29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 0:42 AM WIB

Mayat Membusuk di Pantai Mahasiswa STD, Ini Fakta Lain yang Terungkap

GIANYAR– Seorang mahasiswa, Pande Mahayana, 24, ditemukan tewas di pinggir Pantai Lebih, Kecamatan Gianyar, Selasa (15/10) pukul 15.00 Wita.

Mayat tersebut ditemukan telungkup di perbatasan Banjar Siyut dengan Desa Lebih. Wajah mayat tampak membusuk. Identitas korban diketahui dari dompet yang terselip di saku celananya.

Menurut Anggota Balawista Pantai Lebih I Ketut Mardiana, awalnya memantau kawasan pantai Lebih. Kemudian petugas melihat ada sosok mayat di pinggir pantai.

“Waktu itu posisinya telungkup. Kepalanya di barat, kakinya di timur,” ujar Mardiana. Warga yang berkunjung lantas penasaran dan ramai-ramai melihat kondisi jasad itu.

Saat ditemukan, kondisi wajah korban sudah sedikit membusuk. Korban juga masih mengenakan celana. Posisi celana korban tampak melorot.

Petugas mencoba merogoh dompet yang masih menempel di saku celananya itu. “Kami temukan identitas, ada KTP dan SIM,” jelasnya.

Berdasar identitas yang tertinggal, korban diketahui bernama Pande Mahayana. Korban kelahiran 14 April 1995 itu tinggal di Jalan Sandat No. 4 Banjar Taman Kaja, Kelurahan/Kecamatan Ubud.

Dari KTP maupun SIM yang tertinggal, korban berstatus sebagai mahasiswa dan masih kuliah di Sekolah Tinggi Desain (STD) Denpasar.

“Jenazah dievakuasi. Langsung dibawa ke RS Sanjiwani,” bebernya. Sekitar pukul 15.50 Wita, korban tiba di ruang jenazah RS Sanjiwani Gianyar.

Dari hasil pemeriksaan luar, wajah korban memang tak bisa dikenali lagi. Namun, pada jempol tangan kanannya korban terikat seutas kain hitam.

Berdasar keterangan kerabatnya, korban ini sebetulnya pamitan kepada keluarga pada Minggu lalu (13/10). Korban berencana ke Jakarta untuk sebuah urusan.

Korban saat itu mengendarai motor Honda Vario DK 6092 LI. Kapolsek Kota Gianyar Kompol I Ketut Suastika yang ikut memantau jalannya evakuasi menyatakan pihak korban menginginkan jasadnya di otopsi. 

“Atas persetujuan keluarga, akan diotopsi. Jadi dibawa lagi ke RS Sanglah Denpasar,” jelas Kompol Suastika.

Dari hasil pemeriksaan luar, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan terhadap jasad korban.  “Kalau wajahnya itu kemungkinan mengalami pembusukan. Mungkin sudah berapa hari meninggal,” jelasnya.

Mengenai motor korban masih dicari oleh polisi di sekitar lokasi kejadian. “Masih dicari, di Siyut tidak ada, di Lebih tidak ada,” jelasnya.

Polisi belum bisa menyimpulkan, apa yang melatarbelakangi kematian korban. “Belum bisa. Tunggu hasil otopsi.

Motor juga belum pasti, apakah bawa motor atau tidak. Karena STNK-nya ada di rumah,” pungkasnya. 

GIANYAR– Seorang mahasiswa, Pande Mahayana, 24, ditemukan tewas di pinggir Pantai Lebih, Kecamatan Gianyar, Selasa (15/10) pukul 15.00 Wita.

Mayat tersebut ditemukan telungkup di perbatasan Banjar Siyut dengan Desa Lebih. Wajah mayat tampak membusuk. Identitas korban diketahui dari dompet yang terselip di saku celananya.

Menurut Anggota Balawista Pantai Lebih I Ketut Mardiana, awalnya memantau kawasan pantai Lebih. Kemudian petugas melihat ada sosok mayat di pinggir pantai.

“Waktu itu posisinya telungkup. Kepalanya di barat, kakinya di timur,” ujar Mardiana. Warga yang berkunjung lantas penasaran dan ramai-ramai melihat kondisi jasad itu.

Saat ditemukan, kondisi wajah korban sudah sedikit membusuk. Korban juga masih mengenakan celana. Posisi celana korban tampak melorot.

Petugas mencoba merogoh dompet yang masih menempel di saku celananya itu. “Kami temukan identitas, ada KTP dan SIM,” jelasnya.

Berdasar identitas yang tertinggal, korban diketahui bernama Pande Mahayana. Korban kelahiran 14 April 1995 itu tinggal di Jalan Sandat No. 4 Banjar Taman Kaja, Kelurahan/Kecamatan Ubud.

Dari KTP maupun SIM yang tertinggal, korban berstatus sebagai mahasiswa dan masih kuliah di Sekolah Tinggi Desain (STD) Denpasar.

“Jenazah dievakuasi. Langsung dibawa ke RS Sanjiwani,” bebernya. Sekitar pukul 15.50 Wita, korban tiba di ruang jenazah RS Sanjiwani Gianyar.

Dari hasil pemeriksaan luar, wajah korban memang tak bisa dikenali lagi. Namun, pada jempol tangan kanannya korban terikat seutas kain hitam.

Berdasar keterangan kerabatnya, korban ini sebetulnya pamitan kepada keluarga pada Minggu lalu (13/10). Korban berencana ke Jakarta untuk sebuah urusan.

Korban saat itu mengendarai motor Honda Vario DK 6092 LI. Kapolsek Kota Gianyar Kompol I Ketut Suastika yang ikut memantau jalannya evakuasi menyatakan pihak korban menginginkan jasadnya di otopsi. 

“Atas persetujuan keluarga, akan diotopsi. Jadi dibawa lagi ke RS Sanglah Denpasar,” jelas Kompol Suastika.

Dari hasil pemeriksaan luar, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan terhadap jasad korban.  “Kalau wajahnya itu kemungkinan mengalami pembusukan. Mungkin sudah berapa hari meninggal,” jelasnya.

Mengenai motor korban masih dicari oleh polisi di sekitar lokasi kejadian. “Masih dicari, di Siyut tidak ada, di Lebih tidak ada,” jelasnya.

Polisi belum bisa menyimpulkan, apa yang melatarbelakangi kematian korban. “Belum bisa. Tunggu hasil otopsi.

Motor juga belum pasti, apakah bawa motor atau tidak. Karena STNK-nya ada di rumah,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/