27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 9:11 AM WIB

Kematian Mahasiswa STD Misterius, Polisi Dalami Indikasi Penipuan

GIANYAR – Kematian mahasiswa Sekolah Tinggi Desain (STD) Denpasar Pande Mahayasa, 24, yang ditemukan di pantai Lebih beberapa waktu lalu masih terus didalami kepolisian.

Muncul kabar jika korban asal Banjar Taman Kaja, Kelurahan Ubud itu kena tipu lembaga pencari kerja sebesar Rp 3,9 juta.

Namun, untuk kepastiannya, polisi masih menunggu hasil otopsi. Kapolsek Gianyar Kompol Ketut Suastika menyatakan, jajaranya terus melakukan penyelidikan kasus tersebut.

Berdasar informasi yang diperoleh, korban rencananya akan kerja di luar negeri lewat lembaga pencari kerja di Jakarta.

Lembaga pencari kerja itu meminta korban interview ke Jakarta. Ada pula informasi jika ada oknum lembaga pencari kerja itu minta uang jutaan rupiah.

“Makanya korban ngirim uang (lewat rekening, red) itu Rp 3,9 juta. Setelah dicek kemungkinan itu modus penipuan,” jelasnya.

Mendapat informasi itu polisi mengecek satu persatu lembaga yang berkaitan dengan lembaga pencari kerja.

Salah satunya mengecek tempat korban melakukan tes kesehatan untuk syarat mencari kerja.

“Lembaga ini untuk pemeriksaan kesehatan di Denpasar. Setelah cek kesana memang tidak ada meminta uang seperti itu. Nah, apakah kematian korban ada kaitan dengan ini (penipuan, red), masih kami dalami,” terangnya.

Kata dia, proses transfer uang ke lembaga pencari kerja itu dibantu oleh kakak korban. Namun uang tersebut ditranfer ke rekening pribadi. “Kami belum sampai melacak rekening itu,” terangnya.

 

 

 

 

GIANYAR – Kematian mahasiswa Sekolah Tinggi Desain (STD) Denpasar Pande Mahayasa, 24, yang ditemukan di pantai Lebih beberapa waktu lalu masih terus didalami kepolisian.

Muncul kabar jika korban asal Banjar Taman Kaja, Kelurahan Ubud itu kena tipu lembaga pencari kerja sebesar Rp 3,9 juta.

Namun, untuk kepastiannya, polisi masih menunggu hasil otopsi. Kapolsek Gianyar Kompol Ketut Suastika menyatakan, jajaranya terus melakukan penyelidikan kasus tersebut.

Berdasar informasi yang diperoleh, korban rencananya akan kerja di luar negeri lewat lembaga pencari kerja di Jakarta.

Lembaga pencari kerja itu meminta korban interview ke Jakarta. Ada pula informasi jika ada oknum lembaga pencari kerja itu minta uang jutaan rupiah.

“Makanya korban ngirim uang (lewat rekening, red) itu Rp 3,9 juta. Setelah dicek kemungkinan itu modus penipuan,” jelasnya.

Mendapat informasi itu polisi mengecek satu persatu lembaga yang berkaitan dengan lembaga pencari kerja.

Salah satunya mengecek tempat korban melakukan tes kesehatan untuk syarat mencari kerja.

“Lembaga ini untuk pemeriksaan kesehatan di Denpasar. Setelah cek kesana memang tidak ada meminta uang seperti itu. Nah, apakah kematian korban ada kaitan dengan ini (penipuan, red), masih kami dalami,” terangnya.

Kata dia, proses transfer uang ke lembaga pencari kerja itu dibantu oleh kakak korban. Namun uang tersebut ditranfer ke rekening pribadi. “Kami belum sampai melacak rekening itu,” terangnya.

 

 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/