33.4 C
Jakarta
20 November 2024, 15:24 PM WIB

Cerita Warga Difitnah Sebagai Begal dan Digebuki hingga Babak Belur

DENPASAR – Mungkin ini menjadi pelajaran bagi siapa saja agar tidak mian tuduh pada seseorang. Apalagi tuduhan sebagai begal atau maling, yang bisa berakibat fatal.

Di Bali sendiri, kasus seperti ini kerap terjadi. Seperti seseorang bernama M. Lutfi di Jalan Legian, Kuta, 24 Januari 2020 lalu, yang dituduh sebagai maling helm, kemudian dianiaya warga hingga meninggal dunia. Belakangan diketahui, korbannya bukanlah maling helm.

Kasus serupa hampir saja terjadi. Selasa malam (15/9), seorang pemuda asal Banyuwangi, Jatim, berinisial M, 21, mendapatkan siksaan tak manusiawi. Ia disiksa, oknum warga di Perumahan Wisma Nusa Permai, Kampial, Nusa Dua Kuta Selatan.

Ceritanya, pemuda yang diketahui sebagai buruh bangunan dan tinggal di salah satu bedeng di Nusa Dua itu datang ke salah satu warung di Kampial mencari atau membeli bir Bintang. Dalam kondisi setengah mabuk, ia memarkir sepeda motornya agak jauh dari toko. Entah apa maksud parkir jauh, warga tidak mengetahui secara pasti.

Ia kemudian jalan menuju warung untuk membeli bir bintang. Sampai di depan toko, ia hanya berdiri. Kemudian ia pun kembali berjalan kaki menuju arah motornya yang diparkir.

“Di tengah perjalanan, ada warga yang berjalan kaki juga, diduga lantaran setengah mabuk itu, tangannya sedikit menyentuh kantong celana seorang warga berisi HP yang sementara jalan kaki berpapasan dengannya,” beber sumber petugas kepolisian, Rabu (16/9).

Hal itu kemudian menjadi pemicu. Warga ini kemudian meneriaki lelaki itu sebagai begal. Warga yang mendengar teriakan itu berdatangan. Diduga karena ketakutan, ia lari menuju ke tempat parkir sepeda motor lalu dikejar hingga diamankan warga.

Tak tahu pokok perkara, beberapa oknum warga malah main hakim sendiri. Pemuda ini lalu disiksa habis-habisan dengan cara bajunya dipeloroti.

Lalu, dengan kondisi setengah telanjang, pemuda ini dijambak, ditendang, dan dipukul secara membabi buta.

“Lihat ini video berdurasi 27 detik ini. Dia mengalami penyiksaan yang sangat serius,” kata dia.

Setelah diinterogasi, ternyata warga salah menduga. Pemuda itu bukanlah begal. Ia hanya warga yang ingin membeli bir.

“Ia mau berdamai dengan oknum warga setempat. Dia memafkan permohonan maaf itu,” cetus sumber.

Kapolsek Kuta Selatan AKP Yusak Agustinus Sooai membenarkan terkait informasi adanya permasalahan wilayah hukumnya. Dia menjelaskan, seorang pemuda berinisial M ini memang dalam kondisi diduga setengah mabuk. Kemudian diteriaki begal, ditangkap dan dihajar warga.

“Benar ada kejadian itu,” katanya.

Namun, Yusak menegaskan, bahwa M bukanlah begal. “Namun ada yang meneriaki (begal, Red) lantaran tangan pemuda itu menyentuh tangan warga yang memegang HP. Tapi, mereka sudah berdamai. Saling maaf memaafkan terkait salah paham itu,” papar Yusak.

DENPASAR – Mungkin ini menjadi pelajaran bagi siapa saja agar tidak mian tuduh pada seseorang. Apalagi tuduhan sebagai begal atau maling, yang bisa berakibat fatal.

Di Bali sendiri, kasus seperti ini kerap terjadi. Seperti seseorang bernama M. Lutfi di Jalan Legian, Kuta, 24 Januari 2020 lalu, yang dituduh sebagai maling helm, kemudian dianiaya warga hingga meninggal dunia. Belakangan diketahui, korbannya bukanlah maling helm.

Kasus serupa hampir saja terjadi. Selasa malam (15/9), seorang pemuda asal Banyuwangi, Jatim, berinisial M, 21, mendapatkan siksaan tak manusiawi. Ia disiksa, oknum warga di Perumahan Wisma Nusa Permai, Kampial, Nusa Dua Kuta Selatan.

Ceritanya, pemuda yang diketahui sebagai buruh bangunan dan tinggal di salah satu bedeng di Nusa Dua itu datang ke salah satu warung di Kampial mencari atau membeli bir Bintang. Dalam kondisi setengah mabuk, ia memarkir sepeda motornya agak jauh dari toko. Entah apa maksud parkir jauh, warga tidak mengetahui secara pasti.

Ia kemudian jalan menuju warung untuk membeli bir bintang. Sampai di depan toko, ia hanya berdiri. Kemudian ia pun kembali berjalan kaki menuju arah motornya yang diparkir.

“Di tengah perjalanan, ada warga yang berjalan kaki juga, diduga lantaran setengah mabuk itu, tangannya sedikit menyentuh kantong celana seorang warga berisi HP yang sementara jalan kaki berpapasan dengannya,” beber sumber petugas kepolisian, Rabu (16/9).

Hal itu kemudian menjadi pemicu. Warga ini kemudian meneriaki lelaki itu sebagai begal. Warga yang mendengar teriakan itu berdatangan. Diduga karena ketakutan, ia lari menuju ke tempat parkir sepeda motor lalu dikejar hingga diamankan warga.

Tak tahu pokok perkara, beberapa oknum warga malah main hakim sendiri. Pemuda ini lalu disiksa habis-habisan dengan cara bajunya dipeloroti.

Lalu, dengan kondisi setengah telanjang, pemuda ini dijambak, ditendang, dan dipukul secara membabi buta.

“Lihat ini video berdurasi 27 detik ini. Dia mengalami penyiksaan yang sangat serius,” kata dia.

Setelah diinterogasi, ternyata warga salah menduga. Pemuda itu bukanlah begal. Ia hanya warga yang ingin membeli bir.

“Ia mau berdamai dengan oknum warga setempat. Dia memafkan permohonan maaf itu,” cetus sumber.

Kapolsek Kuta Selatan AKP Yusak Agustinus Sooai membenarkan terkait informasi adanya permasalahan wilayah hukumnya. Dia menjelaskan, seorang pemuda berinisial M ini memang dalam kondisi diduga setengah mabuk. Kemudian diteriaki begal, ditangkap dan dihajar warga.

“Benar ada kejadian itu,” katanya.

Namun, Yusak menegaskan, bahwa M bukanlah begal. “Namun ada yang meneriaki (begal, Red) lantaran tangan pemuda itu menyentuh tangan warga yang memegang HP. Tapi, mereka sudah berdamai. Saling maaf memaafkan terkait salah paham itu,” papar Yusak.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/