26.5 C
Jakarta
13 Desember 2024, 6:36 AM WIB

Disiksa Perampok ATM Maybank, Wartawan: Tuhan Sayang Saya

RadarBali.com – Security Surfer Paradise yang menjadi korban perampokan, Ketut Widi Wartawan, 36, kemarin melakukan upacara ngulapin di TKP perampokan.

Selain untuk mengucap syukur, upacara tersebut dimaksudkan korban agar kejadian serupa tak lagi dialaminya di kemudian hari.

“Saya bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa lantaran bisa selamat dari penyiksaan para perampok itu,” kata Wartawan kepada Jawa Pos Radar Bali.

Dia terus mengucap syukur. Kemarin, dia menjalani rawat jalan setelah mendapat izin dari dokter RS Kasih Ibu, Kedonganan.

“Mereka memukul saya menggunakan besi dan juga menyeret tubuh saya sejauh 3 meter ke samping ATM. Di sana, mereka lalu memukuli saya hingga saya pingsan. Setelah itu, saya tak ingat apa-apa lagi,” bebernya.

Menurutnya, selama 7 tahun bekerja sebagai security ditempat itu, dia selalu mengarahkan nasabah untuk menghubungi nomor yang ada di mesin ATM jika ada nasabah mengalami gangguan saat bertransaksi.

“Saat saya dipanggil, dengan rasa tulus saya berniat membantu mereka (pelaku). Tapi, saat mendekat, saya malah dianiaya,” katanya.

Yang pasti, dia merasa trauma dengan kejadian itu. Meski begitu, dia tak akan berhenti menjadi security.

Menurutnya, kejadian yang baru saja dialami adalah risiko dari sebuah pekerjaan.

RadarBali.com – Security Surfer Paradise yang menjadi korban perampokan, Ketut Widi Wartawan, 36, kemarin melakukan upacara ngulapin di TKP perampokan.

Selain untuk mengucap syukur, upacara tersebut dimaksudkan korban agar kejadian serupa tak lagi dialaminya di kemudian hari.

“Saya bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa lantaran bisa selamat dari penyiksaan para perampok itu,” kata Wartawan kepada Jawa Pos Radar Bali.

Dia terus mengucap syukur. Kemarin, dia menjalani rawat jalan setelah mendapat izin dari dokter RS Kasih Ibu, Kedonganan.

“Mereka memukul saya menggunakan besi dan juga menyeret tubuh saya sejauh 3 meter ke samping ATM. Di sana, mereka lalu memukuli saya hingga saya pingsan. Setelah itu, saya tak ingat apa-apa lagi,” bebernya.

Menurutnya, selama 7 tahun bekerja sebagai security ditempat itu, dia selalu mengarahkan nasabah untuk menghubungi nomor yang ada di mesin ATM jika ada nasabah mengalami gangguan saat bertransaksi.

“Saat saya dipanggil, dengan rasa tulus saya berniat membantu mereka (pelaku). Tapi, saat mendekat, saya malah dianiaya,” katanya.

Yang pasti, dia merasa trauma dengan kejadian itu. Meski begitu, dia tak akan berhenti menjadi security.

Menurutnya, kejadian yang baru saja dialami adalah risiko dari sebuah pekerjaan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/