31.7 C
Jakarta
12 Desember 2024, 12:06 PM WIB

TERUNGKAP! TSK Pengganda Uang di Payangan Ternyata Baru Kalah Pilkades

GIANYAR – Dua tersangka pengganda uang, Jumairi, 57, yang mengaku-ngaku tuan guru dan Anwar, 61, selaku pencari korban kini meringkuk di Polsek Payangan.

Mereka mengakui perbuatannya menipu korban, Kamis (13/2) lalu. Tersangka Anwar beralasan sempat rugi besar karena kalah dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades).

Akhirnya tersangka memilih jalan menipu. Pelaku Jumairi yang mengaku sebagai tuan guru dari Lombok mengaku tak bisa menggandakan uang.

“Kalau bisa kan saya gandakan di rumah saja. Saya begini karena dijanjikan sama ini,” ujar Jumairi sambil menunjuk tersangka Anwar.

Sedangkan, Anwar yang mantan kepala desa di Desa Sebeneng mengaku gagal terpilih lagi pada Pilkades 2019 lalu di Jember.

“Uang saya banyak habis, sampai Rp 1 miliar. Makanya saya bingung nyari uang,” ujarnya. Akhirnya, Anwar mengambil jalan sesat.

Dia awalnya mengiming-imingi korban asal Bali, Putu Mangun. “Putu ini saya suruh nyari orang yang berduit. Awalnya ada dua orang dari Kintamani

(Bangli, red) bawa uang Rp 45 juta dan Rp 50 juta. Saya tolak, jangan. Karena sedikit. Gimana nanti baginya,” ujarnya sambil tertawa.

Akhirnya, mereka bertemu dengan korban di Bresela. “Tapi kami belum dapat apa-apa, ini aksi pertama kami gagal,” ujarnya.

Uniknya, dia pun mengimbau kepada masyarakat Bali untuk tidak percaya dengan orang tak dikenal, apalagi mengaku bisa menggandakan uang.

“Jangan percaya kalau ada yang iming-imingi gandakan uang. Supaya orang-orang kayak kami tidak bisa beraksi,” pinta Anwar dengan tangan diborgol dan berbaju orange itu.

GIANYAR – Dua tersangka pengganda uang, Jumairi, 57, yang mengaku-ngaku tuan guru dan Anwar, 61, selaku pencari korban kini meringkuk di Polsek Payangan.

Mereka mengakui perbuatannya menipu korban, Kamis (13/2) lalu. Tersangka Anwar beralasan sempat rugi besar karena kalah dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades).

Akhirnya tersangka memilih jalan menipu. Pelaku Jumairi yang mengaku sebagai tuan guru dari Lombok mengaku tak bisa menggandakan uang.

“Kalau bisa kan saya gandakan di rumah saja. Saya begini karena dijanjikan sama ini,” ujar Jumairi sambil menunjuk tersangka Anwar.

Sedangkan, Anwar yang mantan kepala desa di Desa Sebeneng mengaku gagal terpilih lagi pada Pilkades 2019 lalu di Jember.

“Uang saya banyak habis, sampai Rp 1 miliar. Makanya saya bingung nyari uang,” ujarnya. Akhirnya, Anwar mengambil jalan sesat.

Dia awalnya mengiming-imingi korban asal Bali, Putu Mangun. “Putu ini saya suruh nyari orang yang berduit. Awalnya ada dua orang dari Kintamani

(Bangli, red) bawa uang Rp 45 juta dan Rp 50 juta. Saya tolak, jangan. Karena sedikit. Gimana nanti baginya,” ujarnya sambil tertawa.

Akhirnya, mereka bertemu dengan korban di Bresela. “Tapi kami belum dapat apa-apa, ini aksi pertama kami gagal,” ujarnya.

Uniknya, dia pun mengimbau kepada masyarakat Bali untuk tidak percaya dengan orang tak dikenal, apalagi mengaku bisa menggandakan uang.

“Jangan percaya kalau ada yang iming-imingi gandakan uang. Supaya orang-orang kayak kami tidak bisa beraksi,” pinta Anwar dengan tangan diborgol dan berbaju orange itu.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/