DENPASAR – Meninggalnya Yuri Mauritz Laihad, 57, warga Jalan Raya Sesetan, Gang Camar No.2, Denpasar, Jumat (17/4) siang menyisakan cerita lain.
Selain dievakuasi tim Satgas Covid-19 berpakaian alat pengaman diri (APD), almarhum ternyata seorang guru Sekolah Dasar (SD) di Adhi Mekar Indonesia.
“Kami kaget melihat Satgas Covid – 19 mengevakuasi jasad bapak itu. Orangnya jarang keluar rumah belakangan ini,” timpal seorang warga sembari mengaku almarhum diketahui berasal dari Manado, Sulawesi Utara.
Ipar almarhum, Andreas Nyoman mengaku almarhum sakit maag sejak lama namun tidak kronis.
“Sebelum meninggal korban masih duduk tenang dan beberapa menitnya sesak napas roboh langsung meninggal dunia, tidak bisa di tolong,” beber Andreas.
Dia mengatakan, satu hari sebelumnya almarhum sempat pilek dan batuk-batuk. “Ya, ipar saya sempat flu dan batuk-batuk. Saat dicek Satgas Covid-19, panas suhu tubuhnya 37 derajat,” timpal Andreas.
Setelah diketahui meninggal dunia, Andreas langsung menghubungi anaknya bernama Laura Clementine, 28. Laura yang masih berada di kantor langsung panik.
“Laura langsung pulang,” bebernya. Menurut Andreas, yang menghubungi Satgas Covid – 19 adalah salah satu keponakannya bernama Claudia Christina, 21.
Tak berselang lama setelah Satgas Covid – 19 tiba, pihak kepolisian pun tiba. “Ya ipar saya langsung dievakuasi ke rumah sakit.
Mudah-mudahan sang ipar tidak terinveksi Covid – 19. Sebab, ia tidak pernah berpergian jauh ke luar daerah dan hanya sebatas keluar rumah belanja di warung,” timpalnya.
Kasubag Humas Polresta Denpasar Iptu I Ketut Sukadi membenarkan meninggalnya almahum. Pihaknya sudah melakukan olah TKP.
“Fakta-fakta yang ditemukan di TKP tidak terindikasi tanda-tanda mencurigakan. Ya nihil di temukan tanda tanda kekerasan. Korban meninggal di lantai teras rumah,” timpalnya.