28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:57 AM WIB

Penyu Selundupan Asal Madura Dilepasliarkan di Nusa Penida

SEMARAPURA– Empat penyu hasil sitaan yang sebelumnya sempat dititip di Yayasan Kura-Kura Nusa Penida, Senin (15/10) akhirnya dilepas ke laut bebas di wilayah perairan Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida.

Penyu yang dilepasliarkan itu terdiri dari tiga ekor penyu hijau dan satu penyu sisik. .

Penanggung Jawab Yayasan Kura-Kura Nusa Penida, Drh. Eliza, mengungkapkan, empat penyu yang dilepasliarkan merupakan penyu hasil tangkapan kasus selundupan dari Madura ke Denpasar di Jembrana, pada pada 4 Juli 2018 lalu.

 “Total ada 27 penyu yang diselundupkan ke Bali. Dari total itu 21 ekor penyu langsung dilepasliarkan beberapa hari setelah disita.

Sementara enam ekor penyu ditampung di KPP Kurma Asih dan dititip di Yayasan Kura-kura pada bulan Agustus 2018.

 

Menurut Eliza, keempat ekor penyu hasil sitaan tersebut menderita papiloma, yaitu sejenis tumor yang disebabkan oleh virus herpes.

Satu ekor penyu datang dalam keadaan sangat lemah sehingga membutuhkan terapi intensif selama 4-5 hari.

“Sedangkan penyu lainnya menjalani operasi pengangkatan tumor pada akhir Agustus 2018,” bebernya.

Dijelaskan, selama masa perawatan penyu tersebut tidak mau makan ikan ataupun rumput laut layaknya penyu sisik hasil pembesaran di penangkaran.

Penyu ini hanya mau makan spons laut layaknya penyu liar di laut lepas. Sementara untuk mendapatkan spons cukup sulit dan tipe spons kesukaan setiap penyu berbeda-beda.

 “Oleh karena pertimbangan inilah kami mengajukan ke BKSDA untuk melepasliarkan penyu tersebut.

Saat dilepas kondisinya sudah sangat baik dan luka-lukanya pun telah sembuh dengan sempurna,” terangnya.

Menurutnya, penyu hingga saat ini masih cukup mudah ditemui di wilayah Nusa Penida.

Namun pihaknya tidak bisa memastikan kondisi ini bisa sampai kapan bertahan melihat pertumbuhan pembangunan dermaga yang cukup marak, begitu pun dengan watersports yang beroperasi di Nusa Penida yang dilihatnya sebagai ancaman bagi para penyu.

Selain itu ada beberapa faktor lagi yang dapat mengancam kehidupan penyu, mulai dari pemanasan global, meningkatnya jumlah sampah plastik di laut.

“Pantai tempat penyu tersebut menetas sudah tidak layak untuk dijadikan tempat bersarang. Untuk bertelur, penyu dewasa akan kembali ke tempat di mana mereka menetas. Sementara tempat (kondisi pantai) ideal sudah sangat sulit,”tukasnya.

 

SEMARAPURA– Empat penyu hasil sitaan yang sebelumnya sempat dititip di Yayasan Kura-Kura Nusa Penida, Senin (15/10) akhirnya dilepas ke laut bebas di wilayah perairan Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida.

Penyu yang dilepasliarkan itu terdiri dari tiga ekor penyu hijau dan satu penyu sisik. .

Penanggung Jawab Yayasan Kura-Kura Nusa Penida, Drh. Eliza, mengungkapkan, empat penyu yang dilepasliarkan merupakan penyu hasil tangkapan kasus selundupan dari Madura ke Denpasar di Jembrana, pada pada 4 Juli 2018 lalu.

 “Total ada 27 penyu yang diselundupkan ke Bali. Dari total itu 21 ekor penyu langsung dilepasliarkan beberapa hari setelah disita.

Sementara enam ekor penyu ditampung di KPP Kurma Asih dan dititip di Yayasan Kura-kura pada bulan Agustus 2018.

 

Menurut Eliza, keempat ekor penyu hasil sitaan tersebut menderita papiloma, yaitu sejenis tumor yang disebabkan oleh virus herpes.

Satu ekor penyu datang dalam keadaan sangat lemah sehingga membutuhkan terapi intensif selama 4-5 hari.

“Sedangkan penyu lainnya menjalani operasi pengangkatan tumor pada akhir Agustus 2018,” bebernya.

Dijelaskan, selama masa perawatan penyu tersebut tidak mau makan ikan ataupun rumput laut layaknya penyu sisik hasil pembesaran di penangkaran.

Penyu ini hanya mau makan spons laut layaknya penyu liar di laut lepas. Sementara untuk mendapatkan spons cukup sulit dan tipe spons kesukaan setiap penyu berbeda-beda.

 “Oleh karena pertimbangan inilah kami mengajukan ke BKSDA untuk melepasliarkan penyu tersebut.

Saat dilepas kondisinya sudah sangat baik dan luka-lukanya pun telah sembuh dengan sempurna,” terangnya.

Menurutnya, penyu hingga saat ini masih cukup mudah ditemui di wilayah Nusa Penida.

Namun pihaknya tidak bisa memastikan kondisi ini bisa sampai kapan bertahan melihat pertumbuhan pembangunan dermaga yang cukup marak, begitu pun dengan watersports yang beroperasi di Nusa Penida yang dilihatnya sebagai ancaman bagi para penyu.

Selain itu ada beberapa faktor lagi yang dapat mengancam kehidupan penyu, mulai dari pemanasan global, meningkatnya jumlah sampah plastik di laut.

“Pantai tempat penyu tersebut menetas sudah tidak layak untuk dijadikan tempat bersarang. Untuk bertelur, penyu dewasa akan kembali ke tempat di mana mereka menetas. Sementara tempat (kondisi pantai) ideal sudah sangat sulit,”tukasnya.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/