27.1 C
Jakarta
22 November 2024, 1:28 AM WIB

Bukan Meledak, KSAL Sebut KRI Nanggala 402 Alami Keretakan

DENPASAR – Teka-teki penyebab KRI Nanggala 402 tenggelam di kedalaman 833 meter di perairan Bali Utara, Rabu (21/4) lalu mulai terkuak.

Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono di Base Ops Lanud Ngurah Rai kemarin petang menyatakan, armada satuan Hiu Kencana bukan meledak, tapi lebih pada terjadinya keretakan pada badan kapal.

Laksamana TNI Yudo menjelaskan, indikasi terjadinya keretakan pada KRI Nanggala-402 setelah ditemukannya sejumlah barang yang diduga berasal dari kapal selam tersebut yang naik ke permukaan laut.

Penyebab keretakan pada KRI Nanggala-402 adalah tenggelamnya kapal tersebut hingga melebihi jangkauan kedalaman maksimal.

 “Sesuai spesifikasi pabrikan, KRI Nanggala-402 dapat menyelam pada kedalaman 250-500 meter, tapi kenyataannya jatuh di kedalaman 800 meter lebih yang tekanan airnya sangat kuat,” ujar Laksamana TNI Yudo Margono.

Jenderal bintang empat TNI AL itu juga memastikan, insiden tersebut bukan karena human error, melainkan masalah alam.

“Untuk memastikannya masih perlu penyelidikan lebih lanjut,” katanya. Mabes TNI, kata dia, masih berupaya mengangkat bangkai kapal selam dengan berbagai cara untuk dievakuasi ke Surabaya, Jawa Timur.

Seperti diberitakan, robot bawah air yang diterjunkan armada Singapura MV Swift Rescue mendapatkan kontak visual KRI Nanggala 402 pada posisi 07 derajat-48 menit-56 detik selatan dan 114 derajat-51 menit-20 detik timur.

Tepatnya dari datum 1 tempat tenggelamnya KRI Nanggala yang berjarak kurang lebih 1.500 yard di selatan, pada kedalaman 833 meter.

“KRI Nanggala 402 ditemukan terbelah menjadi tiga bagian. Terdapat bagian yang terlepas dari badan utama kapal,

kemudian terdapat bagian belakang kapal tak berbadan tekan, selanjutnya kemudi horizontal dan vertikal,” papar Laksamana TNI Yudo Margono. 

DENPASAR – Teka-teki penyebab KRI Nanggala 402 tenggelam di kedalaman 833 meter di perairan Bali Utara, Rabu (21/4) lalu mulai terkuak.

Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono di Base Ops Lanud Ngurah Rai kemarin petang menyatakan, armada satuan Hiu Kencana bukan meledak, tapi lebih pada terjadinya keretakan pada badan kapal.

Laksamana TNI Yudo menjelaskan, indikasi terjadinya keretakan pada KRI Nanggala-402 setelah ditemukannya sejumlah barang yang diduga berasal dari kapal selam tersebut yang naik ke permukaan laut.

Penyebab keretakan pada KRI Nanggala-402 adalah tenggelamnya kapal tersebut hingga melebihi jangkauan kedalaman maksimal.

 “Sesuai spesifikasi pabrikan, KRI Nanggala-402 dapat menyelam pada kedalaman 250-500 meter, tapi kenyataannya jatuh di kedalaman 800 meter lebih yang tekanan airnya sangat kuat,” ujar Laksamana TNI Yudo Margono.

Jenderal bintang empat TNI AL itu juga memastikan, insiden tersebut bukan karena human error, melainkan masalah alam.

“Untuk memastikannya masih perlu penyelidikan lebih lanjut,” katanya. Mabes TNI, kata dia, masih berupaya mengangkat bangkai kapal selam dengan berbagai cara untuk dievakuasi ke Surabaya, Jawa Timur.

Seperti diberitakan, robot bawah air yang diterjunkan armada Singapura MV Swift Rescue mendapatkan kontak visual KRI Nanggala 402 pada posisi 07 derajat-48 menit-56 detik selatan dan 114 derajat-51 menit-20 detik timur.

Tepatnya dari datum 1 tempat tenggelamnya KRI Nanggala yang berjarak kurang lebih 1.500 yard di selatan, pada kedalaman 833 meter.

“KRI Nanggala 402 ditemukan terbelah menjadi tiga bagian. Terdapat bagian yang terlepas dari badan utama kapal,

kemudian terdapat bagian belakang kapal tak berbadan tekan, selanjutnya kemudi horizontal dan vertikal,” papar Laksamana TNI Yudo Margono. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/