33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 14:05 PM WIB

Ditemukan di Kedalaman 833 Meter, KRI 402 Terbelah Jadi Tiga Bagian

DENPASAR – Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memastikan 53 awak KRI Nanggala 402 yang tenggelam di kedalaman 850 meter di perairan utara Bali telah meninggal dunia.

Prajurit Hiu Kencana – sebutan bagi awak KRI Nanggala 402 – meninggal dunia setelah badan monster laut tersebut terbelah menjadi tiga bagian.

“Terdapat bagian-bagian KRI Nanggala 402 yang terbelah,” ujar Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono sat jumpa pers di depan awak media, Minggu (25/4) petang.

Laksamana TNI Yudo Margono menegaskan, terdapat bagian belakang kapal tak berbadan tekan yang ditemukan terbelah. Kemudian kemudi horizontal dan vertikal.

“Ini badan kapal, bagian buritan kapal. Ini lepas dari badan utamanya yang berbadan tekan,” kata Laksamana TNI Yudo Margono menunjukkan bagian kapal selam.

Menurut jenderal TNI AL bintang empat tersebut, terbelahnya badan kapal diketahui berdasar pantauan KRI Rigel.

Saat itu pada pukul 01.00 Wita Minggu (25/4) dini hari, KRI Rigel mendapat kontak bawah air di sekitar posisi tenggelamnya KRI Nanggala 402.

Posisinya ada pada kedalaman 800 meter. Karena kemampuan Remotely Operated Vihicle (ROV) alias robot bawah air KRI Rigel terbatas, data yang didapat diserahkan ke kapal rescue milik Singapura, MV Swift Rescue.

Data-data tersebut akhirnya bisa diidentifkasi MV Swift Rescue pada pukul 07.37 Wita. “ROV yang dikerahkan MV Swift Rescue akhirnya mendapat kontak visual pada pukul 09.04 Wita,” kata Laksamana TNI Yudo Margono.

Kontak visual pada posisi 07 derajat 48 menit 56 detik selatan dan 114 derajat 51 menit 20 detik timur, tepatnya dari datum satu tempat tenggelamnya KRI Nanggala 402 berjarak kurang lebih

1.500 yard di selatan, pada kedalaman 838 meter terdapat bagian-bagian dari KRI Nanggala 402. “Di posisi tersebut ditemukan KRI Nanggala terbelah menjadi tiga bagian,” pungkasnya.

Sebelumnya, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam jumpa persnya di depan awak media di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Minggu (25/4) petang mengatakan, seluruh awak kapal selam buatan Jerman tersebut telah meninggal dunia.

Prajurit-prajurit terbaik itu telah gugur saat menjalankan tugas menjaga perairan Indonesia. Kepastian itu diperoleh Marsekal TNI Hadi Tjahjanto berdasar foto citra satelit bawah air menggunakan kamera.

“Berdasar bukti-bukti otentik yang didapatkan, dapat dinyatakan KRI Nanggala telah tenggelam dan seluruh awaknya telah gugur,” ujar Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Mantan KSAU ini memaparkan, beberapa bagian dari KRI Nanggala 402 juga telah ditemukan saat proses pencarian. Antara lain baju keselamatan awak kapal, kemudi vertikal belakang, jangkar, dan bagiar luar badan tekan.

“Atas nama prajurit dan keluarga besar TNI, selaku panglima saya sampaikan rasa duka cita sedalam-dalamnya kepada seluruh

keluarga prajurit yang gugur. Semoga Tuhan yang maha besar memberikan keiklasan, kesabaran dan ketabahan,” papar Panglima TNI.

DENPASAR – Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memastikan 53 awak KRI Nanggala 402 yang tenggelam di kedalaman 850 meter di perairan utara Bali telah meninggal dunia.

Prajurit Hiu Kencana – sebutan bagi awak KRI Nanggala 402 – meninggal dunia setelah badan monster laut tersebut terbelah menjadi tiga bagian.

“Terdapat bagian-bagian KRI Nanggala 402 yang terbelah,” ujar Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono sat jumpa pers di depan awak media, Minggu (25/4) petang.

Laksamana TNI Yudo Margono menegaskan, terdapat bagian belakang kapal tak berbadan tekan yang ditemukan terbelah. Kemudian kemudi horizontal dan vertikal.

“Ini badan kapal, bagian buritan kapal. Ini lepas dari badan utamanya yang berbadan tekan,” kata Laksamana TNI Yudo Margono menunjukkan bagian kapal selam.

Menurut jenderal TNI AL bintang empat tersebut, terbelahnya badan kapal diketahui berdasar pantauan KRI Rigel.

Saat itu pada pukul 01.00 Wita Minggu (25/4) dini hari, KRI Rigel mendapat kontak bawah air di sekitar posisi tenggelamnya KRI Nanggala 402.

Posisinya ada pada kedalaman 800 meter. Karena kemampuan Remotely Operated Vihicle (ROV) alias robot bawah air KRI Rigel terbatas, data yang didapat diserahkan ke kapal rescue milik Singapura, MV Swift Rescue.

Data-data tersebut akhirnya bisa diidentifkasi MV Swift Rescue pada pukul 07.37 Wita. “ROV yang dikerahkan MV Swift Rescue akhirnya mendapat kontak visual pada pukul 09.04 Wita,” kata Laksamana TNI Yudo Margono.

Kontak visual pada posisi 07 derajat 48 menit 56 detik selatan dan 114 derajat 51 menit 20 detik timur, tepatnya dari datum satu tempat tenggelamnya KRI Nanggala 402 berjarak kurang lebih

1.500 yard di selatan, pada kedalaman 838 meter terdapat bagian-bagian dari KRI Nanggala 402. “Di posisi tersebut ditemukan KRI Nanggala terbelah menjadi tiga bagian,” pungkasnya.

Sebelumnya, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam jumpa persnya di depan awak media di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Minggu (25/4) petang mengatakan, seluruh awak kapal selam buatan Jerman tersebut telah meninggal dunia.

Prajurit-prajurit terbaik itu telah gugur saat menjalankan tugas menjaga perairan Indonesia. Kepastian itu diperoleh Marsekal TNI Hadi Tjahjanto berdasar foto citra satelit bawah air menggunakan kamera.

“Berdasar bukti-bukti otentik yang didapatkan, dapat dinyatakan KRI Nanggala telah tenggelam dan seluruh awaknya telah gugur,” ujar Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Mantan KSAU ini memaparkan, beberapa bagian dari KRI Nanggala 402 juga telah ditemukan saat proses pencarian. Antara lain baju keselamatan awak kapal, kemudi vertikal belakang, jangkar, dan bagiar luar badan tekan.

“Atas nama prajurit dan keluarga besar TNI, selaku panglima saya sampaikan rasa duka cita sedalam-dalamnya kepada seluruh

keluarga prajurit yang gugur. Semoga Tuhan yang maha besar memberikan keiklasan, kesabaran dan ketabahan,” papar Panglima TNI.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/