NEGARA –Heboh pelaku penyetruman pelajar yang sempat meresahkan warga di Jembrana hingga kini belum juga terungkap.
Meski korbannya sudah melapor, kini polisi juga belum mampu mengungkap dalang pelaku sekaligus motif dibalik kasus yang sempat membuat takut warga Pendem, Jembrana.
Seperti dibenarkan Kabagops Polres Jembrana, Kompol Mahfud Didik Wiratmoko.
Dikonfirmasi, Minggu (21/10), Didik mengatakan, dari hasil penyelidikan selama hampir dua pekan, pihaknya tidak menemukan petunjuk untuk mengungkap kejadian tersebut.
“Saat kejadian tidak ada saksi. Hanya pengakuan korban,” terang Didik
Menurutnya, polisi sudah meminta keterangan korban, namun dari rangkaian cerita korban mulai dari pengakuan diikuti orang, hingga disetrum di jalan hingga korban terjatuh masih perlu di dalami lagi.
Pasalnya, lutut korban tidak ditemukan tanda-tanda bekas disetrum dengan kejut listrik dan tidak ada bekas luka jika memang terjatuh.
“Kami masih dalami keterangan korban. Keterangan korban berubah-ubah dan kami juga tidak ada temukan tanda luka bekas disetrum pada tubuh korban,” tandasnya.
Untuk itu berharap, pengakuan korban mengenai penyetruman tersebut tidak benar-benar terjadi. Walaupun memang terjadi, pihaknya berharap tidak terulang lagi.
Karena itu, pihaknya saat ini meningkatkan patroli wilayah terutama yang sepi dan rawan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ni Luh M, 18, pelajar yang baru pulang sekolah mengaku menjadi korban oleh orang tak dikenal (OTK) yang diduga akan melakukan kejahatan.
Modusnya, pelaku melumpuhkan korban dengan alat kejut listrik, hingga korban tak berdaya.
Menurut penuturan Martini, peristiwa yang dialami terjadi Rabu lalu sekitar pukul 14.00 wita.
Korban saat pulang sekolah menggunakan motor, sudah merasa ada yang mengikuti sejak sekitar 1 kilometer dari rumah korban. OTK tersebut menggunakan motor merek jupiter Z, warna oranye dengan warna sedikit biru, awalnya berada di simpang jalan duduk di atas motor.
OTK dengan ciri-ciri pendek, kulit putih dan jaket hitam tersebut, mengikuti korban hingga dekat rumahnya.
Kebetulan jalan menuju rumahnya sangat sepi, hanya ada beberapa rumah dengan jarak berjauhan yang dibatasi dengan kebun.