anak dibawah umur bekerja di café. Secara diam-diam kucing-kucing di desa,” tungkasnya. 

GEROKGAK- Tewasnya AM, 16, waitrees Café Titit asal Banyuwangi, Jawa Timur dengan cara gantung diri di Banjar Dinas Melanting, Desa Banyupoh, Gerokgak, terus menjadi sorotan.

 

Salah satunya, Perbekel Desa Banyupoh, Gerokgak Ketut Bijaksana. Saat dikonfirmasi, Sabtu (14/3)ia mengaku sangat menyayangkan kasus bunuh diri ini terjadi di desanya.

Apalagi menurut Ketut Bijaksana, korban merupakan anak dibawah umur.

“Untuk proses hukumnya, kami serah penuh kepada pihak kepolisian,” tegas Bijaksana.

Sedangkan terkait dengan Café Titit yang beroperasi di desa. Sejatinya, kata dia  tidak ada masalah.

Hanya saja, yang disesalkan, karena pihak pemilik cafe memperkerjakan anak dibawah umur.

Menurut Bijaksana, atas kasus ini, pihaknya mengaku sudah memanggil pihak pengelola café tersebut.

Agar segera melengkapi administrasi kependudukan setiap pekerja café yang baru dating ke desa. Bahkan menyarankan untuk menutup café tersebut.  

“Sebenarnya secara aturan di desa siapun itu entah itu pekerja dari luar Bali maupun dari Bali yang bekerja. Wajib hukum melapor. Agar kami dan kelian dusun memantau perkerja atau penduduk yang datang,” terangnya.     

Atas kejadian ini, ia pun mengaku kecolongan, lantaran di desa ada anak dibawah umur bekerja di café.

Pihaknya kerap kali turun lakukan pengawasan. Namun baru ini tidak terpantau.

“Kami menduga masuk anak dibawah umur bekerja di café. Secara diam-diam kucing-kucing di desa,” tungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/