SINGARAJA – Dugaan pencabulan terhadap anak asuh di salah satu panti asuhan yang ada di Buleleng, terus berkembang.
Disebut-sebut ada 9 orang yang pernah menjadi korban pencabulan yang dilakukan oleh K, oknum pimpinan yayasan di panti asuhan tersebut.
Hanya saja belum semuanya siap memberikan kesaksian pada polisi. Sejauh ini baru ada 2 orang saja yang siap memberikan keterangan.
Mereka adalah A dan I. Keduanya merupakan mantan anak asuh di panti asuhan tersebut. Dari beberapa korban, di antaranya kini sudah dewasa.
Mereka pernah mengalami pencabulan saat masih berstatus anak asuh di panti asuhan tersebut.
“Malah ada alumni di sana yang sempat diminta menggugurkan kandungannya. Dia ditombok (disuap, Red) dengan 4 ekor babi, dan disuruh pulang,” kata Ketua LSM Pemerhati Pembangunan Masyarakat Buleleng Gede Anggastia.
Menurut Anggas pengakuan itu disampaikan pada para pendamping perempuan. “Mereka lebih terbuka kalau bicara sama perempuan. Kalau sama laki-laki tidak mau terbuka,” imbuhnya.
Lebih lanjut Anggas mengatakan, sejauh ini ada 9 orang yang mengakui pernah menjadi korban pencabulan.
Selain itu masih ada 2 orang lainnya, yang ditengarai pernah menjadi korban. Namun, 2 orang ini belum bersedia memberikan keterangan.
Penyebabnya, 2 orang yang diduga sempat menjadi korban itu, kini sudah beranjak dewasa. Mereka pun enggan membuka kembali kisah kelam yang pernah dijalani selama menghuni panti asuhan yang dipimpin K.
Ia pun mendesak polisi segera memeriksa K yang diduga terlibat dalam aksi pencabulan tersebut. Sehingga tak menjadi preseden buruk dalam penanganan kasus kekerasan seksual di Kabupaten Buleleng.
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang oknum pimpinan yayasan panti asuhan di Buleleng dipolisikan.
Oknum berinisial K itu diduga melakukan aksi pencabulan terhadap anak asuhnya di panti. Akibatnya korban kini mengalami trauma psikis dan harus diungsikan di sebuah rumah aman.