26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 3:48 AM WIB

TKP Leteh, Netralisir, Desa Adat Riang Gede Penebel Gelar Pecaruan

TABANAN – Kasus pembunuhan yang menewaskan seorang dokter hewan bernama I Made Kompyang Artawan, 47,

tidak hanya menyisakan luka yang mendalam bagi keluarga korban, tapi juga bagi warga yang ada di Desa Adat Riang Gede, Penebel.

Pasalnya peristiwa berdarah di desa ini baru pertama kali kali terjadi. Tragisnya, aksi sadis itu terjadi di jalan desa.

Agar kejadian tersebut tidak terulang kembali dan warga desa bisa hidup tentram, aman rukun dan damai dalam kehidupan bertetangga, pihak desa melalui prajuru desa

dan Desa Adat Riang Gede, Penebel, Tabanan, menggelar proses ritual pecaruan di TKP penusukan di Jalan Desa di Banjar Darma Kelod, Desa Riang Gede, Tabanan, Kamis kemarin (25/3).

Ritual pecaruan ini digelar bertujuan untuk proses pembersihan atau netralisir wilayah Desa Riang Gede khususnya Banjar Darma Kelod

pasca peristiwa penusukan yang menewaskan drh. I Made Kompyang Artawan yang dibunuh Ida Bagus Alit Surya Ambara, 41 tetangga dari korban.

Perbekel Desa Riang Gede, Dewa Putu Suraga, mengatakan, pasca peristiwa tersebut, secara umum kondisi di wilayah Desa Riang Gede terpantau kondusif.

“Secara umum kondisi wilayah kita di desa masih kondusif. Kita harapkan juga tidak ada hal lain yang tidak kita inginkan kedepannya,” kata Dewa Suraga.

Dia melanjutkan, pasca kejadian tersebut pihak pemuka agama sudah melaksanakan rapat dan disepakati hari ini yang bertepatan Kajeng Kliwon dilaksanakan pecaruan di areal TKP.

Ritual ini diharapkan bisa menetralisir wilayah. “Kita berharap upacara ritual pecaruan secara niskala ini nantinya bisa mengembalikan bayu,

sabda, idep dan juga menetralisir wilayah. Sehingga kondisi dan aktivitas warga kita kembali normal,” ucapnya.

Kata dia, untuk upacara pengabenan korban akan dilaksanakan pada Rabu 31 Maret 2021 mendatang di Setra setempat di Banjar Darma.

TABANAN – Kasus pembunuhan yang menewaskan seorang dokter hewan bernama I Made Kompyang Artawan, 47,

tidak hanya menyisakan luka yang mendalam bagi keluarga korban, tapi juga bagi warga yang ada di Desa Adat Riang Gede, Penebel.

Pasalnya peristiwa berdarah di desa ini baru pertama kali kali terjadi. Tragisnya, aksi sadis itu terjadi di jalan desa.

Agar kejadian tersebut tidak terulang kembali dan warga desa bisa hidup tentram, aman rukun dan damai dalam kehidupan bertetangga, pihak desa melalui prajuru desa

dan Desa Adat Riang Gede, Penebel, Tabanan, menggelar proses ritual pecaruan di TKP penusukan di Jalan Desa di Banjar Darma Kelod, Desa Riang Gede, Tabanan, Kamis kemarin (25/3).

Ritual pecaruan ini digelar bertujuan untuk proses pembersihan atau netralisir wilayah Desa Riang Gede khususnya Banjar Darma Kelod

pasca peristiwa penusukan yang menewaskan drh. I Made Kompyang Artawan yang dibunuh Ida Bagus Alit Surya Ambara, 41 tetangga dari korban.

Perbekel Desa Riang Gede, Dewa Putu Suraga, mengatakan, pasca peristiwa tersebut, secara umum kondisi di wilayah Desa Riang Gede terpantau kondusif.

“Secara umum kondisi wilayah kita di desa masih kondusif. Kita harapkan juga tidak ada hal lain yang tidak kita inginkan kedepannya,” kata Dewa Suraga.

Dia melanjutkan, pasca kejadian tersebut pihak pemuka agama sudah melaksanakan rapat dan disepakati hari ini yang bertepatan Kajeng Kliwon dilaksanakan pecaruan di areal TKP.

Ritual ini diharapkan bisa menetralisir wilayah. “Kita berharap upacara ritual pecaruan secara niskala ini nantinya bisa mengembalikan bayu,

sabda, idep dan juga menetralisir wilayah. Sehingga kondisi dan aktivitas warga kita kembali normal,” ucapnya.

Kata dia, untuk upacara pengabenan korban akan dilaksanakan pada Rabu 31 Maret 2021 mendatang di Setra setempat di Banjar Darma.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/