SEMARAPURA – Kematian Wayan Wayan Kabar Arnaya, 60, warga Desa Tegak, Kecamatan Klungkung usai menenggak minuman keras
(miras) di salah satu warung di Desa Tegak, Klungkung, Senin (15/6) sangat memukul perasaan keluarga almarhum.
Betapa tidak, kematian almarhum begitu cepat. Tidak diduga sebelumnya. Bahkan, tidak ada firasat apapun.
“Tidak ada firasat akan terjadi peristiwa ini. Tapi beberapa hari terakhir ini, dia kerap mengunjungi saudara-saudaranya,” kata ipar Wayan Kabar Arnaya, Made Pujawan.
Menurutnya, sehari-hari almarhum bekerja serabutan. Pekerjaan utamanya adalah membantu sang istri di warung.
Sebelum meninggal, kata Pujawan, Arnaya pada hari kejadian, berada di rumah. Baru sekitar pukul 13.00 Wita, Arnaya izin pergi untuk minum miras bersama teman-temannya di warung yang biasa dikunjunginya itu.
Baru satu jam di warung minum miras bersama temannya, Pujawan mendengar kabar Arnaya terkapar dan sempat muntah darah.
“Dia ini memang sering minum-minum di sana. Yang saya dengar, Ariana dan dia (almarhum) beli tuak satu botol. Pada saat diminum terasa pahit dan mulutnya terasa panas.
Sehingga buru-buru mencari keran. Tahu-tahunya pas bangun langsung terjatuh dan sempat muntah darah,” ungkapnya.
“Sebenarnya ada satu orang lagi yang sempat minum bersama. Cuma karena rasa tuaknya pahit hanya minum segelas langsung pergi. Katanya orang itu (Ketut Saniyasa) tidak apa-apa,” imbuhnya.
Kasatreskrim Polres Klungkung AKP Mirza Gunawan dikonfirmasi terpisah mengungkapkan bahwa pihaknya hingga saat ini masih melakukan penyelidikan.
Bekas minuman yang merupakan salah satu barang bukti sudah dikirim ke Laboratorium Forensik Denpasar untuk diperiksa. “Yang satunya (Ariana) masih dirawat,” tandas AKP Mirza Gunawan.