29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 11:51 AM WIB

Almarhum Aiptu (Purn) Suanda Bisnis Mobil Sejak 20 Tahun Terakhir

DENPASAR – Kematian Aiptu (Purn) I Made Suanda, 58, menyisakan duka mendalam bagi keluarga besarnya.

Almarhum I Made Suanda meninggalkan istri tercinta, Ni Luh Sukawati, 55 dan ketiga putrinya Ari Desianti, 29, Cristina, 28, dan si bungsu Tri Paramitha, 19.

Saat disambangi di rumahnya sore itu, istri beserta anaknya tidak berada di rumah lantaran mencari orang pintar untuk menanyakan hari baik dan juga meminta petunjuk saat proses pengabenan Januari tahun depan.

Keluarga memilih bulan Januari 2018 lantaran dalam bulan Desember banyak upacara. Baik di rumah korban maupun rumah tetangga.

“Saat ini jenazah saudara kami masih dititip di RS Sanglah,” terang salah satu adik kandung korban I Wayan Sudarma Bima kemarin (20/12).

Salah seorang keponakan korban bernama  I Nyoman Candra mengaku jika tidak ada kecurigaan atau firasat buruk saat korban hendak meminta ijin melakukan transaksi jual beli mobil.

Kebetulan sang paman yang pensiun dengan pangkat Aiptu ini sudah malang melintang di bisnis jual beli mobil selama 20-an tahun terakhir ini.

Selama mengeluti bisnis itu, korban dikenal sangat disiplin dan ulet. Sehingga, di hari naas itu, tidak ada sedikitpun kecurigaan akan terjadinya musibah itu.

“Paman saya baik, dia nggak ada musuh selama ini. Sejak 20-an tahun ini paman bisnis jual beli mobil dia baik dan ramah kepada pembeli,” terang I Nyoman Candra, 28, di rumah duka kemarin.

Saat meminta ijin untuk melakukan transaksi, korban pamit seperti lazimnya selama ini. Setelah melakukan transaksi, korban biasanya langsung pulang ke rumahnya.

Tapi, pada Jumat (15/12) itu, ia justru tidak muncul. Bahkan nomor ponselnya tidak aktif. “Kami sudah berupaya dengan berbagai cara mencari paman namun takdir berkata lain. Kami berharap pak polisi bisa mengusut tuntas masalah ini,” ungkapnya lagi.

Korban, kata sang keponakan, merupakan orang yang disiplin. Selama menjalankan bisnis sejak tahun 1995 silam, ia tipe yang benar-benar jadi panutan bagi anak-anak dan keluarga besarnya.

Selama menjalankan bisnis, ia pernah mengalami musibah yakni mobil dicuri oleh orang tak dikenal sampai saat ini.

Kejadian itu terjadi pada tahun 1998 silam dan para pelaku berhasil mengondol mobil Civic. “Mobilnya lenyap sampai saat ini,” ingatnya.

Sayang pada penghunjung tahun ini, nyawanya justru ‘diambil’ oleh calon pembeli mobilnya. Untuk itu, Nyoman Candra berharap, pihak berawajib serius menangani kasus ini dan segera menangkap pelakunya. 

DENPASAR – Kematian Aiptu (Purn) I Made Suanda, 58, menyisakan duka mendalam bagi keluarga besarnya.

Almarhum I Made Suanda meninggalkan istri tercinta, Ni Luh Sukawati, 55 dan ketiga putrinya Ari Desianti, 29, Cristina, 28, dan si bungsu Tri Paramitha, 19.

Saat disambangi di rumahnya sore itu, istri beserta anaknya tidak berada di rumah lantaran mencari orang pintar untuk menanyakan hari baik dan juga meminta petunjuk saat proses pengabenan Januari tahun depan.

Keluarga memilih bulan Januari 2018 lantaran dalam bulan Desember banyak upacara. Baik di rumah korban maupun rumah tetangga.

“Saat ini jenazah saudara kami masih dititip di RS Sanglah,” terang salah satu adik kandung korban I Wayan Sudarma Bima kemarin (20/12).

Salah seorang keponakan korban bernama  I Nyoman Candra mengaku jika tidak ada kecurigaan atau firasat buruk saat korban hendak meminta ijin melakukan transaksi jual beli mobil.

Kebetulan sang paman yang pensiun dengan pangkat Aiptu ini sudah malang melintang di bisnis jual beli mobil selama 20-an tahun terakhir ini.

Selama mengeluti bisnis itu, korban dikenal sangat disiplin dan ulet. Sehingga, di hari naas itu, tidak ada sedikitpun kecurigaan akan terjadinya musibah itu.

“Paman saya baik, dia nggak ada musuh selama ini. Sejak 20-an tahun ini paman bisnis jual beli mobil dia baik dan ramah kepada pembeli,” terang I Nyoman Candra, 28, di rumah duka kemarin.

Saat meminta ijin untuk melakukan transaksi, korban pamit seperti lazimnya selama ini. Setelah melakukan transaksi, korban biasanya langsung pulang ke rumahnya.

Tapi, pada Jumat (15/12) itu, ia justru tidak muncul. Bahkan nomor ponselnya tidak aktif. “Kami sudah berupaya dengan berbagai cara mencari paman namun takdir berkata lain. Kami berharap pak polisi bisa mengusut tuntas masalah ini,” ungkapnya lagi.

Korban, kata sang keponakan, merupakan orang yang disiplin. Selama menjalankan bisnis sejak tahun 1995 silam, ia tipe yang benar-benar jadi panutan bagi anak-anak dan keluarga besarnya.

Selama menjalankan bisnis, ia pernah mengalami musibah yakni mobil dicuri oleh orang tak dikenal sampai saat ini.

Kejadian itu terjadi pada tahun 1998 silam dan para pelaku berhasil mengondol mobil Civic. “Mobilnya lenyap sampai saat ini,” ingatnya.

Sayang pada penghunjung tahun ini, nyawanya justru ‘diambil’ oleh calon pembeli mobilnya. Untuk itu, Nyoman Candra berharap, pihak berawajib serius menangani kasus ini dan segera menangkap pelakunya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/