26.1 C
Jakarta
26 April 2024, 5:24 AM WIB

Ibu yang Menyekap Bocah itu Mengaku Emosi dan Sebut Anaknya Hiperaktif

TABANAN – Urai Dita Widyastuti,40, ibu yang tega menyekap, merantai dua orang anaknya dan meninggalkannya untuk pergi ke kafe, mengakui kesalahannya. Dia mengaku emosinya meledak karena anaknya hiperaktif.

Kasus kekerasan terhadap dua orang anak yang dirantai di Jalan Walet Nomor 2, Lingkungan Banjar Gerang Pasekan, Desa Dajan Peken, Tabanan,  rupanya menjadi perhatian Bupati Tabanan. Secara mendadak Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya mendatangi Polres Tabanan, Senin (24/10/2022).

Kedatangan Bupati Tabanan yang didampingi Sekda Tabanan dan Dinas Sosial Tabanan ingin mengetahui secara langsung soal peristiwa tersebut kekerasan terhadap anak.

Saat Bupati Tabanan melihat kondisi dua anak DH, 6 dan DS, 3 di ruangan unit PPA Satreskrim Polres Tabanan. DS tampak menangis sementara DS tampak bermain.

Di sisi lain Bupati Tabanan juga melihat Ibu kedua anak Urai Dita Widyastuti dan gacoan-nya, I Made Sulendra Surya Atmaja yang sudah ditetapkan tersangka.

Tersangka Urai Dita Widyastuti mengaku asal dari Balikpapan Kalimantan Timur merantau ke Bali sejak 2015.”Saya bertemu dengan Made Sulendra baru 8 bulan dan berpacaran,” akunya.  Keduanya memang ada berencana menikah. “Saya mengakui saya salah. Saya sudah melakukan kekerasan di batas kewajaran,” ungkapnya.

“Anak saya (DH, maksudnya) agak susah, ini

Urai Dita Widyastuti (foto : juliadi/radar bali)

anak sangat hiperaktif. Saya kalut, emosi. Rencana memberikan efek jera.Saya salah melebih batas sewajarnya,” sambungnya.

Dia juga mengaku sangat menyesal atas apa yang sudah lakukan kepada anak. “Pacar sempat sembunyikan rantai. Tapi memuncak emosi kemarin tidak bisa tahan lagi,” ungkapnya.

Sementara itu Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya sangat prihatin sekali atas kejadian tersebut. “Ini viral dan heboh, belum selesai soal bencana, tambah lagi kasus ini,” ujarnya.

Bupati pun sempat bertanya soal apa yang menginpirasi soal merantai buah hatinya. Kok teganya merantai anak.“Saya emosi pak bukan terinpirasi seperti apa,” ungkapnya. Atas kejadian ini Bupati berharap kejadian ini tidak terulang lagi.

Disinggung soal nasib kedua anak tersebut Bupati mengatakan akan dilakukan pendampingan oleh dinas sosial termasuk menghilangkan rasa trauma anak. “Bisa nanti dititipkan  di yayasan atau panti. Namun proses hukum tetap berjalan untuk tersangka,” pungkasnya. (juliadi/radar bali)

 

TABANAN – Urai Dita Widyastuti,40, ibu yang tega menyekap, merantai dua orang anaknya dan meninggalkannya untuk pergi ke kafe, mengakui kesalahannya. Dia mengaku emosinya meledak karena anaknya hiperaktif.

Kasus kekerasan terhadap dua orang anak yang dirantai di Jalan Walet Nomor 2, Lingkungan Banjar Gerang Pasekan, Desa Dajan Peken, Tabanan,  rupanya menjadi perhatian Bupati Tabanan. Secara mendadak Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya mendatangi Polres Tabanan, Senin (24/10/2022).

Kedatangan Bupati Tabanan yang didampingi Sekda Tabanan dan Dinas Sosial Tabanan ingin mengetahui secara langsung soal peristiwa tersebut kekerasan terhadap anak.

Saat Bupati Tabanan melihat kondisi dua anak DH, 6 dan DS, 3 di ruangan unit PPA Satreskrim Polres Tabanan. DS tampak menangis sementara DS tampak bermain.

Di sisi lain Bupati Tabanan juga melihat Ibu kedua anak Urai Dita Widyastuti dan gacoan-nya, I Made Sulendra Surya Atmaja yang sudah ditetapkan tersangka.

Tersangka Urai Dita Widyastuti mengaku asal dari Balikpapan Kalimantan Timur merantau ke Bali sejak 2015.”Saya bertemu dengan Made Sulendra baru 8 bulan dan berpacaran,” akunya.  Keduanya memang ada berencana menikah. “Saya mengakui saya salah. Saya sudah melakukan kekerasan di batas kewajaran,” ungkapnya.

“Anak saya (DH, maksudnya) agak susah, ini

Urai Dita Widyastuti (foto : juliadi/radar bali)

anak sangat hiperaktif. Saya kalut, emosi. Rencana memberikan efek jera.Saya salah melebih batas sewajarnya,” sambungnya.

Dia juga mengaku sangat menyesal atas apa yang sudah lakukan kepada anak. “Pacar sempat sembunyikan rantai. Tapi memuncak emosi kemarin tidak bisa tahan lagi,” ungkapnya.

Sementara itu Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya sangat prihatin sekali atas kejadian tersebut. “Ini viral dan heboh, belum selesai soal bencana, tambah lagi kasus ini,” ujarnya.

Bupati pun sempat bertanya soal apa yang menginpirasi soal merantai buah hatinya. Kok teganya merantai anak.“Saya emosi pak bukan terinpirasi seperti apa,” ungkapnya. Atas kejadian ini Bupati berharap kejadian ini tidak terulang lagi.

Disinggung soal nasib kedua anak tersebut Bupati mengatakan akan dilakukan pendampingan oleh dinas sosial termasuk menghilangkan rasa trauma anak. “Bisa nanti dititipkan  di yayasan atau panti. Namun proses hukum tetap berjalan untuk tersangka,” pungkasnya. (juliadi/radar bali)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/