27.3 C
Jakarta
21 November 2024, 22:28 PM WIB

Komnas PA Yakin Tokoh Besar di Bali Terlibat Pedofil, Ini Indikatornya

DENPASAR – Ketua Komnas Perlindungan Anak Aris Merdeka Sirait meyakini ada tindakan pedofil yang terjadi di Ashram Gandhi Puri Sevagram Klungkung.

Hal ini dia simpulkan setelah pihaknya mendatangi ashram tersebut, Rabu (13/2) lalu. “Saya meyakini bahwa peristiwa itu terjadi di ashram itu.

Saya katakan telah terjadi peristiwa itu. Saya bukan paranormal. Tapi, saya meyakini itu,” kata Arist Merdeka usai berkoordinasi dengan Ditreskrimum Polda Bali, Kamis (14/2) kemarin. 

Dijelaskan Arist Merdeka, keyakinan itu tidak muncul begitu saja. Ada beberapa indikator yang dijadikan untuk mengambil kesimpulan selain memang ada pengakuan dari korban.

Beberapa indikator seperti, mulai dari situasi ashram, jenis kegiatan, kondisi ruangan hingga tempat tidur yang ditempatkan di masing-masing kamar di ashram tersebut.

Dimana dijelaskan, di ashram itu, anak laki-laki wajib menghuni satu kamar per orang. Sedangkan para anak perempuan diberi kelonggaran untuk menghuni dua atau lebih orang per kamar.

Arist Merdeka Sirait mencontohkan situasinya saat mengungkap kasus pembunuhan Angeline. Di mana saat itu, dia memasuki situasi kamar – kamarnya

dan langsung merasakan adanya keyakinan bahwa ada persengkongkolan jahat yang hingga akhirnya merenggut nyawa Angeline. 

“Begitu juga yang saya rasakan saat mendatangi ashram di Klungkung. Suasana di sana sepertinya mendukung,” tandasnya.

DENPASAR – Ketua Komnas Perlindungan Anak Aris Merdeka Sirait meyakini ada tindakan pedofil yang terjadi di Ashram Gandhi Puri Sevagram Klungkung.

Hal ini dia simpulkan setelah pihaknya mendatangi ashram tersebut, Rabu (13/2) lalu. “Saya meyakini bahwa peristiwa itu terjadi di ashram itu.

Saya katakan telah terjadi peristiwa itu. Saya bukan paranormal. Tapi, saya meyakini itu,” kata Arist Merdeka usai berkoordinasi dengan Ditreskrimum Polda Bali, Kamis (14/2) kemarin. 

Dijelaskan Arist Merdeka, keyakinan itu tidak muncul begitu saja. Ada beberapa indikator yang dijadikan untuk mengambil kesimpulan selain memang ada pengakuan dari korban.

Beberapa indikator seperti, mulai dari situasi ashram, jenis kegiatan, kondisi ruangan hingga tempat tidur yang ditempatkan di masing-masing kamar di ashram tersebut.

Dimana dijelaskan, di ashram itu, anak laki-laki wajib menghuni satu kamar per orang. Sedangkan para anak perempuan diberi kelonggaran untuk menghuni dua atau lebih orang per kamar.

Arist Merdeka Sirait mencontohkan situasinya saat mengungkap kasus pembunuhan Angeline. Di mana saat itu, dia memasuki situasi kamar – kamarnya

dan langsung merasakan adanya keyakinan bahwa ada persengkongkolan jahat yang hingga akhirnya merenggut nyawa Angeline. 

“Begitu juga yang saya rasakan saat mendatangi ashram di Klungkung. Suasana di sana sepertinya mendukung,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/