RadarBali.com – TNI/Polri terus memantau pergerakan paham radikal yang mencoba masuk wilayah Bali dan Nusa Tenggara (Nusra).
Berdasar catatan Kodam IX/Udayana, ada 675 orang berpaham radikal yang saat ini tersebar di Bali – Nusra.
“Memang ada (berpaham radikal), tapi sementara mereka masih tertidur. Sementara tiga danrem melalui asintel melaporkan situasinya kondusif,” ujar Pangdam Udayana Mayjen TNI Komaruddin Simanjuntak saat ditemui di pusat peribadatan Puja Mandala.
Yang menarik, Mayjen Komaruddin tak membantah ada 50 orang anggota kelompok radikal bermukim di Bali.
Lalu 25 orang di Nusa Tenggara Timur (NTT), dan 600 orang di Nusa Tenggara Barat (NTB). “Ini data riil, bukan data karangan saya. Sejauh ini TNI/Polri saling bersinergi melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap mereka,” paparnya.
Bahkan, intelijen telah melakukan pendataan orang per orang terhadap kelompok ini. Mulai dari ciri fisik, status, tinggi dan berat, afiliasi organisasi hingga alamat rumahnya.
“Tugas kita adalah mengamati agar mereka tidak sampai terbangun. Kami buat mereka tertidur. Karena itu, anggota terus melakukan patroli mengamati pergerakan mereka,” bebernya.
Karena itu, bertepatan dengan perayaan HUT RI ke 72, Pangdam mengajak kepada anggota kelompok radikal ini untuk kembali ke paham Pancasila dan UUD 1945.
“Sebenarnya mereka mengerti Pancasila, dan bagaimana hidup berbangsa dan bernegara, tapi mereka sedikit sekali paham sejarah, bagaimana bangsa ini didirikan. Tugas kami untuk mengembalikan mereka ke jalan Pancasila dan UUD 1945,” paparnya.