27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 8:59 AM WIB

Disdik Sayangkan Ulah Guru Bunuh Anak, Segera Cari Guru Pengganti

MANGUPURA – Pelaku percobaan bunuh diri Ni Luh Putu Septyan Parmadani yang mengakibatkan tiga anaknya meninggal ternyata Guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) di SDN 4 Sulangai.

Pelaku diketahui guru PNS pindahan dari Gianyar. Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan olah Raga (Disdikpora) Badung Ketut Widia Astika

membenarkan Ni Luh Putu Septyan Parmadani merupakan salah seorang guru berstatus PNS di SDN 4 Sulangai, Petang. Putu Septyan ini merupakan guru pindahan dari Kabupaten Gianyar.

“Iya dia (Septyan)  guru berstatus PNS di SDN 4 Sulangai. Dia guru pindahan dari Gianyar sekitar tiga tahun lalu. Aslinya memang dari Gianyar kemudian menikah dan pindah ke Petang,” terang Widia Astika, Rabu (21/2).

Mendengar kabar buruk tersebut, birokrat asal Kerobokan akan mencarikan guru pengganti sementara agar proses belajar  di SD yang ditinggalkan tetap berjalan.

“Iya itu pasti, paling tidak guru pengganti sementara agar pembelajaran tidak terganggu. Besok (Kamis, hari ini) saya akan panggil Kepala Sekolahnya. ” terangnya.

Disinggung apa ada sanksi. Widia Astika mengakui kalau pemberian sanksi ini ranahnya  dikepolisian. Karena tindakan ini di luar sekolah atau tidak dalam proses belajar mengajar.

“Karena ranah di kepolisian, biarlah nanti pihak berwajib melakukan penyelidikan,” pungkasnya. 

MANGUPURA – Pelaku percobaan bunuh diri Ni Luh Putu Septyan Parmadani yang mengakibatkan tiga anaknya meninggal ternyata Guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) di SDN 4 Sulangai.

Pelaku diketahui guru PNS pindahan dari Gianyar. Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan olah Raga (Disdikpora) Badung Ketut Widia Astika

membenarkan Ni Luh Putu Septyan Parmadani merupakan salah seorang guru berstatus PNS di SDN 4 Sulangai, Petang. Putu Septyan ini merupakan guru pindahan dari Kabupaten Gianyar.

“Iya dia (Septyan)  guru berstatus PNS di SDN 4 Sulangai. Dia guru pindahan dari Gianyar sekitar tiga tahun lalu. Aslinya memang dari Gianyar kemudian menikah dan pindah ke Petang,” terang Widia Astika, Rabu (21/2).

Mendengar kabar buruk tersebut, birokrat asal Kerobokan akan mencarikan guru pengganti sementara agar proses belajar  di SD yang ditinggalkan tetap berjalan.

“Iya itu pasti, paling tidak guru pengganti sementara agar pembelajaran tidak terganggu. Besok (Kamis, hari ini) saya akan panggil Kepala Sekolahnya. ” terangnya.

Disinggung apa ada sanksi. Widia Astika mengakui kalau pemberian sanksi ini ranahnya  dikepolisian. Karena tindakan ini di luar sekolah atau tidak dalam proses belajar mengajar.

“Karena ranah di kepolisian, biarlah nanti pihak berwajib melakukan penyelidikan,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/