DENPASAR-Ada yang menarik dari aksi perampokan rumah mewah yang terletak di Jalan Badak Agung Nomor 3A Denpasar, Senin (24/12) sekitar pukul 12.30.
Aksi perampokan yang disertai penyekapan itu bukan saja berhasil membawa brankas yang berisi surat-surat penting. Namun, saat beraksi, komplotan perampok bermobil yang diduga berjumlah dua orang itu juga sempat mengaku sebagai polisi.
Seperti dibenarkan Ketut Waridana, Senin (24/12). Ditemui Jawa Pos Radar Bali, pria asal Buleleng yang bekerja sebagai penjaga sekaligus sopir di rumah mewah itu mengatakan,bahwa sebelum akhirnya menjadi korban penyekapan, para pelaku sempat mengaku sebagai polisi.
Menurutnya, ucapan pelaku dengan mengaku sebagai polisi itu terjadi sesaat setelah dia masuk dan ditarik lehernya.
“Saat saya masuk, tiba-tiba leher saya ditarik. Lalu pelaku bilang “kalau mau selamat, diam. Saya polisi mau geledah narkoba,” ujar Waridana menirukan permintaan perampok.
Mendengar ancaman pelaku, korban tanpa berpikir panjang lagi mempersilahkan pelaku untuk beraksi.
Namun menurutnya, sebelum beraksi dengan menggeledah ke sejumlah ruangan, pelaku sempat meminta Waridana untuk tengkurap.
“Kemudian punggung saya diinjak dengan kaki. Tangan dan kaki saya juga diikat,”ujarnya sembari mengaku masih trauma dan merasa sakit di bagian leher dan mulut .
Bahkan lanjutnya, tak hanya mengikat tangan dan kaki Waridana, usai mengikat tangan dan kaki, pelaku juga membekap mulut dan menutup wajah Waridana dengan baju agar korban tidak melihat aksi perampok tersebut.