GIANYAR – Warga Banjar Banda, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh sempat dibuat heboh dengan pengakuan bocah Sekolah Dasar (SD) berinisial Gede MP.
Bocah kelas IV SD itu mengaku diculik oleh orang tak dikenal, Sabtu lalu (7/9). Setelah dilakukan penelusuran, kepolisian menyebut kasus itu karena salah paham.
Kelihan Dinas Banjar Banda I Kadek Merta Anggara pun telah mendengar kabar mengejutkan dari warganya itu.
Merta Anggara menceritakan awalnya bocah berperawakan gendut itu naik sepeda gayung di perbatasan Banjar Bonbiyu-Banjar Banda.
“Kejadiannya hari Sabtu (7/9) jam enam. Tapi, baru diketahui tiga hari yang lalu. Karena waktu awal kejadian dia (bocah, red) korban yang masih duduk di kelas empat SD ini baru cerita kepada orang tuanya,” kata Merta Anggara.
Mendapati kabar tersebut, Merta Anggara mengudang Babinsa dan Bhabinkamtibmas. Para petugas mendatangi si bocah untuk mendalami pengakuannya tersebut.
“Dari pengakuan korban katanya sempat dibekap mulutnya pakai tisu waktu dia mengalami kecelakaan naik sepeda gayungnya,” jelasnya.
Saat kejadian, bocah itu sedang bersepeda. Kemudian bocah itu jatuh. Saat korban jatuh, datang terduga pelaku menggunakan sepeda motor.
Terduga pelaku itu hendak menolong korban sambil menutup mulut korban menggunakan tisu yang diduga berisi bius.
Namun waktu bersamaan warga banyak yang datang sehingga korban bisa diselamatkan dikira hanya jatuh biasa.
Sepekan berlalu, korban baru bercerita orang yang diajaknya tabrakan tersebut sempat menutup mulutnya menggunakan tisu yang berisi bius.
“Untuk kasus ini masih kami dalami dan belum dilaporkan ke pihak kepolisian, agar kami juga tidak gegabah dan menimbulkan berita hoax nantinya,” jelasnya.
Pihaknya juga telah menyebarkan kabar itu kepada masyarakat di banjar. “Kepada para orang tua agar lebih mengawasi anak-anaknya saat bermain,” pintanya.
Di bagian lain, Kapolsek Blahbatuh, Kompol Ketut Dwikora membenarkan adanya kabar tersebut. Kasus itu sempat ditangani oleh para petugas.
“Itu misskomunikasi. Antara anak kecil itu, sama yang disangka pelaku, itu misskomunikasi,” ujar Kompol Dwikora, kemarin.
Kata dia, kejadian berlangsung 7 September. Namun berselang dua hari, bocah itu baru menyampaikan kabar itu ke orang tuanya.
“Padahal bukan penculikan. Anggota kami sudah turun. Bhabinkamtibmas, Reskrim dan Intel sudah,” jelasnya.
Kompol Dwikora merinci, awalnya memang bocah itu terjatuh dari sepedanya. “Lalu ditolong (oleh terduga pelaku, red). Lalu diantarkan ke rumahnya.
Begitu turun dekat rumahnya, dia langsung lari. Kalau pelaku bermaksud mau bawa kabur, ngapain dia malah bawa ke rumahnya korban pada waktu (terduga pelaku, red) jalan kaki,” pungkasnya.