33.4 C
Jakarta
20 November 2024, 15:38 PM WIB

Pelaku Wisata Minta Aparat Tindak Tegas Mafia Visa

DENPASAR-Para pelaku pariwisata meminta aparat turun tangan mengusut adanya dugaan mafia visa untuk para wisatawan di Bali. Hal itu disampaikan oleh pemilik perusahaan tour Indonesia Impression Tour, Wayan Suena  Jumat (18/2/2022).

 

Menurutnya, gubernur Bali Wayan Koster secara gamblang mengungkap adanya dugaan mafia tersebut. Bahkan Koster menyebut nama agent yang diduga mafia.

 

“Kalau memang ini menyalahi aturan maka aparat berwenang baik dari kepolisian maupun Kementerian Hukum dan HAM harus bertindak dibantu dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Supaya ada efek jera,” katanya.

 

Dilanjutkannya, bahwa saat ini Bali sedang berada kondisi merangkak. Pariwisata juga baru mulai bangkit. Sementara para mafia itu malah memanfaat moment itu untuk meraup untung dengan cara yang merugikan pariwisata. Harga visa pun di-mark up oleh para pelaku.

 

Jika harga normalnya Rp. 1,5 juta, para mafia ini mark-up Rp. 3,5 juta. Bahkan visa premium dihargai Rp. 5,5 juta. “Ini sangat serius dan mencederai pariwisata Bali. Kasihan Gubernur Bali sudah bekerja keras untuk Pariwisata Bali agar segera pulih akan menjadi sia-sia. Kalau ada oknum jual visa tourist dengan mengambil keuntungan lebih 100% dan mental oknum seperti ini senang melihat pariwisata Bali hancur dan senang melihat masyarakat Bali menderita karena ekonomi mereka hancur,” pungkasnya.

 

DENPASAR-Para pelaku pariwisata meminta aparat turun tangan mengusut adanya dugaan mafia visa untuk para wisatawan di Bali. Hal itu disampaikan oleh pemilik perusahaan tour Indonesia Impression Tour, Wayan Suena  Jumat (18/2/2022).

 

Menurutnya, gubernur Bali Wayan Koster secara gamblang mengungkap adanya dugaan mafia tersebut. Bahkan Koster menyebut nama agent yang diduga mafia.

 

“Kalau memang ini menyalahi aturan maka aparat berwenang baik dari kepolisian maupun Kementerian Hukum dan HAM harus bertindak dibantu dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Supaya ada efek jera,” katanya.

 

Dilanjutkannya, bahwa saat ini Bali sedang berada kondisi merangkak. Pariwisata juga baru mulai bangkit. Sementara para mafia itu malah memanfaat moment itu untuk meraup untung dengan cara yang merugikan pariwisata. Harga visa pun di-mark up oleh para pelaku.

 

Jika harga normalnya Rp. 1,5 juta, para mafia ini mark-up Rp. 3,5 juta. Bahkan visa premium dihargai Rp. 5,5 juta. “Ini sangat serius dan mencederai pariwisata Bali. Kasihan Gubernur Bali sudah bekerja keras untuk Pariwisata Bali agar segera pulih akan menjadi sia-sia. Kalau ada oknum jual visa tourist dengan mengambil keuntungan lebih 100% dan mental oknum seperti ini senang melihat pariwisata Bali hancur dan senang melihat masyarakat Bali menderita karena ekonomi mereka hancur,” pungkasnya.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/