AMLAPURA – Penemuan perahu karet jenis sekoci oleh salah seorang nelayan I Nyoman Sinta, 50, di laut lepas kawasan Kecamatan Abang, Karangasem, menggegerkan warga, Kamis kemarin (14/1).
Lantaran perahu karet berwarna putih tersebut ditemukan tanpa awak. Sempat ada kecurigaan korban tenggelam, sehingga nelayan yang merupakan warga Banjar Dinas Aas,
Desa Bunutan, Kecamatan Abang itu melaporkan penemuan perahu itu kepada Bhabinkamtimas Desa Bunutan untuk mendapatkan tindaklanjut.
Menurut informasi, penemuan sekoci berawal saat Nyoman Sinta tengah melaut sekitar pukul 05.00 pagi hari.
Saat berada di tengah untuk mencari ikan, tiba-tiba sampan miliknya seperti ada yang menabrak. Ketika dilihat, ternyata sampan miliknya diseruduk perahu karet tanpa ada pengemudi.
Sinta yang kaget melihat kejadian itu langsung berinisiatif untuk menarik perahu ke pinggir pantai. Selanjutnya, ia melaporkan kejadian tersebut kepada Bhabinkamtibmas Desa Bunutan Aipda I Nyoman Sujana.
Selanjutnya Sinta diminta agar perahu karet temuanya itu ditarik ke darat agar tidak terhanyut ke laut, mengingat gelombang air laut yang cukup besar.
Temuan perahu karet tanpa awak tersebut sempat membuat warga geger. Kapolsek Abang AKP I Putu Agus Adi Wijaya mengungkapkan,
perahu karet tanpa awak itu milik Warga Negara Asing (WNA) asal Denmark yang tengah berwisata di Pantai Amed. “Ternyata itu milik WNA Denmark yang sedang berlibur di Amed,” ujarnya.
Dari pengakuannya kepada aparat kepolisian, Emily datang ke Pantai Melasti, Amed bersama 25 orang rekannya sekitar seminggu lalu.
Sekitar pukul 17.30 Wita, Rabu (13/1) lalu, Emily dan tiga rekannya menggunakan perahu karet tersebut untuk makan di restoran Amed Beach.
“Boat kecil itu hanya ditambatkan di bibir pantai. Tidak diikat. Kamis sekitar pukul 03.00 pagi hari saat akan kembali ke kapal miliknya yang parkir di tengah boat sekocinya hilang.
Akhirnya dilakukan pencarian tapi tidak ditemukan. Dan sudah melapor kepada warga setempat sampai ditemukan oleh nelayan. Sekocinya sudah dibawa lagi oleh WNA Denmark ini,” kata AKP Adi Wijaya.
Dia menambahkan, 25 orang WNA Denmark ini melakukan perjalanan ke Indonesia hingga Lombok dengan menggunakan kapal jenis Siling.
Selanjutnya, setiba di Lombok, NTB, rekannya kembali membeli satu unit kapal kayu untuk digunakan ke Bali.
Dan, ketika di Bali para WNA asal Denmark ini kembali membeli kapal jenis siling hingga memiliki tiga unit kapal untuk kebutuhan berlayar sambli liburan.
“Kami sudah cek kelengkapan surat-suratnya. Aman. Termasuk paspor dan kelengkapan lainnya lengkap. Jadi para WNA ini berlayar menggunakan kapal. Satu kapal ada diisi beberapa orang.
Awalnya bawa satu dari Denmark terus membeli dua unit lagi di Lombok dan di Bali. Perahu karetnya itu hanya kapal sekoci untuk keperluan ke darat saja. Karena mereka parkir di tengah,” tandasnya.