29.6 C
Jakarta
11 Desember 2024, 18:13 PM WIB

Pintu Masuk Bali Bolong, Ini Permintaan PHRI ke Aparat, Nyelekit…

DENPASAR – Kalangan pariwisata di Bali ikut mengutuk aksi pengeboman tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur.

Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati menyatakan, sementara saat ini pariwisata di Bali masih normal.

Belum ada pembatalan kunjungan ke Pulau Dewata.  “Kami menyesalkan dan mengutuk bom di Surabaya yang menyerang umat beragama sedang beribadah,” ujar Cok Ace – sapaan akrabnya.

Meski aksi teror berlanjut, Cok Ace yakin target 2019 mendatangkan 8 juta wisatawan bisa tercapai. Ini karena tingkat kunjungan sejak April mulai normal.

Dia berharap pemerintah bisa mewajibkan setiap tempat usaha seperti hotel memasang CCTV di bagian depan.

Dengan adanya CCTV minimal bisa membantu kepolisian merangkai kronologi ketika ada suatu peristiwa.

“Di Ubud banyak kasus (kejahatan) terungkap karena melihat CCTV. Orangnya lewat mana dan dari mana bisa dilihat,” tutur bapak dua anak itu.

Yang paling penting, menurut Cok Ace adalah peningkatan keamanan di pintu masuk Bali seperti pelabuhan.

Cok Ace melihat selama ini setelah ada kejadian baru ada peniingkatan keamanan. Hal seperti itu bahkan selalu terulang.

“Saya melihat ada fluktuasi, kadang ketat kadang longgar. Semoga konsisten, setelah aman tidak lengah lagi. Terutama di pintu masuk seperti Pelabuhan Gilimanuk bisa diperketat,” tandasnya.

DENPASAR – Kalangan pariwisata di Bali ikut mengutuk aksi pengeboman tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur.

Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati menyatakan, sementara saat ini pariwisata di Bali masih normal.

Belum ada pembatalan kunjungan ke Pulau Dewata.  “Kami menyesalkan dan mengutuk bom di Surabaya yang menyerang umat beragama sedang beribadah,” ujar Cok Ace – sapaan akrabnya.

Meski aksi teror berlanjut, Cok Ace yakin target 2019 mendatangkan 8 juta wisatawan bisa tercapai. Ini karena tingkat kunjungan sejak April mulai normal.

Dia berharap pemerintah bisa mewajibkan setiap tempat usaha seperti hotel memasang CCTV di bagian depan.

Dengan adanya CCTV minimal bisa membantu kepolisian merangkai kronologi ketika ada suatu peristiwa.

“Di Ubud banyak kasus (kejahatan) terungkap karena melihat CCTV. Orangnya lewat mana dan dari mana bisa dilihat,” tutur bapak dua anak itu.

Yang paling penting, menurut Cok Ace adalah peningkatan keamanan di pintu masuk Bali seperti pelabuhan.

Cok Ace melihat selama ini setelah ada kejadian baru ada peniingkatan keamanan. Hal seperti itu bahkan selalu terulang.

“Saya melihat ada fluktuasi, kadang ketat kadang longgar. Semoga konsisten, setelah aman tidak lengah lagi. Terutama di pintu masuk seperti Pelabuhan Gilimanuk bisa diperketat,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/