RadarBali.com – Selama menjadi buronan polisi, wakil ketua DPRD Bali Jero Gede Komang Swastika alias Jero Jangol tidak terdeteksi jajaran petugas di Banjar/Desa Melinggih, Kecamatan Payangan.
Bahkan petugas desa, baik bendesa dan perbekel Melinggih pun tidak tahu menahu jika tiba-tiba Jangol ditangkap oleh polisi dari Polda Bali di kandang sapi yang lokasinya harus ditempuh dengan melalui jalan setapak itu.
Perbekel Melinggih I Nyoman Surata dikonfirmasi terpisah mengaku tidak tahu mengenai keberadaan Jero Jangol di wilayahnya.
“Biasanya kalau ada penduduk pendatang ada laporan, tapi kali ini tidak. Entah berapa lama sudah di sini kami tidak tahu,” ungkap Surata.
Termasuk penangkapan Jero Jangol, Senin malam, pihaknya hanya tahu dari laporan warga. “Dari informasi yang kami terima, katanya ibunya asal sini.
Tapi, kami belum pernah lihat dia ada sini. Laporan dari warga tidak ada tamu. Kami nggak nyangka akan sembunyi di sini,” jelasnya.
Mengantisipasi adanya aksi semacam ini, pihaknya akan melakukan evaluasi dan koordinasi dengan para Kelihan Banjar.
“Dulu penduduk pendatang rutin kami data lewat kipem. Dicek oleh pecalang. Tapi, sekarang kan tidak boleh lagi ada pungutan, sehingga nanti kami akan siasati bagaimana menjaring duktang,” tukasnya.
Bendesa Pakraman Melinggih, I Ketut Rata juga mengaku tidak tahu menahu tentang penangkapan ini. Alasannya, Jero Jangol merupakan warga luar desa yang kebetulan saja sembunyi di Banjar Melinggih.
“Ada situasi seperti ini saya kemarin ngak ngeh. Apalagi itu orang luar. Saya cuma dengar berita angin yang tak pasti. Makanya tiyang kaget tadi pagi ramai dibahas,” ungkapnya.
Ketut Rata semakin tak tahu apa-apa, mengingat ia sendiri tidak kenal dengan ibu Jero Jangol maupun Jero Jangol itu sendiri.
“Kesehariannya tidak di sini, apalagi ibunya nikah keluar puluhan tahun lalu. Saya sendiri tidak kenal wajah ibu atau pak Jangol itu,” jelasnya