28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:24 AM WIB

Sisi Kelam Kasus Penyekapan Bocah di Tabanan : Tangisan Bocah Kerap Terjadi Malam Hari (3- Habis)

Nasib tragis dua bocah, DH, 6, dan DS, 3, yang disekap dan dirantai leher dan kedua kakinya oleh ibu kandungnya sendiri, Urai Dita Widyastuti, sebelumnya sudah mencurigakan. Mereka kerap menangis di malam hari.

ANDRE SULLA-JULIADI, Tabanan, Radar Bali

RUMAH di Jalan Walet Nomor 2, Lingkungan Banjar Gerang Pasekan, Desa Dajan Peken, Tabanan, sontak terkenal dalam sekejap. Saat  mengunjungi lokasi kejadian, rumah tampak sepi dalam kondisi terkunci gembok.

Hanya terparkir sebuah mobil sedan berwarna merah. Rumah dalam kondisi kotor dan tidak terawat.  Di sisi lain tetangga korban Sunardi Wahyu Putra alias Puput yang berhasil ditemui, Senin (24/10), mengaku peristiwa dua anak yang di rantai oleh ibu kandungnya terjadi Sabtu malam (22/10) sekitar pukul 07.30, saat perayaan Maulid Nabi di perumahan.

Warga mengetahui sebetulnya karena di rumah lokasi kediaman kedua anak tersebut mendadak mengalami mati lampu. “Kami sekeluarga berencana menghadiri Maulid di Masjid, namun saya dari Maghrib tidak ingin keluar rumah, karena saya nggak enak badan,” terang Pak Puput yang juga saksi melihat anak tersebut disekap dan di rantai.

Baru keluar dari pintu gerbang rumah, anak berinisial DH meminta tolong-tolong sambil menangis. Singkatnya bersama tetangga masuk kedalam rumah dengan meloncat dari pintu pagar rumah.

Begitu masuk menggunakan senter, anak inisial DH berada di luar rumah  sudah dalam kondisi di rantai bagian leher dan kedua kakinya. “Rantai dikasik gembok diikat ke kusen jendela,” aku Puput tetangga korban.

Tak hanya seorang anak inisial DS juga posisi terantai bagian leher dan kakinya. Mirisnya lagi kedua anak dirantai dalam posisi pakai pampers saja.”Dengan kejadian itu saya dan tetangga melapor ke Kelian Banjar Dinas setempat dan melapor ke Polisi dan melepaskan gembok rantai,” ungkapnya.

Puput menambahkan lokasi tempat kedua anak tersebut sebenarnya, rumah tersebut sudah 12 tahun tidak ditempati. Itu adalah rumah pribadi milik ayah kandung dari I Made Sulendra Surya Admaja yang kini berstatus gacoan  alias   pacar dari ibu kedua anak Urai Dita Widyastuti.

Keluarga dari I Made Sulendra Surya Admaja sekeluarga tinggal di Surabaya karena berbisnis di Surabaya. Sekitar dua tahun terakhir Made Sulendra pulang ke kampung halaman menempati rumahnya.

Kemudian dalam perjalanannya sekitar empat bulan barulah Made Sulendra mengajak ibu dari kedua anak Urai Dita Widyastuti tinggal di rumahnya. Meski keduanya tinggal serumah, dengan status belum menikah dan mengajak kedua anak yang dirantai, namun tetangga tidak pernah mendengar keributan.

“Kalau yang saya tahu tidak ada keributan seperti hal orang berantem tidak ada, cuma tangisan anak sering setiap malam,” aku Pak Puput . Bahkan kedua anak ini kerap kali saat siang hari bermain ketika ibunya tidak berada di rumahnya dengan kondisi pintu gerbang terkunci gembok selalu memanggil tetangga. “Keduanya meminta permen dan roti, sambil panggil warga dan tetangga yang berjalan di depan rumah. Dengan kondisi pakai pampers saja,” jelasnya.

“Mungkin kedua anak ini lapar. Bahkan istri saya sering memberikan makanan saat pulang kerja,” sambungnya.Untuk pekerjaan dari ibu kedua anak tersebut Urai Dita Widyastuti pihaknya tidak mengetahui secara pasti. Tetapi kerap kali pulang dini hari. Sedangkan Made Sulendra bekerja sebagai driver ojek online.

Apakah pernah melihat dan mendengar kedua anak ini menangis dipukul oleh ibunya. “Setahu saya hanya sekali saya lihat, DH dipukul oleh Made Sulendra. Anak itu dipukul sambil mengangkat satu kakinya,” jelasnya.

Dari  keterangan Kasat Reskrim Polres Tabanan AKP Aji Yoga Sekar menjelaskan peristiwa kekerasan anak dibawah umur yang dialami oleh DH, 6 dan DS, 3 dengan leher dan kedua kakinya dirantai itu terjadi Sabtu (22/10) sekitar pukul 20.00.

Awalnya laporan dari masyarakat masyarakat linkungan Banjar Gerang Pasekan Desa Dajan Peken Kecamatan Tabanan.”Jadi betul kita menerima informasi dari masyarakat, bahwa ada dua orang anak yang di rantai. Anak itu di rantai dalam sebuah rumah, informasinya masyarakat demikian,” kata AKP Yoga.

Berdasarkan keterangan ibu anak dikatakan AKP Yoga alasan dirantai karena ibunya mau pergi ke luar rumah. Kesal karena anaknya nakal.”Motifnya di rantai demikian, karena sang ibu merasa jengkel terhadap anaknya,” ungkapnya.

Apakah selain dirantai ada kekerasan fisik yang dilakukan oleh ibu kandung dan pacar tersangka terhadap kedua anak tersebut. Untuk memastikan kondisi itu pihaknya sudah melakukan visum terhadap anak.

Namun secara kasat mata kondisi fisik tubuh anak ada luka dan memar.Nah kepastian itu hasilnya belum bisa kami tentukan, apakah ada penganiayaan. “Kami masih menunggu hasil visum dokter dulu,” jelasnya.

Untuk ibu anak dan pacar kini masih menjalani pemeriksaan tes kejiwaan.”Sedangkan untuk kedua anak kami titipkan di rumah aman Dinas Sosial Tabanan,” pungkasnya.

Akibat perbuatannya kedua tersangka dikenakan Undang-undang 35 tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang pelindungan anak. (habis)

 

 

Nasib tragis dua bocah, DH, 6, dan DS, 3, yang disekap dan dirantai leher dan kedua kakinya oleh ibu kandungnya sendiri, Urai Dita Widyastuti, sebelumnya sudah mencurigakan. Mereka kerap menangis di malam hari.

ANDRE SULLA-JULIADI, Tabanan, Radar Bali

RUMAH di Jalan Walet Nomor 2, Lingkungan Banjar Gerang Pasekan, Desa Dajan Peken, Tabanan, sontak terkenal dalam sekejap. Saat  mengunjungi lokasi kejadian, rumah tampak sepi dalam kondisi terkunci gembok.

Hanya terparkir sebuah mobil sedan berwarna merah. Rumah dalam kondisi kotor dan tidak terawat.  Di sisi lain tetangga korban Sunardi Wahyu Putra alias Puput yang berhasil ditemui, Senin (24/10), mengaku peristiwa dua anak yang di rantai oleh ibu kandungnya terjadi Sabtu malam (22/10) sekitar pukul 07.30, saat perayaan Maulid Nabi di perumahan.

Warga mengetahui sebetulnya karena di rumah lokasi kediaman kedua anak tersebut mendadak mengalami mati lampu. “Kami sekeluarga berencana menghadiri Maulid di Masjid, namun saya dari Maghrib tidak ingin keluar rumah, karena saya nggak enak badan,” terang Pak Puput yang juga saksi melihat anak tersebut disekap dan di rantai.

Baru keluar dari pintu gerbang rumah, anak berinisial DH meminta tolong-tolong sambil menangis. Singkatnya bersama tetangga masuk kedalam rumah dengan meloncat dari pintu pagar rumah.

Begitu masuk menggunakan senter, anak inisial DH berada di luar rumah  sudah dalam kondisi di rantai bagian leher dan kedua kakinya. “Rantai dikasik gembok diikat ke kusen jendela,” aku Puput tetangga korban.

Tak hanya seorang anak inisial DS juga posisi terantai bagian leher dan kakinya. Mirisnya lagi kedua anak dirantai dalam posisi pakai pampers saja.”Dengan kejadian itu saya dan tetangga melapor ke Kelian Banjar Dinas setempat dan melapor ke Polisi dan melepaskan gembok rantai,” ungkapnya.

Puput menambahkan lokasi tempat kedua anak tersebut sebenarnya, rumah tersebut sudah 12 tahun tidak ditempati. Itu adalah rumah pribadi milik ayah kandung dari I Made Sulendra Surya Admaja yang kini berstatus gacoan  alias   pacar dari ibu kedua anak Urai Dita Widyastuti.

Keluarga dari I Made Sulendra Surya Admaja sekeluarga tinggal di Surabaya karena berbisnis di Surabaya. Sekitar dua tahun terakhir Made Sulendra pulang ke kampung halaman menempati rumahnya.

Kemudian dalam perjalanannya sekitar empat bulan barulah Made Sulendra mengajak ibu dari kedua anak Urai Dita Widyastuti tinggal di rumahnya. Meski keduanya tinggal serumah, dengan status belum menikah dan mengajak kedua anak yang dirantai, namun tetangga tidak pernah mendengar keributan.

“Kalau yang saya tahu tidak ada keributan seperti hal orang berantem tidak ada, cuma tangisan anak sering setiap malam,” aku Pak Puput . Bahkan kedua anak ini kerap kali saat siang hari bermain ketika ibunya tidak berada di rumahnya dengan kondisi pintu gerbang terkunci gembok selalu memanggil tetangga. “Keduanya meminta permen dan roti, sambil panggil warga dan tetangga yang berjalan di depan rumah. Dengan kondisi pakai pampers saja,” jelasnya.

“Mungkin kedua anak ini lapar. Bahkan istri saya sering memberikan makanan saat pulang kerja,” sambungnya.Untuk pekerjaan dari ibu kedua anak tersebut Urai Dita Widyastuti pihaknya tidak mengetahui secara pasti. Tetapi kerap kali pulang dini hari. Sedangkan Made Sulendra bekerja sebagai driver ojek online.

Apakah pernah melihat dan mendengar kedua anak ini menangis dipukul oleh ibunya. “Setahu saya hanya sekali saya lihat, DH dipukul oleh Made Sulendra. Anak itu dipukul sambil mengangkat satu kakinya,” jelasnya.

Dari  keterangan Kasat Reskrim Polres Tabanan AKP Aji Yoga Sekar menjelaskan peristiwa kekerasan anak dibawah umur yang dialami oleh DH, 6 dan DS, 3 dengan leher dan kedua kakinya dirantai itu terjadi Sabtu (22/10) sekitar pukul 20.00.

Awalnya laporan dari masyarakat masyarakat linkungan Banjar Gerang Pasekan Desa Dajan Peken Kecamatan Tabanan.”Jadi betul kita menerima informasi dari masyarakat, bahwa ada dua orang anak yang di rantai. Anak itu di rantai dalam sebuah rumah, informasinya masyarakat demikian,” kata AKP Yoga.

Berdasarkan keterangan ibu anak dikatakan AKP Yoga alasan dirantai karena ibunya mau pergi ke luar rumah. Kesal karena anaknya nakal.”Motifnya di rantai demikian, karena sang ibu merasa jengkel terhadap anaknya,” ungkapnya.

Apakah selain dirantai ada kekerasan fisik yang dilakukan oleh ibu kandung dan pacar tersangka terhadap kedua anak tersebut. Untuk memastikan kondisi itu pihaknya sudah melakukan visum terhadap anak.

Namun secara kasat mata kondisi fisik tubuh anak ada luka dan memar.Nah kepastian itu hasilnya belum bisa kami tentukan, apakah ada penganiayaan. “Kami masih menunggu hasil visum dokter dulu,” jelasnya.

Untuk ibu anak dan pacar kini masih menjalani pemeriksaan tes kejiwaan.”Sedangkan untuk kedua anak kami titipkan di rumah aman Dinas Sosial Tabanan,” pungkasnya.

Akibat perbuatannya kedua tersangka dikenakan Undang-undang 35 tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang pelindungan anak. (habis)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/