28.4 C
Jakarta
11 Desember 2024, 21:15 PM WIB

Ternyata Baru Menikah, Srimaheni: Saya Tidak Ada Firasat Apa-apa

DENPASAR – Kepergian I Wayan Sugiartha begitu cepat bagi istrinya, Ni Komang Srimaheni. Karena itu, dia tak kuasa menahan kesedihan, orang terdekatnya itu mengalami kecelakaan.

Yup, Sabtu (11/8) lalu, pesawat Dimonim Air yang diawaki sang suami, I Wayan Sugiartha hilang kontak di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

Pesawat ditemukan jatuh di tengah hutan di Gunung Menuk, Kampung Aerambokan, Distrik Oksbil, Kabupaten Pegunungan Bintang  oleh tim SAR.

Di TKP, tim SAR menemukan para korban selamat dan korban yang tewas. Salah satu yang menjadi korban adalah sang kopilot I Wayan Sugiartha.

Menurut Srimaheni, suaminya sudah menjadi kopilot sejak tahun 2007 silam. Dan sejak menikah dengan sang istri, Komang Srimaheni pada tahun 2016 lalu, korban selalu menyempatkan waktunya untuk pulang ke Bali setiap bulan.

Keduanya hingga kini belum dikaruniai anak. Dalam satu bulan terakhir, suaminya selalu mengambil waktu libur di Bali selama satu minggu.

Namun dua bulan terakhir, pria kopilot berusia 45 tahun itu baru memulai kerja di perusahaan yang baru yang menunggangi burung besi Dimonim Aur PK-HVQ, tipe PAC 750XL milik PT Martha Buana Abadi.

Saat kejadian nahas yang menimpa suaminya tersebut, Komang Srimaheni mengaku tidak ada firasat apapun.

Bahkan dia mengetahui bahwa pesawat suaminya hilang kontak dari keponakannya yang saat itu menonton berita kejadian itu di televisi.

“Saya ditelpon keponakan saya sekitar pukul 18.00, kasih tahu pesawat suami saya lost kontak. Dia juga tahunya saat nonton berita di TV,” tambah Srimaheni.

Minggu (12/8) pagi, kabar ditemukan peswat tersebut pun diketahuinya. Sang suami ditemukan meninggal bersama pilot, Kapten Lessie dan beberapa penumpang lain.

Mengetahui kabar tersebut, Srimaheni shock. Bahkan, ibu korban juga ikut syok hingga harus dirawat di rumah sakit.

Sebenarnya, jenasah korban diterbangkan ke Bali hari ini. Namun karena cuaca yang buruk, jenasah korban sendiri kemungkinan akan tiba di Bali, Selasa (14/8) besok.

“Kami akan serah terima di Bandara Ngurah Rai dan langsung bawah jenazahnya ke Karangasem,” tandas Komang Srimaheni.  

DENPASAR – Kepergian I Wayan Sugiartha begitu cepat bagi istrinya, Ni Komang Srimaheni. Karena itu, dia tak kuasa menahan kesedihan, orang terdekatnya itu mengalami kecelakaan.

Yup, Sabtu (11/8) lalu, pesawat Dimonim Air yang diawaki sang suami, I Wayan Sugiartha hilang kontak di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

Pesawat ditemukan jatuh di tengah hutan di Gunung Menuk, Kampung Aerambokan, Distrik Oksbil, Kabupaten Pegunungan Bintang  oleh tim SAR.

Di TKP, tim SAR menemukan para korban selamat dan korban yang tewas. Salah satu yang menjadi korban adalah sang kopilot I Wayan Sugiartha.

Menurut Srimaheni, suaminya sudah menjadi kopilot sejak tahun 2007 silam. Dan sejak menikah dengan sang istri, Komang Srimaheni pada tahun 2016 lalu, korban selalu menyempatkan waktunya untuk pulang ke Bali setiap bulan.

Keduanya hingga kini belum dikaruniai anak. Dalam satu bulan terakhir, suaminya selalu mengambil waktu libur di Bali selama satu minggu.

Namun dua bulan terakhir, pria kopilot berusia 45 tahun itu baru memulai kerja di perusahaan yang baru yang menunggangi burung besi Dimonim Aur PK-HVQ, tipe PAC 750XL milik PT Martha Buana Abadi.

Saat kejadian nahas yang menimpa suaminya tersebut, Komang Srimaheni mengaku tidak ada firasat apapun.

Bahkan dia mengetahui bahwa pesawat suaminya hilang kontak dari keponakannya yang saat itu menonton berita kejadian itu di televisi.

“Saya ditelpon keponakan saya sekitar pukul 18.00, kasih tahu pesawat suami saya lost kontak. Dia juga tahunya saat nonton berita di TV,” tambah Srimaheni.

Minggu (12/8) pagi, kabar ditemukan peswat tersebut pun diketahuinya. Sang suami ditemukan meninggal bersama pilot, Kapten Lessie dan beberapa penumpang lain.

Mengetahui kabar tersebut, Srimaheni shock. Bahkan, ibu korban juga ikut syok hingga harus dirawat di rumah sakit.

Sebenarnya, jenasah korban diterbangkan ke Bali hari ini. Namun karena cuaca yang buruk, jenasah korban sendiri kemungkinan akan tiba di Bali, Selasa (14/8) besok.

“Kami akan serah terima di Bandara Ngurah Rai dan langsung bawah jenazahnya ke Karangasem,” tandas Komang Srimaheni.  

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/