DENPASAR – Hairudin, 37, chief security PT. SJS yang menebas tangan Suwandi alias Ahan, staf operasional hingga putus, hingga saat ini masih buron.
Pasalnya, pasca menganiaya korban hingga sekarat, tersangka langsung kabur melarikan diri. Disebut-sebut, tersangka kabur ke kampung halamannya di Dompu, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Tim Buser Polsek KP3 Pelabuhan Benoa diback up Polresta Denpasar sendiri tengah mengejar tersangka ke kampung halamannya.
“Kami sudah menyisir beberapa tempat, termasuk kosannya di kawasan Denpasar, namun nihil. Kuat dugaan, tersangka sudah kabur ke kampung halamannya di Dompu,” timpal sumber kepolisian kemarin.
Lantaran masih mengejar tersangka, polisi masih belum mengetahui motif sebenarnya dengan kasus ini. Apalagi, korban Ahan belum bisa dimintai keterangan lantaran masih menjalani perawatan di RS Sanglah.
“Dugaan awal karena dendam. Tapi, apa permasalahan awal sebenarnya, masih perlu didalami,” katanya sembari menyebut tim Buser tengah dikerahkan untuk mengejar tersangka ke kampung halamannya.
Menurutnya, lambatnya kasus ini terungkap lantaran PT SJS baru melaporkan peristiwa dugaan penganiayaan berat itu Minggu (13/12) lalu.
Sedangkan peristiwa berdarah itu berlangsung sejak Selasa (1/12) lalu. Artinya, ada jeda 13 hari sebelum polisi mengetahui adanya kejadiannya tersebut.
Sementara itu, salah satu anggota Satpam di PT. SJS bernama Ahmad, 36, mengaku tidak tahu menahu
motif yang terjadi.
“Ya, saya tidak tahu menahu terkait apa permasalahnya,” timpal Danru Sekuriti PT. SJS Ahmad ketika ditemui di lokasi kejadian kemarin.
Ahmad mengaku peristiwa itu benar terjadi bahkan korban ditebas pelaku menggunakan pedang hingga menderita luka berat.
Diceritakan, pada saat itu saksi Ahmad masuk kerja shif pagi. Dia menggantikan Hairudin yang saat itu selesai tugas jaga shif malam.
Saat baru tiba di gudang PT. SJS, Ahmad melihat Hairudin cekcok mulut dengan Suwandi. Dengan pedang, ia menebas tangan kiri staf operasional. Saat itu juga Hairudin langsung kabur meninggalkan lokasi kejadian.
Paska peristiwa itu, Hairudin yang merupakan satpam terlama di perusahaan tersebut tak pernah masuk bekerja.
Pun sampai hari ini lelaki keturunan Tionghoa yang juga sebagai staf operasional PT SJS, bernama Suwandi alias Ahan, asal Pekanbaru, Riau masih dirawat di RS.
“Selama ini korban tinggal di mes PT SJS di Jalan Ikan Tuna III Nomor 3, Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan. Dia sudah bekerja lama di sini,” pungkasnya.
Disinggung mengenai saksi mata, Ahmad membenarkan namun dia juga tidak tahu dari mana pedang yang digunakan pelaku untuk menebas korban itu di ambil.
Diduga, pedang tersebut sudah dibawa dari kediamnnya. Sepertinya Hairudin sudah merencanakan aksi kekerasan itu. Diduga Hairudin itu membawa parang dari kosnya.
Ahmad mengungkapkan, selama bekerja dua tahun di PT. SJS, pelaku maupun korban sama-sama ramah. Setiap hari mereka bekerja seperti biasa.
Para karyawan operasional bekerja sejak pukul 09.00, hingga pukul 17.00. Sementara para satpam bekerja dibagi tiga shif, yakni shif pagi satu orang, sore satu orang, dan malam satu orang.
Sayangnya pihak PT SJS tidak bisa dimintai konfirmasinya. Ahmad mengatakan bos SJS tidak ditempat karena sedang libur.
Kapolsek Kawasan Laut Pelabuhan Benoa Kompol Abdus Salim enggan berspekulasi terkait kasus penganiayaan berat ini. “Pelakunya sementara masih dikejar,” kata Kompol Abdul Salim.
Kasubaghumas Polreata Denpasar Iptu Ketut Sukadi mengatakan belum bisa menyimpulkan apa yang sebenarnya terjadi.
Dugaan sementara tersangka Hairudin sakit hati terhadap korban Suwandi. “Kami masih dalami,” tutupnya singkat.