27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 8:11 AM WIB

Asal Dari Kakak Sepupu, Pistol Dijual Untuk Biaya Kenaikan Kelas Anak

Rencana Haryanto untuk bisa mendapat uang demi bisa menyekolahkan anaknya dari menjual pistol malah berujung bui. Pria asal Dusun Onjur, RT/RW 002/008 Desa Sempolan, Kecamatan Solo, Jember, Jatim ditangkap sesaat setelah turun dari kapal di Pelabuhan Gilimanuk.

 

ANOM SUARDANA, Negara

 

Haryanto benar-benar tak pernah menyangka jika rencananya menjual pistol ke Bali malah berakhir di balik jeruji besi.

 

Bahkan akibat membawa pistol asli merek Makarov buatan Rusia dan amunisi aktif jenis caliber 9 X 17 mm tanpa dilengkapi dokumen asli maupun izin dari pihak berwenang, ia terancam hukuman berat.

 

Usai diamankan, dari pengakuannya, Haryanto mengaku jika pistol asli buatan Rusia itu diperoleh dari kakak sepupunya Almarhum Tohari.

 

Di depan penyidik, pistol itu ia peroleh dari sepupunya  dengan cara menggadai sebesar Rp 1,2 juta sekitar 5 tahun yang lalu.

 

“Saya sempat tawarkan pistol di Jawa, tetapi tidak ada yang mau membeli,”aku Haryant melas.

 

Lantaran tidak ada yang mau beli, Haryanto yang mengaku kepepet karena anaknya butuh biaya kenaikan kelas, ia pun kemudian memutuskan membawa dan hendak menjual pistol ke Bali.

 

Rencananya, kata Haryanto, pistol pemberian sepupunya itu akan dijual di Bali dengan harga Rp 2 juta. “Rencananya kalau terjual, uangnya akan  saya gunakan untuk biaya kenaikan kelas anak saya,”imbunya

 

Apes, belum sampai pistol terjual, ia justru lebih dulu ditangkap oleh petugas UKL Polsek Kawasan Laut Gilimanuk di Pos II Pintu Masuk Bali di Pelabuhan Gilimanuk.

 

Sementara itu, Kapolsek Kawasan Laut  Gilimanuk, Kompol Nyoman Subawa, melalui Kanit Reskrim AKP Komang Muliyadi, Rabu (24/4) mengatakan, setelah dibawa ke Laboratorium Foreksik (Labfor) pistol yang diamankan dipastikan jika pistol yang dibawa Haryanto bukan pistol rakitan.

 

Kata Muliyadi, kondisi pistol dengan peluru caliber 9 mm yang diamankan pada Sabtu (6/4) tersebut juga masih bagus dan sudah lama tidak pernah digunakan atau ditembakan. Sebab, dari hasil pengujian yang dilakukan tidak ditemukan residu mengandung nitrat dan saat ditembakan dengan dua butir peluru yang ditemukan bersamaan dengan pistol tersebut dapan meletuskan peluru dengan baik.

“Pistol itu belum pernah ditembakan karena tidak ditemukan tanda-tanda bekas digunakan untuk menembak. Kondisinya juga masih bagus dan saat diuji penembakan tidak ada masalah atau berfungsi dengan bak,” jelasnya.

 

 Sedangkan dua burtir peluru yang juga diamankan itu, adalah jenis peluru tajam dengan caliber 9 X 17 mm. “Pistol jenis itu  bukan senjata organic instansi tertentu. Kita masih terus dalami untuk mencari tahu asal usul pistol itu,” tukasnya.

Rencana Haryanto untuk bisa mendapat uang demi bisa menyekolahkan anaknya dari menjual pistol malah berujung bui. Pria asal Dusun Onjur, RT/RW 002/008 Desa Sempolan, Kecamatan Solo, Jember, Jatim ditangkap sesaat setelah turun dari kapal di Pelabuhan Gilimanuk.

 

ANOM SUARDANA, Negara

 

Haryanto benar-benar tak pernah menyangka jika rencananya menjual pistol ke Bali malah berakhir di balik jeruji besi.

 

Bahkan akibat membawa pistol asli merek Makarov buatan Rusia dan amunisi aktif jenis caliber 9 X 17 mm tanpa dilengkapi dokumen asli maupun izin dari pihak berwenang, ia terancam hukuman berat.

 

Usai diamankan, dari pengakuannya, Haryanto mengaku jika pistol asli buatan Rusia itu diperoleh dari kakak sepupunya Almarhum Tohari.

 

Di depan penyidik, pistol itu ia peroleh dari sepupunya  dengan cara menggadai sebesar Rp 1,2 juta sekitar 5 tahun yang lalu.

 

“Saya sempat tawarkan pistol di Jawa, tetapi tidak ada yang mau membeli,”aku Haryant melas.

 

Lantaran tidak ada yang mau beli, Haryanto yang mengaku kepepet karena anaknya butuh biaya kenaikan kelas, ia pun kemudian memutuskan membawa dan hendak menjual pistol ke Bali.

 

Rencananya, kata Haryanto, pistol pemberian sepupunya itu akan dijual di Bali dengan harga Rp 2 juta. “Rencananya kalau terjual, uangnya akan  saya gunakan untuk biaya kenaikan kelas anak saya,”imbunya

 

Apes, belum sampai pistol terjual, ia justru lebih dulu ditangkap oleh petugas UKL Polsek Kawasan Laut Gilimanuk di Pos II Pintu Masuk Bali di Pelabuhan Gilimanuk.

 

Sementara itu, Kapolsek Kawasan Laut  Gilimanuk, Kompol Nyoman Subawa, melalui Kanit Reskrim AKP Komang Muliyadi, Rabu (24/4) mengatakan, setelah dibawa ke Laboratorium Foreksik (Labfor) pistol yang diamankan dipastikan jika pistol yang dibawa Haryanto bukan pistol rakitan.

 

Kata Muliyadi, kondisi pistol dengan peluru caliber 9 mm yang diamankan pada Sabtu (6/4) tersebut juga masih bagus dan sudah lama tidak pernah digunakan atau ditembakan. Sebab, dari hasil pengujian yang dilakukan tidak ditemukan residu mengandung nitrat dan saat ditembakan dengan dua butir peluru yang ditemukan bersamaan dengan pistol tersebut dapan meletuskan peluru dengan baik.

“Pistol itu belum pernah ditembakan karena tidak ditemukan tanda-tanda bekas digunakan untuk menembak. Kondisinya juga masih bagus dan saat diuji penembakan tidak ada masalah atau berfungsi dengan bak,” jelasnya.

 

 Sedangkan dua burtir peluru yang juga diamankan itu, adalah jenis peluru tajam dengan caliber 9 X 17 mm. “Pistol jenis itu  bukan senjata organic instansi tertentu. Kita masih terus dalami untuk mencari tahu asal usul pistol itu,” tukasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/