26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 5:11 AM WIB

Terbentur Manusa Yadnya, Jenazah Copilot Sugiarta Baru Dikubur Tanggal

AMLAPURA—Jenazah Co-Pilot Dimonim Air Wayan Sugiarta tiba di rumah duka di Banjar Pande Besi, Desa Budekeling, Bebendem, Karangasem sore kemarin.

Jenazah tiba pukul 15.40 wita setelah melalui perjalanan darat selama 1,5 jam dari Bandara Ngurah Rai, Tuban, Kuta. 

Ikut dalam penjemputan jenazah istri almarhum, Ni Komang Srimaheni. Sementara sang ibu NI Kadek Nyampuh Marheni menunggu di rumah duka bersama dengan ayahnya.

Jenazah dikawal langsung Basarnas Denpasar. Tampak Kepala Basarnas Denpasar Wayan Ardana ikut dalam pengawalan tersebut sampai di rumah duka.

Begitu tiba di depan rumah, jenazah co-pilot lulusan sekolah penerbang Juanda ini langsung di turunkan dari ambulance.

Tampak tim Basarnas langsung mengusung jenazah ke dalam rumah. Sebelum masuk rumah sempat ada prosesi atau upacara Nasi Kambangan.

Upacara ini adalah pembersihan jenazah korban sebelum masuk rumah. Sementara itu di luar juga tampak ambulance RS Bali Med.

Mobil disiagakan untuk jaga-jaga karena ibu korban mengidap penyakit jantung. Ibu korban sendiri tak henti menangis histeris saat jenazah anaknya masuk ke dalam rumah duka dan ditidurkan di bale disisi barat pekarangan rumah.

Ardana mengatakan pengawalan ini merupakan pendelegasian tugas dari Sar Papua ke Sar Denpasar.

“Kami langsung kawal ke rumah duka dan menyerahkan jenazah ke keluarga korban,” ujarnya.

Sementara upacara Nasi Kambangan di pimpin paman korban Jro Mangku Pande Made Jati. Menurut sang paman, jenasah korban belum diupacari apapun. Karena masih ditidurkan di rumah duka.

Hal ini dilakukan karena pihak keluarga juga masih ada upacara manusia Yadnya alias pernikahan. Puncak pernikahan sendiri akan dilakukan 17 Agustus mendatang.

Begitu usai upacara sore 17 Agustus barulah ada prosesi sehingga mulai saat itu keluarga ini sudah kena sebel. Hal ini sesuai dengan awig awig desa setempat.

Sementara upacara mekingsan di geni atau penguburan akan dilakukan 20 Agustus mendatang.

AMLAPURA—Jenazah Co-Pilot Dimonim Air Wayan Sugiarta tiba di rumah duka di Banjar Pande Besi, Desa Budekeling, Bebendem, Karangasem sore kemarin.

Jenazah tiba pukul 15.40 wita setelah melalui perjalanan darat selama 1,5 jam dari Bandara Ngurah Rai, Tuban, Kuta. 

Ikut dalam penjemputan jenazah istri almarhum, Ni Komang Srimaheni. Sementara sang ibu NI Kadek Nyampuh Marheni menunggu di rumah duka bersama dengan ayahnya.

Jenazah dikawal langsung Basarnas Denpasar. Tampak Kepala Basarnas Denpasar Wayan Ardana ikut dalam pengawalan tersebut sampai di rumah duka.

Begitu tiba di depan rumah, jenazah co-pilot lulusan sekolah penerbang Juanda ini langsung di turunkan dari ambulance.

Tampak tim Basarnas langsung mengusung jenazah ke dalam rumah. Sebelum masuk rumah sempat ada prosesi atau upacara Nasi Kambangan.

Upacara ini adalah pembersihan jenazah korban sebelum masuk rumah. Sementara itu di luar juga tampak ambulance RS Bali Med.

Mobil disiagakan untuk jaga-jaga karena ibu korban mengidap penyakit jantung. Ibu korban sendiri tak henti menangis histeris saat jenazah anaknya masuk ke dalam rumah duka dan ditidurkan di bale disisi barat pekarangan rumah.

Ardana mengatakan pengawalan ini merupakan pendelegasian tugas dari Sar Papua ke Sar Denpasar.

“Kami langsung kawal ke rumah duka dan menyerahkan jenazah ke keluarga korban,” ujarnya.

Sementara upacara Nasi Kambangan di pimpin paman korban Jro Mangku Pande Made Jati. Menurut sang paman, jenasah korban belum diupacari apapun. Karena masih ditidurkan di rumah duka.

Hal ini dilakukan karena pihak keluarga juga masih ada upacara manusia Yadnya alias pernikahan. Puncak pernikahan sendiri akan dilakukan 17 Agustus mendatang.

Begitu usai upacara sore 17 Agustus barulah ada prosesi sehingga mulai saat itu keluarga ini sudah kena sebel. Hal ini sesuai dengan awig awig desa setempat.

Sementara upacara mekingsan di geni atau penguburan akan dilakukan 20 Agustus mendatang.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/