AMLAPURA—Kasus penebasan sopir truk galian C yang dilakukan oknum sopir membuat Desa Amerta Bhuana leteh alias kotor.
Karena itu, desa meminta pelaku menggelar prayatista di lokasi kejadian yakni di Dusun Muntig, Desa Mertha Buana, Selat.
“Ini sebagai bentuk pertanggungjawaban secara niskala,” ujar Perbekel Amertha Buana Wayan Suara Arsana.
Apalagi, di lokasi penebasan tersebut juga ditemukan ceceran darah sehingga perlu dilakukan upacara.
“Sekalipun korban selamat, tetap saja ada ceceran darah di TKP sehingga perlu dilakukan pembersihan secara niskala,” katanya.
Peristiwa penebasan terjadi Selasa lalu pukul 10.30 wita. Korban adalah I Ketut Wardana, 42, asal Banjar Dinas Manik, Desa Muncan.
Korban mengelami luka robek di bagian rahang kenang sepanjang 10 cm. Sementara pelaku adalah I Nyoman Sumadana 35, asal Dusun Bebetin, Desa Sawan, Buleleng.
Kejadian ini diduga karena dandam lama. Korban dan pelalu sempat sama sama bekerja di toko Bagunan di Denpasar.
Menurut Kanitreskim Polsek Selat Iptu Made Sudhiartama, dendam ini berawal dari motor kreditan.
Pelaku kredit motor kemudian nunggak karena tidak mampu bayar. Oleh Koperasi yang menangani motor tersebut dicari ke rumah pelaku di Singaraja dan disita.
Pelaku sendiri penasaran kenapa pihak Koperasi tahu rumahnya. Dia pun bertanya ke korban apa dia yang memberitahukan kepada koperasi alamatnya di Singaraja.
Saat ditanya soal itu respons korban tidak terima sehingga hubungan keduanya menjadi renggang. Pelaku juga dendam dengan korban karena diduga telah membocorkan alamat rumahnya tersebut.
Hanya saja keterangan tersebut baru dari pihak pelaku. Sementara korban belum di mintai keterangan, karena kondisi korban masing pusing.
Polisi sempat akan meminta keterangan kemarin, namun korban mengaku belum bisa karena masih sakit. Sementara itu polisi terus memperdalam khasus ini dengan menggali keterangan dari beberapa saksi.